Penuh Cucuran Air Mata dan Darah, Gunung Qasiun Disebut Lokasi Paling Mustajab
loading...
Gunung Qasiun Disebut Lokasi Paling Mustajab. FOTO SYRIAN CULTURE
A
A
A
JAKARTA - Tempat pembunuhan Habil oleh Qabil diduga terjadi di Gunung Qasiun, di wilayah Damaskus. Penduduk Damaskus menyebut tempat ini dengan Syahqatul Jabal (teriakan gunung). Di wilayah ini diyakini menjadi tempat makam sejumlah nabi, termasuk Nabi
Adam.
Gunung Qosiun memang memiliki banyak sebutan. Semuanya berlatar belakang kisah tersendiri yang terjadi di sana. Di antara sebutannya adalah Gua Kelaparan, Gua Jibril, Gua Darah dan lain-lain.
Buku "Umur dan Silsilah Para Nabi" karya Jihad Muhammad Hajjaj dan ‎Anis Maftuhin menyebut gunung ini tak pernah berhenti mencucurkan air mata karena sedih atas apa yang telah diperbuat oleh Qabil terhadap saudaranya sendiri.
Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Alquran, menjelaskan di Gunung Qasiun yang menjulang tinggi di Kota Damaskus dari arah utara, terdapat satu gua yang bernama Magharatud dan yang berarti gua darah.
Sebagaimana diterangkan dalam Al-Quran surat Al-Maidah ayat 28 yang artinya,
"Sungguh apabila engkau (Qabil) menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, maka sekali-kali aku tidak akan menggerakkan tanganku untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh alam semesta," (QS, Al-Maidah: 28).
Adapun untuk lokasi dimana tempat tempat pembunuhan Habil yang dilakukan Qabil, sebagaimana diterangkan dalam buku kisah Nabi dan Rasul karya Ibnu Katsiir.
Seperti yang dikutip dari keterangan para ahli kitab, jika tempat pembunuhan Habil ini di kawasan pegunungan Qasiun, daerah sebelah utara kota Damaskus, Syiria.
Di pegunungan Qasiun tersebut terdapat sebuah gua yang banyak orang menyebutnya dengan nama gua Dam.
Terkait lokasi pembunuhan Habil berada di gua Dam, ialah sama seperti yang diceritakan oleh Al-Hafidz Ibnu Asakir, ia menyatakan dari kisah seorang yang shaleh bernama Ahmad bin Katsir.
Ahmad bin Katsir bermimpi bertemu Rasulullah, bersama Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Habil putra nabi Adam.
Dalam mimpi tersebut, Ahmad bin Katsir meminta kepada Habil untuk bersumpah bahwa darah yang yang di gua itu adalah darahnya.
Kemudian Habil bersumpah jika itu adalah darahnya, yakni saksi kekejaman saudaranya sendiri, yaitu Qabil.
Ahmad bin Katsir pun berdoa kepada Allah agar menjadikan gua tempat pembunuhan Habil menjadi lokasi yang mustajabah saat berdoa.
Dalam mimpi tersebut Rasulullah membenarkan, dan Umar bersama Abu Dawud setiap hari Kamis selalu menyempatkan berkunjung ke gua tersebut
Adam.
Gunung Qosiun memang memiliki banyak sebutan. Semuanya berlatar belakang kisah tersendiri yang terjadi di sana. Di antara sebutannya adalah Gua Kelaparan, Gua Jibril, Gua Darah dan lain-lain.
Buku "Umur dan Silsilah Para Nabi" karya Jihad Muhammad Hajjaj dan ‎Anis Maftuhin menyebut gunung ini tak pernah berhenti mencucurkan air mata karena sedih atas apa yang telah diperbuat oleh Qabil terhadap saudaranya sendiri.
Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Alquran, menjelaskan di Gunung Qasiun yang menjulang tinggi di Kota Damaskus dari arah utara, terdapat satu gua yang bernama Magharatud dan yang berarti gua darah.
Sebagaimana diterangkan dalam Al-Quran surat Al-Maidah ayat 28 yang artinya,
"Sungguh apabila engkau (Qabil) menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, maka sekali-kali aku tidak akan menggerakkan tanganku untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh alam semesta," (QS, Al-Maidah: 28).
Adapun untuk lokasi dimana tempat tempat pembunuhan Habil yang dilakukan Qabil, sebagaimana diterangkan dalam buku kisah Nabi dan Rasul karya Ibnu Katsiir.
Seperti yang dikutip dari keterangan para ahli kitab, jika tempat pembunuhan Habil ini di kawasan pegunungan Qasiun, daerah sebelah utara kota Damaskus, Syiria.
Di pegunungan Qasiun tersebut terdapat sebuah gua yang banyak orang menyebutnya dengan nama gua Dam.
Terkait lokasi pembunuhan Habil berada di gua Dam, ialah sama seperti yang diceritakan oleh Al-Hafidz Ibnu Asakir, ia menyatakan dari kisah seorang yang shaleh bernama Ahmad bin Katsir.
Ahmad bin Katsir bermimpi bertemu Rasulullah, bersama Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Habil putra nabi Adam.
Dalam mimpi tersebut, Ahmad bin Katsir meminta kepada Habil untuk bersumpah bahwa darah yang yang di gua itu adalah darahnya.
Kemudian Habil bersumpah jika itu adalah darahnya, yakni saksi kekejaman saudaranya sendiri, yaitu Qabil.
Ahmad bin Katsir pun berdoa kepada Allah agar menjadikan gua tempat pembunuhan Habil menjadi lokasi yang mustajabah saat berdoa.
Dalam mimpi tersebut Rasulullah membenarkan, dan Umar bersama Abu Dawud setiap hari Kamis selalu menyempatkan berkunjung ke gua tersebut
(wbs)
Lihat Juga :
