Kominfo Bantah Pengakuan Vendor Tak Bisa Daftarkan IMEI Ponsel Baru
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyangkal kabar bahwa mesin CEIR ( Central Equipment Identity Register ) penuh. Dampaknya, CEIR tidak bisa lagi menampung data IMEI (International Mobile Equipment Identity) ponsel keluaran terbaru. (Baca juga: Vendor Ngaku Kesulitan Daftarkan IMEI Ponsel Baru ke Pemerintah )
"Tidak benar, sistem CEIR sudah bisa memasukkan IMEI baru," kata Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kominfo, Ismail, kepada SINDOnews melalui pesan singkat, Sabtu (10/10/2020).
Lebih lanjut Ismail menjelaskan, pihaknya sedang menunggu daftar dari Kementerian Perindustrian yang saat ini sedang meneliti jumlah IMEI yang benar-benar akan direalisasikan di pasar.
"Kami menunggu daftarnya dari Kemenperin yang sekarang sudah meneliti jumlah IMEI yang benar-benar akan direalisasikan di pasar," tuturnya.
Dikabarkan sebelumnya, salah satu vendor ponsel nasional, Mito, mengeluhkan beberapa perangkat ponsel yang beredar di pasaran terblokir dan tak mendapatkan layanan seluler.
Tak hanya itu, sejak 15 September 2020, semua tanda pendaftaran produk (TPP) tidak bisa masuk ke sistem CEIR sebagai pusat pengolahan IMEI. "Kondisi ini sangat berdampak terhadap kelangsungan industri ponsel. Kami bisa terkena resesi lebih cepat jika sistem ini tidak cepat diperbaiki. Padahal ponsel kami resmi. Semestinya tidak terblokir,” ungkap CEO Mito Mobile, Hansen.
Jika persoalan ini terus berlanjut dan tak kunjung ada solusi cepat, pihaknya mengkhawatirkan terjadi tsunami di industri ponsel. (Baca juga: Inka Lanjutkan Proyek Bangun PLTS di Kongo Meski Pandemi )
"Tidak benar, sistem CEIR sudah bisa memasukkan IMEI baru," kata Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kominfo, Ismail, kepada SINDOnews melalui pesan singkat, Sabtu (10/10/2020).
Lebih lanjut Ismail menjelaskan, pihaknya sedang menunggu daftar dari Kementerian Perindustrian yang saat ini sedang meneliti jumlah IMEI yang benar-benar akan direalisasikan di pasar.
"Kami menunggu daftarnya dari Kemenperin yang sekarang sudah meneliti jumlah IMEI yang benar-benar akan direalisasikan di pasar," tuturnya.
Dikabarkan sebelumnya, salah satu vendor ponsel nasional, Mito, mengeluhkan beberapa perangkat ponsel yang beredar di pasaran terblokir dan tak mendapatkan layanan seluler.
Tak hanya itu, sejak 15 September 2020, semua tanda pendaftaran produk (TPP) tidak bisa masuk ke sistem CEIR sebagai pusat pengolahan IMEI. "Kondisi ini sangat berdampak terhadap kelangsungan industri ponsel. Kami bisa terkena resesi lebih cepat jika sistem ini tidak cepat diperbaiki. Padahal ponsel kami resmi. Semestinya tidak terblokir,” ungkap CEO Mito Mobile, Hansen.
Jika persoalan ini terus berlanjut dan tak kunjung ada solusi cepat, pihaknya mengkhawatirkan terjadi tsunami di industri ponsel. (Baca juga: Inka Lanjutkan Proyek Bangun PLTS di Kongo Meski Pandemi )
(iqb)