Tutup BLANJA.com, Langkah Telkom Dinilai Tepat Beralih ke Bisnis eCommerce
loading...
A
A
A
JAKARTA - Langkah Telkom Indonesia dalam beralih strategi di bisnis eCommerce dengan fokus pada segmen korporasi dan UMKM serta menutup operasional dari marketplace retail BLANJA.com dinilai sudah tepat jika dilihat dari aspek bisnis dan keuangan.
BACA JUGA - Jam Tangan Misterius Kurt Cobain yang Tak Banyak Orang Tahu
Demikian rangkuman dari sejumlah pendapat para pengamat ekonomi digital seperti Ignatius Untung, Daniel Tumiwa, Doni Ismanto Darwin, dan Luke Syamlan yang dihubungi secara terpisah.
. BACA JUGA - Cara Cek BLT Gaji di Bawah Rp5 Juta Lewat WhatsApp dan SMS
"Sebagai listed company itu hal yang wajar dilakukan Telkom karena ada pertanggungjawaban ke investor dari setiap aksi korporasinya. Saya lihat investor quite happy dengan aksi korporasi itu karena sehari setelah diumumkan saham Telkom sempat naik," ulas Pendiri aplikasi trading saham Teman Trader Luke Syamlan.
Menurut Pengamat Ekonomi Digital Ignatius Untung jika dilihat kategori di mana BLANJA.com bermain memang ramai dan ketat persaingannya.
"Totalnya ada 10 pemain lebih, di mana 5 di antaranya sudah cukup dominan dan butuh investasi besar untuk mengejarnya. Jadi dugaan saya Telkom berhitung dan mendapatkan hasilnya bahwa investasi di bidang itu Return On Investment (ROI) tidak sebaik ketika mereka masuk ke segment Business to Business (B2B) yang lebih sedikit pemainnya," ulasnya.
Diprediksinya dengan kekuatan Telkom bersama anak perusahaan, hubungan baik sesama BUMN dan akses ke pemerintah membuat bisnis B2B dan Business to Government (B2G) menjadi hitungan yang lebih masuk akal untuk operator tersebut.
"Saya melihat langkah keluar dari market Customer to Customer (C2C) marketplace ini bukan masalah mampu atau tidak mampu. Telkom dan ebay sebagai induknya BLANJA punya uang untuk bisa bersaing. Hanya saja bisnis pada akhirnya kan tetang mana yang hitungannya lebih baik," katanya.
Sedangkan Pengamat Ekonomi Digital lainnya Daniel Tumiwa mengakui langkah Telkom sudah tepat menutup BLANJA. "Bagus, karena late comer yang tidak berhasil atau gagal cari pendanaan pasti akan tutup. Platform eCommerce sudah tutup untuk pemain baru, sudah terlalu mahal untuk masuk. Nanti akan ada koreksi lagi di pasar," prediksinya.
BACA JUGA - Jam Tangan Misterius Kurt Cobain yang Tak Banyak Orang Tahu
Demikian rangkuman dari sejumlah pendapat para pengamat ekonomi digital seperti Ignatius Untung, Daniel Tumiwa, Doni Ismanto Darwin, dan Luke Syamlan yang dihubungi secara terpisah.
. BACA JUGA - Cara Cek BLT Gaji di Bawah Rp5 Juta Lewat WhatsApp dan SMS
"Sebagai listed company itu hal yang wajar dilakukan Telkom karena ada pertanggungjawaban ke investor dari setiap aksi korporasinya. Saya lihat investor quite happy dengan aksi korporasi itu karena sehari setelah diumumkan saham Telkom sempat naik," ulas Pendiri aplikasi trading saham Teman Trader Luke Syamlan.
Menurut Pengamat Ekonomi Digital Ignatius Untung jika dilihat kategori di mana BLANJA.com bermain memang ramai dan ketat persaingannya.
"Totalnya ada 10 pemain lebih, di mana 5 di antaranya sudah cukup dominan dan butuh investasi besar untuk mengejarnya. Jadi dugaan saya Telkom berhitung dan mendapatkan hasilnya bahwa investasi di bidang itu Return On Investment (ROI) tidak sebaik ketika mereka masuk ke segment Business to Business (B2B) yang lebih sedikit pemainnya," ulasnya.
Diprediksinya dengan kekuatan Telkom bersama anak perusahaan, hubungan baik sesama BUMN dan akses ke pemerintah membuat bisnis B2B dan Business to Government (B2G) menjadi hitungan yang lebih masuk akal untuk operator tersebut.
"Saya melihat langkah keluar dari market Customer to Customer (C2C) marketplace ini bukan masalah mampu atau tidak mampu. Telkom dan ebay sebagai induknya BLANJA punya uang untuk bisa bersaing. Hanya saja bisnis pada akhirnya kan tetang mana yang hitungannya lebih baik," katanya.
Sedangkan Pengamat Ekonomi Digital lainnya Daniel Tumiwa mengakui langkah Telkom sudah tepat menutup BLANJA. "Bagus, karena late comer yang tidak berhasil atau gagal cari pendanaan pasti akan tutup. Platform eCommerce sudah tutup untuk pemain baru, sudah terlalu mahal untuk masuk. Nanti akan ada koreksi lagi di pasar," prediksinya.