40 Juta Orang Asia Tenggara Gunakan Internet Pertama Kali Saat Pandemi

Jum'at, 13 November 2020 - 23:09 WIB
loading...
40 Juta Orang Asia Tenggara Gunakan Internet Pertama Kali Saat Pandemi
Ilustrasi sosial media. FOTO/ IST
A A A
JAKARTA - Selama lima tahun terakhir, ekonomi internet Asia Tenggara telah mengalami pertumbuhan dan perubahan yang luar biasa. Tapi pada 2020 ini menandai sebuah perubahan besar. (Baca Juga: Frustrasi karena Argentina Batal Menang, Messi Perlihatkan Sisi Gelap )

Pernyataan itu merupakan bagian dari laporan terbaru Google, Temasek, dan Bain & Company.
(Baca Juga: Pochettino Masih Akan Menganggur, MU Tolak Pecat Solskjaer )

Berdasarkan laporan berjudul "At Full Velocity: Resilient and Racing Ahead" tersebut, pandemi Covid-19 telah membuat penggunaan internet di wilayah Asia Tenggara semakin besar, bahkan dari yang pernah terjadi sebelumnya.

Sejak awal tahun, 40 juta orang di Asia Tenggara telah terhubung ke internet untuk pertama kalinya, dibandingkan dengan 10 juta pada 2019 dan 100 juta antara 2015 dan 2019.

Lonjakan jumlah pengguna layanan berbasis teknologi internet juga meningkat di sejumlah sektor hingga 30 persen, terutama di edukasi, bahan makanan, dan pinjaman.

Delapan dari sepuluh orang di seluruh wilayah mengatakan teknologi membantu mereka melewati pandemi ini dan mereka menggunakan internet dengan berbagai alasan.

Pandemi ini juga menyebabkan permintaan dan akses ke layanan digital terus meluas di luar kota-kota terbesar di Asia Tenggara.

Di Indonesia, Malaysia, dan Filipina, lebih dari separuh orang yang baru mengenal layanan digital tinggal di wilayah non-metropolitan.

"Ini merupakan kemajuan yang menggembirakan, mengingat kesenjangan digital perkotaan-pedesaan adalah salah satu tantangan utama yang disoroti selama beberapa tahun terakhir," ujar Stephanie Davis Vice President Google Southeast Asia dilansir dari blog resmi Google, Jumat (13/11/2020).

Sektor e-commerce mencatat pertumbuhan paling cepat selama masa pandemi ini. Laporan tersebut menyebut bahwa transaksi e-commerce mencapai USD 62 miliar di tahun ini, dan diprediksi mencapai USD 172 miliar pada 2025.

Layanan finansial digital juga makin penting di wilayah Asia Tenggara, mengingat transaksi tunai berkurang dari 48 persen saat sebelum pandemi dan kini menjadi 37 persen usai pandemi.

Oleh sebab itu, laporan mencatat nilai transaksi tahunan pembayaran digital di seluruh Asia Tenggara akan mencapai USD 1.2 triliun pada 2025. Di sisi lain, pertumbuhan layanan edutech dan health-tech juga meningkat pesat.

Pada puncak pandemi, aplikasi layanan kesehatan digunakan empat kali lebih banyak daripada sebelum pandemi dan pemasangan aplikasi teknologi pendidikan meningkat tiga kali lipat.

COVID-19 telah mengubah kehidupan sehari-hari orang Asia Tenggara secara mendasar. Adopsi digital yang diproyeksikan akan terjadi selama beberapa tahun semakin cepat.

Dan dengan banyaknya populasi anak muda yang beragam, serta sejumlah perusahaan rintisan atau startup berbakat, Asia Tenggara disebut dapat membantu membentuk masa depan teknologi di Asia-Pasifik dan sekitarnya.

"Seperti di tempat lain di dunia, Asia Tenggara menghadapi tantangan yang signifikan dalam membangun kembali dari pandemi — tetapi ada peluang besar jika kita dapat membantu kawasan ini mewujudkan potensinya," tutur Davis.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1377 seconds (0.1#10.140)