Xiaomi Rilis Pembaruan Browser untuk Tangkis Dugaan Pengumpulan Data
loading...
A
A
A
BEIJING - Xiaomi meluncurkan pembaruan untuk tiga aplikasi browser-nya, yakni Mi Browser, Mi Browser Pro, dan Mint Browser.
Dikutip dari Cnet, Rabu (6/5/2020), dalam blog resminya Xiaomi menyebut pembaruan ini memungkinkan pengguna untuk menonaktifkan pengumpulan data saat berada di mode incognito. Pembaruan ini telah digulirkan lewat Google Play Store.
"Kami percaya fungsionalitas ini, dikombinasikan dengan pendekatan kami untuk mengelola data agregat dalam bentuk yang tidak dapat diidentifikasi, melampaui persyaratan hukum apapun dan menunjukkan komitmen perusahaan terhadap privasi pengguna," tulis Xiaomi.
Rilis pembaruan perangkat lunak itu muncul setelah sebuah laporan Forbes yang diterbitkan Kamis lalu menimbulkan kekhawatiran tentang penggunaan data pribadi oleh vendor asal China tersebut.
Xiaomi dituding mengumpulkan informasi tentang aplikasi yang digunakan dan data yang dibuka di perangkat. Laporan itu mengutip beberapa peneliti keamanan, termasuk Gabi Cirling yang mengatakan peramban default Xiaomi pada Redmi Note 8-nya, mencatat semua situs yang dikunjungi, termasuk permintaan mesin pencari.
Praktik itu bahkan masih berjalan ketika dia menggunakan mode incognito. Laporan itu melanjutkan ke detail bahwa data pengguna dikirim ke server di Rusia dan Singapura.
Xiaomi diketahui membantah tudingan tersebut. Mereka mengatakan telah menuruti hukum dan regulasi perlindungan privasi pengguna di negara-negara tempat mereka beroperasi.
Dikutip dari Cnet, Rabu (6/5/2020), dalam blog resminya Xiaomi menyebut pembaruan ini memungkinkan pengguna untuk menonaktifkan pengumpulan data saat berada di mode incognito. Pembaruan ini telah digulirkan lewat Google Play Store.
"Kami percaya fungsionalitas ini, dikombinasikan dengan pendekatan kami untuk mengelola data agregat dalam bentuk yang tidak dapat diidentifikasi, melampaui persyaratan hukum apapun dan menunjukkan komitmen perusahaan terhadap privasi pengguna," tulis Xiaomi.
Rilis pembaruan perangkat lunak itu muncul setelah sebuah laporan Forbes yang diterbitkan Kamis lalu menimbulkan kekhawatiran tentang penggunaan data pribadi oleh vendor asal China tersebut.
Xiaomi dituding mengumpulkan informasi tentang aplikasi yang digunakan dan data yang dibuka di perangkat. Laporan itu mengutip beberapa peneliti keamanan, termasuk Gabi Cirling yang mengatakan peramban default Xiaomi pada Redmi Note 8-nya, mencatat semua situs yang dikunjungi, termasuk permintaan mesin pencari.
Praktik itu bahkan masih berjalan ketika dia menggunakan mode incognito. Laporan itu melanjutkan ke detail bahwa data pengguna dikirim ke server di Rusia dan Singapura.
Xiaomi diketahui membantah tudingan tersebut. Mereka mengatakan telah menuruti hukum dan regulasi perlindungan privasi pengguna di negara-negara tempat mereka beroperasi.
(iqb)