Warren Buffett Sebut Bitcoin Racun Tikus, Lebih Baik Beli Tanah Pertanian

Jum'at, 08 Maret 2024 - 13:58 WIB
loading...
Warren Buffett Sebut...
Orang Terkaya di dunia Warren Buffet sejak awal anti dengan aset kripto. Foto: ist
A A A
JAKARTA - Orang terkaya di dunia Warren Buffett ikut berkomentar terkait harga Bitcoin yang melonjak hingga berada di level Rp1,3 miliar. Meski demikian, Warren tetap konsisten dengan pendapat sejak awal: tidak mau berhubungan dengan aset kripto.

Pernyataannya itu pertama diungkapnya dalam pertemuan pemegang saham tahunan Berkshire Hathaway Inc. pada 2018. Saat itu, Buffett menggambarkan Bitcoin sebagai “racun tikus kuadrat,”.

Terlepas dari penerimaan Bitcoin yang berkembang di sektor keuangan tradisional, sikap Buffett tetap tidak berubah. Ia tetap menekankan bahwa Bitcoin bukanlah investasi yang layak.

Mendiang Charlie Munger, yang merupakan wakil ketua Berkshire Hathaway dan kolaborator lama Buffett, menggemakan sentimen ini selama pertemuan, mengkritik perdagangan aset kripto “sekadar demensia”.

Buffett sangat vokal tentang kehati-hatiannya terhadap Bitcoin dan pasar kripto, meramalkan hasil akhir yang suram.

“Dalam hal cryptocurrency, secara umum, saya dapat mengatakan dengan hampir pasti bahwa mereka akan berakhir dengan buruk,” kata Buffett.



“Jika kamu memberi tahu saya bahwa kamu memiliki semua Bitcoin di dunia dan menawarkannya kepada saya seharga USD25, saya tidak akan mengambilnya karena apa yang akan saya lakukan dengannya? Saya harus menjualnya kembali kepada Kamu dengan satu atau lain cara. Itu tidak akan menghasilkan apa-apa,” melalui pernyataan ini, Buffett mengartikulasikan sudut pandangnya bahwa, tidak seperti aset lainnya, cryptocurrency tidak dapat menghasilkan nilai atau pendapatan yang nyata.

Meski tidak dikenal sebagai investor pertanian, Buffett mengakui nilai intrinsik dari kelas aset tertentu di luar portofolio khasnya, seperti lahan pertanian.

“Perspektifnya adalah jika Anda berinvestasi di lahan pertanian, Anda memiliki aset berwujud yang berkontribusi langsung pada produksi pangan, sektor ekonomi yang kritis,”beberBuffet.
(dan)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4694 seconds (0.1#10.140)