Patung Raksasa Pegangi Penis di Kuil Kuno, Arkeolog Jelaskan Makna yang Tersembunyi
loading...

Para arkeolog di Turki menemukan patung berusia hampir 11.000 tahun yang menggambarkan seorang pria raksasa sedang memegangi penisnya. Foto/Live Science
A
A
A
ANKARA - Para arkeolog di Turki menemukan patung berusia hampir 11.000 tahun yang menggambarkan seorang pria raksasa sedang memegangi penisnya. Patung setinggi 2,3 meter ditemukan salah satu situs kuil tertua di Turki di Karahan Tepe, sekitar 35 kilometer dari Gobekli Tepe.
Patung besar manat di situs Karahan Tepe ini menggambarkan seorang pria karena memiliki ciri tulang rusuk, tulang belakang, dan bahu, menonjol. Menurut keterangan dari kementerian kebudayaan dan pariwisata Turki, sosok orang tersebut belum diketahui.
Patung raksasa itu ditemukan bersama dengan patung babi hutan seukuran manusia. Kedua patung tersebut berasal dari situs tetangga Gobekli Tepe dan Karahan Tepe, yang merupakan salah satu situs candi tertua di dunia.
Baca juga; Penemuan Jimat Romawi Kuno di Inggris, Berupa Liontin Berbentuk Penis Perak
Patung babi hutan, yang diukir dari batu kapur, ditemukan di Gobekli Tepe dan dibuat antara tahun 8700 SM. dan 8200 SM. Pada patung berukuran panjang 1,4 meter dan tinggi 0,7 meter, para arkeolog mendeteksi pigmen merah, hitam, dan putih di permukaannya.
Patung besar manat di situs Karahan Tepe ini menggambarkan seorang pria karena memiliki ciri tulang rusuk, tulang belakang, dan bahu, menonjol. Menurut keterangan dari kementerian kebudayaan dan pariwisata Turki, sosok orang tersebut belum diketahui.
Patung raksasa itu ditemukan bersama dengan patung babi hutan seukuran manusia. Kedua patung tersebut berasal dari situs tetangga Gobekli Tepe dan Karahan Tepe, yang merupakan salah satu situs candi tertua di dunia.
Baca juga; Penemuan Jimat Romawi Kuno di Inggris, Berupa Liontin Berbentuk Penis Perak
Patung babi hutan, yang diukir dari batu kapur, ditemukan di Gobekli Tepe dan dibuat antara tahun 8700 SM. dan 8200 SM. Pada patung berukuran panjang 1,4 meter dan tinggi 0,7 meter, para arkeolog mendeteksi pigmen merah, hitam, dan putih di permukaannya.
Lihat Juga :