Meta Hapus Profil Jurnalis Al Jazeera setelah Ungkap Sensor Terhadap Konten Palestina
loading...
A
A
A
DOHA - Presenter Al Jazeera Arab Tamer Almisshal menemukan profil Facebooknya yang terverifikasi dihapus oleh Meta Platforms Inc. sehari setelah siaran acara investigasinya “Tip of the Iceberg.” Profil media sosial Tamer Almisshal menghilang hanya 24 jam setelah programnya menyelidiki sensor Meta terhadap postingan pro-Palestina.
Episode tersebut berfokus pada dugaan penyensoran Meta terhadap konten Palestina dalam sebuah paparan berjudul “Ruang Terkunci.” Investigasi tersebut mencakup pengakuan terbuka dari Eric Barbing, mantan kepala divisi keamanan siber Israel.
“Setelah sukses besar dalam episode tersebut, saya menemukan bahwa profil Facebook pribadi saya telah dihapus tanpa penjelasan. Ini benar-benar tampak seperti semacam balas dendam terhadap program tersebut,” kata Almisshal dalam sebuah pernyataan kepada Al Jazeera, dikutip SINDOnews dari laman Doha News, Jumat (15/9/2023).
Barbing mengungkapkan bahwa organisasinya secara khusus memantau konten Palestina berdasarkan kriteria seperti “menyukai” foto warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel. Setelah itu, mereka akan bekerja sama dengan Facebook untuk menghapus konten tersebut. Menurut Barbing, Facebook biasanya menyetujui permintaan ini.
Pakar hak asasi manusia dan hak digital, yang diwawancarai untuk program tersebut, dengan suara bulat sepakat bahwa terdapat ketidakseimbangan yang mencolok dalam cara pembatasan konten Palestina di platform tersebut.
Acara tersebut juga menampilkan Julie Owono, anggota dewan pengawas Facebook, yang mengakui bahwa terdapat inkonsistensi dalam penerapan kebijakan terhadap materi Palestina. Owono menambahkan, rekomendasi telah diteruskan ke Facebook untuk memperbaiki situasi.
Dibuat oleh Almisshal pada tahun 2006, profil yang dihapus tersebut telah mengumpulkan setidaknya 700.000 pengikut. “Tidak ada penjelasan, tidak ada peringatan,” tegas Almisshal, menunjukkan bahwa halamannya sebelumnya tidak pernah melanggar peraturan Facebook apa pun.
Investigasi yang dilakukan oleh “Tip of the Iceberg” memerlukan eksperimen yang melibatkan pembuatan dua halaman terpisah. Satu halaman pro-Palestina dan halaman lainnya pro-Israel, untuk menguji cara Meta menangani konten.
Tim menemukan perbedaan besar dalam tingkat pengawasan dan penerapan aturan antara kedua halaman tersebut. “Ini adalah proyek yang masuk akal secara jurnalistik, dan kami berkomunikasi dengan Meta untuk itu, sehingga memberi mereka kesempatan untuk berbicara selama penyelidikan,” katanya.
Namun, dia tidak pernah menyangka akibat proyek ini menargetkan jurnalis secara individu. “Saya tidak pernah menyangka hal itu akan terjadi,” ujarnya. Akun Almisshal telah dipulihkan.
Lihat Juga: Australia Nekad Larang Media Sosial untuk Anak di Bawah 16 Tahun, Langkah Positif atau Salah Arah?
Episode tersebut berfokus pada dugaan penyensoran Meta terhadap konten Palestina dalam sebuah paparan berjudul “Ruang Terkunci.” Investigasi tersebut mencakup pengakuan terbuka dari Eric Barbing, mantan kepala divisi keamanan siber Israel.
“Setelah sukses besar dalam episode tersebut, saya menemukan bahwa profil Facebook pribadi saya telah dihapus tanpa penjelasan. Ini benar-benar tampak seperti semacam balas dendam terhadap program tersebut,” kata Almisshal dalam sebuah pernyataan kepada Al Jazeera, dikutip SINDOnews dari laman Doha News, Jumat (15/9/2023).
Barbing mengungkapkan bahwa organisasinya secara khusus memantau konten Palestina berdasarkan kriteria seperti “menyukai” foto warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel. Setelah itu, mereka akan bekerja sama dengan Facebook untuk menghapus konten tersebut. Menurut Barbing, Facebook biasanya menyetujui permintaan ini.
Pakar hak asasi manusia dan hak digital, yang diwawancarai untuk program tersebut, dengan suara bulat sepakat bahwa terdapat ketidakseimbangan yang mencolok dalam cara pembatasan konten Palestina di platform tersebut.
Acara tersebut juga menampilkan Julie Owono, anggota dewan pengawas Facebook, yang mengakui bahwa terdapat inkonsistensi dalam penerapan kebijakan terhadap materi Palestina. Owono menambahkan, rekomendasi telah diteruskan ke Facebook untuk memperbaiki situasi.
Dibuat oleh Almisshal pada tahun 2006, profil yang dihapus tersebut telah mengumpulkan setidaknya 700.000 pengikut. “Tidak ada penjelasan, tidak ada peringatan,” tegas Almisshal, menunjukkan bahwa halamannya sebelumnya tidak pernah melanggar peraturan Facebook apa pun.
Investigasi yang dilakukan oleh “Tip of the Iceberg” memerlukan eksperimen yang melibatkan pembuatan dua halaman terpisah. Satu halaman pro-Palestina dan halaman lainnya pro-Israel, untuk menguji cara Meta menangani konten.
Tim menemukan perbedaan besar dalam tingkat pengawasan dan penerapan aturan antara kedua halaman tersebut. “Ini adalah proyek yang masuk akal secara jurnalistik, dan kami berkomunikasi dengan Meta untuk itu, sehingga memberi mereka kesempatan untuk berbicara selama penyelidikan,” katanya.
Namun, dia tidak pernah menyangka akibat proyek ini menargetkan jurnalis secara individu. “Saya tidak pernah menyangka hal itu akan terjadi,” ujarnya. Akun Almisshal telah dipulihkan.
Lihat Juga: Australia Nekad Larang Media Sosial untuk Anak di Bawah 16 Tahun, Langkah Positif atau Salah Arah?
(wib)