Australia Nekad Larang Media Sosial untuk Anak di Bawah 16 Tahun, Langkah Positif atau Salah Arah?

Rabu, 20 November 2024 - 10:00 WIB
loading...
Australia Nekad Larang...
Rencana pemerintah Australia melarang penggunaan media sosial untuk anak-anak dibawah 16 tahun menuai pro dan kontra. Foto: ist
A A A
JAKARTA - Pemerintah Australia berencana melarang anak-anak di bawah usia 16 tahun untuk mengakses media sosial. RUU ini diharapkan akan diajukan ke parlemen tahun ini dan berlaku 12 bulan setelah disetujui.

Langkah Australia ini menuai pro dan kontra. Di satu sisi, larangan ini diharapkan dapat melindungi anak-anak dari dampak negatif media sosial. Di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa larangan ini dapat menghambat perkembangan literasi digital dan mengesampingkan aspek positif media sosial.

Larangan ini direncanakan akan menguji coba sistem verifikasi usia untuk memblokir anak-anak dari akses ke situs media sosial seperti Instagram, Facebook, TikTok, dan X (Twitter).

Zach Rausch, ilmuwan penelitian di NYU Stern School of Business, menyebut undang-undang ini sebagai "langkah besar" yang akan menjadikan Australia "pemimpin global dalam melindungi anak-anak di dunia maya".

Namun, Digital Industry Group (DIGI), organisasi nirlaba Australia yang mengadvokasi kemajuan industri digital, menyebut larangan tersebut sebagai "respons abad ke-20 terhadap tantangan abad ke-21".

Pro dan Kontra Larangan Media Sosial untuk Anak

Argumen Pro:

- Melindungi Kesehatan Mental Anak: Media sosial dapat berdampak negatif pada kesehatan mental anak, menyebabkan kecanduan, kecemasan, depresi, dan gangguan citra diri.
- Mencegah Cyberbullying dan Eksploitasi: Anak-anak lebih rentan terhadap cyberbullying, pelecehan online, dan eksploitasi seksual di media sosial.
- Meningkatkan Fokus dan Prestasi Belajar: Media sosial dapat mengganggu konsentrasi dan mengurangi waktu belajar anak.

Argumen Kontra:

- Menghambat Literasi Digital: Melarang media sosial dapat menghambat perkembangan keterampilan literasi digital anak yang penting di era digital.
- Sulit Diterapkan: Verifikasi usia di media sosial sulit diterapkan dan anak-anak mungkin menemukan cara untuk mengakalinya.
- Mengabaikan Aspek Positif: Media sosial juga memiliki aspek positif, seperti memfasilitasi koneksi sosial, akses informasi, dan pengembangan kreativitas.

“Sudah bertahun-tahun, kami dicemooh oleh para pendidik keamanan online karena dianggap tertutup dan ekstrem. Padahal, orang tua yang berada di garis depan yang tahu kerusakan yang diakibatkan media sosial pada anak-anak kita,” ungkap Dany Elachi dari Heads Up Alliance.

Sebaliknya, Sunita Bose dari DIGI menyebut bahwa melarang remaja untuk mengakses platform digital adalah respons abad ke-20 terhadap tantangan abad ke-21. “Daripada memblokir akses melalui larangan, kita perlu mengambil pendekatan yang seimbang untuk menciptakan ruang yang sesuai dengan usia, membangun literasi digital, dan melindungi kaum muda dari bahaya online,” ungkapnya.


Bagaimana tanggapan pemilik platform?

Antigone Davis dari Meta Australia menyebut bahwa pihaknya menghormati batasan usia apa pun yang ingin diperkenalkan pemerintah terkait penggunaan media sosial.

"Namun, yang justru harus difokuskan adalah diskusi lebih mendalam tentang bagaimana kita menerapkan perlindungan. Jika tidak, risikonya kita merasa mengambil keputusan yang tepat. Padahal, baik remaja maupun orang tua tidak menemukan diri mereka dalam posisi yang lebih baik,”bebernya.
(dan)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
X Dilaporkan Blokir...
X Dilaporkan Blokir Akun-akun Pengkritik Elon Musk
Instagram Uji Coba Fitur...
Instagram Uji Coba Fitur Terkunci dengan Kode Akses Terbaru
Meta Gunakan AI untuk...
Meta Gunakan AI untuk Deteksi Umur Pengguna di Bawah Umur
Washington Gelar Sidang...
Washington Gelar Sidang Kasus Antimonopoli Meta
Akun Meta Teen Kini...
Akun Meta Teen Kini Tersedia di Facebook dan Messenger, Ini Fungsinya
Meta Blokir Live Streaming...
Meta Blokir Live Streaming yang Dilakukan Remaja di Instagram
Buih Misterius Bermunculan...
Buih Misterius Bermunculan di Laut Australia
Meta Ingin Tambah Perangkat...
Meta Ingin Tambah Perangkat Pintar di Robot Humanoid Miliknya
Benua Australia dan...
Benua Australia dan Asia Diklaim Ilmuwan Bakal Bertabrakan
Rekomendasi
Ibas Soroti Isu AI dan...
Ibas Soroti Isu AI dan Perubahan Iklim di Universiti Malaya
Masa Kecil Penuh Teror,...
Masa Kecil Penuh Teror, Chef Axhiang Ceritakan Kisah Dibawa Teman Tak Kasat Mata Eksklusif di Kanal YouTube Robby Purba
Sentuhan Tradisional:...
Sentuhan Tradisional: Bejo Jahe Merah Tampil di Koleksi Alethea Sposa
Berita Terkini
Apple Tunggu Tangan...
Apple Tunggu Tangan Robot untuk Pindahkan iPhone dari China
2 jam yang lalu
Mencekam! Badai Pasir...
Mencekam! Badai Pasir dari 9 Negara Arab Bergeser Menerjang Israel
4 jam yang lalu
Membelah Kegelapan Visual:...
Membelah Kegelapan Visual: Xiaomi A Pro Series 2026: TV Pintar Kelas Sultan, Harga Merakyat!
4 jam yang lalu
Israel Dikepung Badai...
Israel Dikepung Badai Pasir, Langit Jerusalem Berubah Merah Darah
6 jam yang lalu
Spesifikasi Oppo Find...
Spesifikasi Oppo Find N5: Layar Lipat 8 Inci, Kamera Hasselblad, Fast Charging 80W, dan Baterai 5.600 mAh
7 jam yang lalu
Oppo Find N5: Menggenggam...
Oppo Find N5: Menggenggam HP Lipat Setipis Paspor dengan Performa ala Laptop!
7 jam yang lalu
Infografis
Ragunan Kembali Dibuka,...
Ragunan Kembali Dibuka, Anak Usia di Bawah 12 Tahun Boleh Masuk
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved