Ilmuwan Ungkap Aktivitas Otak Manusia Menjelang Ajal di Depan Mata
loading...
![Ilmuwan Ungkap Aktivitas...](https://pict.sindonews.net/webp/732/pena/news/2025/02/10/613/1527955/ilmuwan-ungkap-aktivitas-otak-manusia-menjelang-ajal-di-depan-mata-oae.webp)
Aktivitas Otak Manusia Menjelang Ajal. FOTO/ DOK DAILY
A
A
A
JAKARTA - Sekelompok ilmuwan untuk pertama kalinya berhasil mengamati aktivitas otak manusia saat proses kematian terjadi.
BACA JUGA - Kelompok Sufi, Ketika Kematian Bukan Kematian, dan Kamar Pinjaman
Mereka menemukan bahwa fenomena ini memang nyata, dan menyebutnya sebagai “kilasan hidup di depan mata”. Temuan ini memperkuat kesaksian banyak orang yang pernah mengalami pengalaman mendekati kematian (NDE Near Death Experience).
Menurut laporan Daily Mail, penelitian ini dipimpin oleh dr. Ajmal Zemmar dari Universitas Louisville, AS dan dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Aging Neuroscience pada tahun 2022.
Tim peneliti mengamati seorang pasien lansia berusia 87 tahun yang menderita epilepsi di Kanada. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, aktivitas otak manusia dalam proses kematian berhasil direkam. Hasilnya menunjukkan adanya gelombang otak yang mirip dengan “pemutaran ulang memori”, seolah-olah seseorang sedang mengalami kilasan hidup sebelum meninggal.
Sebagai seorang ahli bedah saraf, dr. Zemmar dan timnya memonitor aktivitas otak pasien selama 900 detik sebelum dan sesudah kematian. Mereka secara khusus fokus pada 30 detik sebelum dan sesudah jantung berhenti berdetak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun jantung pasien telah berhenti berdetak, gelombang otak yang terkait dengan ingatan tetap aktif. Bahkan, gelombang gamma, yang bertanggung jawab atas fungsi kognitif tingkat tinggi, mengalami peningkatan secara drastis.
Hipotesis pertama: Kurangnya oksigen di otak menyebabkan neuron melepaskan sinyal secara tidak terkendali, sehingga memunculkan kembali memori-memori masa lalu.
Hipotesis kedua: Ketika seseorang menghadapi ancaman kematian, amigdala bagian otak yang berperan dalam pemrosesan emosi dan memori—memicu pelepasan ingatan lama, menyebabkan seseorang mengalami kilasan hidup dalam beberapa detik terakhirnya.
Implikasi Medis dan Etis dari Temuan Ini
Penelitian ini memberikan bukti nyata bahwa otak manusia masih aktif bahkan setelah jantung berhenti. Temuan ini juga sejalan dengan pengalaman mendekati kematian yang sering dilaporkan oleh pasien yang pernah berada di ambang kematian.
Dr. Zemmar menegaskan bahwa penelitian ini menantang pemahaman kita tentang kapan sebenarnya kehidupan berakhir.
Saat ini, organ seseorang biasanya didonorkan setelah jantung berhenti berdetak, namun jika otak masih aktif setelah kematian, apakah ada waktu terbaik untuk melakukan transplantasi? Penemuan ini berpotensi mengubah kebijakan medis global terkait waktu kematian dan donasi organ.
Tubuh manusia menyimpan banyak rahasia, dan kematian bukanlah akhir menuju kehampaan.
Dari mitologi, kepercayaan spiritual, hingga penelitian ilmiah, banyak bukti yang menunjukkan bahwa ada lebih banyak hal di luar pemahaman kita yang belum sepenuhnya terungkap.
Temuan ini menjadi langkah awal dalam memahami hubungan antara kesadaran, memori, dan kematian, serta membuktikan bahwa kilasan hidup di depan mata bukan hanya mitos, tetapi sebuah fenomena nyata yang didukung oleh ilmu pengetahuan.
BACA JUGA - Kelompok Sufi, Ketika Kematian Bukan Kematian, dan Kamar Pinjaman
Mereka menemukan bahwa fenomena ini memang nyata, dan menyebutnya sebagai “kilasan hidup di depan mata”. Temuan ini memperkuat kesaksian banyak orang yang pernah mengalami pengalaman mendekati kematian (NDE Near Death Experience).
Menurut laporan Daily Mail, penelitian ini dipimpin oleh dr. Ajmal Zemmar dari Universitas Louisville, AS dan dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Aging Neuroscience pada tahun 2022.
Tim peneliti mengamati seorang pasien lansia berusia 87 tahun yang menderita epilepsi di Kanada. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, aktivitas otak manusia dalam proses kematian berhasil direkam. Hasilnya menunjukkan adanya gelombang otak yang mirip dengan “pemutaran ulang memori”, seolah-olah seseorang sedang mengalami kilasan hidup sebelum meninggal.
Sebagai seorang ahli bedah saraf, dr. Zemmar dan timnya memonitor aktivitas otak pasien selama 900 detik sebelum dan sesudah kematian. Mereka secara khusus fokus pada 30 detik sebelum dan sesudah jantung berhenti berdetak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun jantung pasien telah berhenti berdetak, gelombang otak yang terkait dengan ingatan tetap aktif. Bahkan, gelombang gamma, yang bertanggung jawab atas fungsi kognitif tingkat tinggi, mengalami peningkatan secara drastis.
Hipotesis pertama: Kurangnya oksigen di otak menyebabkan neuron melepaskan sinyal secara tidak terkendali, sehingga memunculkan kembali memori-memori masa lalu.
Hipotesis kedua: Ketika seseorang menghadapi ancaman kematian, amigdala bagian otak yang berperan dalam pemrosesan emosi dan memori—memicu pelepasan ingatan lama, menyebabkan seseorang mengalami kilasan hidup dalam beberapa detik terakhirnya.
Implikasi Medis dan Etis dari Temuan Ini
Penelitian ini memberikan bukti nyata bahwa otak manusia masih aktif bahkan setelah jantung berhenti. Temuan ini juga sejalan dengan pengalaman mendekati kematian yang sering dilaporkan oleh pasien yang pernah berada di ambang kematian.
Dr. Zemmar menegaskan bahwa penelitian ini menantang pemahaman kita tentang kapan sebenarnya kehidupan berakhir.
Saat ini, organ seseorang biasanya didonorkan setelah jantung berhenti berdetak, namun jika otak masih aktif setelah kematian, apakah ada waktu terbaik untuk melakukan transplantasi? Penemuan ini berpotensi mengubah kebijakan medis global terkait waktu kematian dan donasi organ.
Tubuh manusia menyimpan banyak rahasia, dan kematian bukanlah akhir menuju kehampaan.
Dari mitologi, kepercayaan spiritual, hingga penelitian ilmiah, banyak bukti yang menunjukkan bahwa ada lebih banyak hal di luar pemahaman kita yang belum sepenuhnya terungkap.
Temuan ini menjadi langkah awal dalam memahami hubungan antara kesadaran, memori, dan kematian, serta membuktikan bahwa kilasan hidup di depan mata bukan hanya mitos, tetapi sebuah fenomena nyata yang didukung oleh ilmu pengetahuan.
(wbs)