Prediksi Harga Bitcoin: Potensi Kenaikan hingga 100K di Akhir Tahun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harga Bitcoin (BTC) sempat kembali di atas USD62,000 untuk pertama kalinya sejak 1 Agustus 2024. Utamanya setelah Ketua Federal Reserve AS, Jerome Powell, menyampaikan pidato dovish yang mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga pada September 2024.
Powell menunjukkan keyakinan bahwa inflasi AS dapat kembali ke angka 2%, serta memberi sinyal kemungkinan penurunan suku bunga oleh bank sentral.
Komentar Powell tampaknya langsung mendorong harga Bitcoin naik. Sejak itu, Bitcoin telah meningkat dari di bawah USD61,000 menjadi sekitar USD63,500.
Pada Jumat 23 Agustus, BTC mengalami lonjakan 6% dan dua kali mencoba menembus level USD65,000, namun gagal melanjutkan kenaikan sehingga mengalami sideways tiga hari terakhir dan Selasa (27/8/2024) pagi pukul 08.00 bertengger di USD62.760, turun setelah gagal naik lebih tinggi dari resistance USD64,000.
Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mengatakan, pergerakan positif BTC pekan lalu salah satunya mengindikasikan Bitcoin mungkin kembali bergerak ke kisaran USD62,000–USD64,000 didukung dengan aksi profit taking dan pelaku pasar menanti data data ekonomi dari AS.
“Return Bitcoin di Q3 jauh lebih rendah dibandingkan kuartal lainnya. Selama dekade terakhir, ROI rata-rata di Q1, Q2, dan Q4 masing-masing mencapai +56%, +27%, dan +88%, sementara Q3 hanya mencatatkan +6%. Secara bulanan, Agustus dan September cenderung paling lemah, dengan September memiliki ROI rata-rata terendah -4,78%, dan Agustus di +2,27%,” lanjut Panji.
“Pasar kripto tetap dinamis, dipengaruhi oleh teknologi, regulasi, dan faktor ekonomi global. Hingga akhir tahun ada optimisme bahwa Bitcoin bisa mencapai level tertinggi baru di kisaran USD90.000-USD100.000,”tutupPanji.
Powell menunjukkan keyakinan bahwa inflasi AS dapat kembali ke angka 2%, serta memberi sinyal kemungkinan penurunan suku bunga oleh bank sentral.
Komentar Powell tampaknya langsung mendorong harga Bitcoin naik. Sejak itu, Bitcoin telah meningkat dari di bawah USD61,000 menjadi sekitar USD63,500.
Pada Jumat 23 Agustus, BTC mengalami lonjakan 6% dan dua kali mencoba menembus level USD65,000, namun gagal melanjutkan kenaikan sehingga mengalami sideways tiga hari terakhir dan Selasa (27/8/2024) pagi pukul 08.00 bertengger di USD62.760, turun setelah gagal naik lebih tinggi dari resistance USD64,000.
Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mengatakan, pergerakan positif BTC pekan lalu salah satunya mengindikasikan Bitcoin mungkin kembali bergerak ke kisaran USD62,000–USD64,000 didukung dengan aksi profit taking dan pelaku pasar menanti data data ekonomi dari AS.
“Return Bitcoin di Q3 jauh lebih rendah dibandingkan kuartal lainnya. Selama dekade terakhir, ROI rata-rata di Q1, Q2, dan Q4 masing-masing mencapai +56%, +27%, dan +88%, sementara Q3 hanya mencatatkan +6%. Secara bulanan, Agustus dan September cenderung paling lemah, dengan September memiliki ROI rata-rata terendah -4,78%, dan Agustus di +2,27%,” lanjut Panji.
“Pasar kripto tetap dinamis, dipengaruhi oleh teknologi, regulasi, dan faktor ekonomi global. Hingga akhir tahun ada optimisme bahwa Bitcoin bisa mencapai level tertinggi baru di kisaran USD90.000-USD100.000,”tutupPanji.
(dan)