Waspada Phising Dana Bantuan Korban Pandemi COVID-19
loading...
A
A
A
MENLO PARK - Awal tahun ini, sebagai cara untuk membantu bisnis yang terdampak pandemi COVID-19, Facebook mengumumkan bantuan sebesar USD 100 juta untuk bisnis kecil..(Baca juga: Studi 35 Tahun: Kekebalan Manusia Terhadap Virus Corona hanya Sebentar )
Namun analis Kaspersky menunjukan bahwa saat berita tersebut mulai naik ke media, ada oknum tidak bertanggung jawab yang mulai mengeksploitasi dan menjadikannya sebagai umpan penipuan.(Baca juga: Bupati Semarang Dipecat, Gerbong PDIP Bulat Dukung Ngebas )
Triknya sederhana, para penipu menyajikan berita seolah-olah Facebook membagikan uang kepada semua pengguna jejaring sosial yang terkena COVID-19.
Sampel yang terdeteksi oleh Kaspersky menunjukkan, calon korban melihat artikel - yang tampaknya berasal dari media terkemuka - dan mengklaim bahwa Facebook memberikan bantuan kepada para pengguna yang terkena dampak COVID-19, lengkap dengan tautan untuk pengajuan.
Meskipun, tentu saja, ini tidak akan memberikan bantuan yang dimaksud. Informasi yang dikumpulkan memungkinkan para penipu mendapatkan akses akun Facebook korban mereka dan menggunakannya dengan berbagai cara untuk tujuan berbahaya.
Misalnya untuk mengelabui rekan dan teman-teman dan
menanyakan sejumlah uang kepada mereka dan bahkan untuk mencuri identitas korbannya.
Setelah para calon korban mengklik tautan berita, mereka akan dibawa ke portal lain yang juga terkait
dengan “amal”.
URL-nya tidak akan mengandung facebook.com, jadi jelas tidak ada hubungannya dengan Facebook.
Namun demikian, untuk penerimaan, situs tersebut memerlukan lebih banyak informasi, yang seharusnya untuk memverifikasi akun, seperti alamat korban, nomor jaminan sosial (untuk warga AS), dan bahkan pemindaian kedua sisi kartu identitas.
Saat formulir diserahkan, situs menampilkan pesan konfirmasi bahwa permintaan tersebut telah diterima.
Pakar keamanan di Kaspersky, Vladislav Tushkanov, mengatakan, agar tetap aman dari skema phising seperti ini, masyarakat harus cermat membuka URL situs yang dikunjungi.
Jangan pernah memasukkan informasi pribadi pada situs yang mencurigakan. Perhatikan juga tata bahasa serta tata letak pada halaman web.
"Penting untuk selalu mewaspadai segala bentuk permintaan yang menginginkan informasi pribadi. Aturan sederhana
seperti ini dapat menyelamatkan data pribadi Anda,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/10/2020).
Namun analis Kaspersky menunjukan bahwa saat berita tersebut mulai naik ke media, ada oknum tidak bertanggung jawab yang mulai mengeksploitasi dan menjadikannya sebagai umpan penipuan.(Baca juga: Bupati Semarang Dipecat, Gerbong PDIP Bulat Dukung Ngebas )
Triknya sederhana, para penipu menyajikan berita seolah-olah Facebook membagikan uang kepada semua pengguna jejaring sosial yang terkena COVID-19.
Sampel yang terdeteksi oleh Kaspersky menunjukkan, calon korban melihat artikel - yang tampaknya berasal dari media terkemuka - dan mengklaim bahwa Facebook memberikan bantuan kepada para pengguna yang terkena dampak COVID-19, lengkap dengan tautan untuk pengajuan.
Meskipun, tentu saja, ini tidak akan memberikan bantuan yang dimaksud. Informasi yang dikumpulkan memungkinkan para penipu mendapatkan akses akun Facebook korban mereka dan menggunakannya dengan berbagai cara untuk tujuan berbahaya.
Misalnya untuk mengelabui rekan dan teman-teman dan
menanyakan sejumlah uang kepada mereka dan bahkan untuk mencuri identitas korbannya.
Setelah para calon korban mengklik tautan berita, mereka akan dibawa ke portal lain yang juga terkait
dengan “amal”.
URL-nya tidak akan mengandung facebook.com, jadi jelas tidak ada hubungannya dengan Facebook.
Namun demikian, untuk penerimaan, situs tersebut memerlukan lebih banyak informasi, yang seharusnya untuk memverifikasi akun, seperti alamat korban, nomor jaminan sosial (untuk warga AS), dan bahkan pemindaian kedua sisi kartu identitas.
Saat formulir diserahkan, situs menampilkan pesan konfirmasi bahwa permintaan tersebut telah diterima.
Pakar keamanan di Kaspersky, Vladislav Tushkanov, mengatakan, agar tetap aman dari skema phising seperti ini, masyarakat harus cermat membuka URL situs yang dikunjungi.
Jangan pernah memasukkan informasi pribadi pada situs yang mencurigakan. Perhatikan juga tata bahasa serta tata letak pada halaman web.
"Penting untuk selalu mewaspadai segala bentuk permintaan yang menginginkan informasi pribadi. Aturan sederhana
seperti ini dapat menyelamatkan data pribadi Anda,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/10/2020).
(wbs)