9 dari 10 Perusahaan Dunia Khawatir Gunakan VPN, Rentan Jadi Korban Hacker

Rabu, 02 Agustus 2023 - 10:01 WIB
loading...
9 dari 10 Perusahaan Dunia Khawatir Gunakan VPN, Rentan Jadi Korban Hacker
Virtual Private Networks (VPN) yang tidak aman semakin menjadi perhatian banyak perusahaan di seluruh dunia. Foto/analyticsinsight
A A A
JAKARTA - Virtual Private Networks (VPN) yang tidak aman semakin menjadi perhatian banyak perusahaan di seluruh dunia. Sebuah laporan dari Zscaler, menemukan 9 dari 10 perusahaan prihatin dengan potensi kerentanan yang ada.

Dilansir dari Techradar, Rabu (2/8/2023) sebagian besar perusahaan yang disurvei mengkhawatirkan serangan phishing (49%) dan serangan ransomware (40%). Mereka mengatakan kerap menjadi sasaran para penjahat sebagai akibat dari penggunaan VPN yang tidak aman.

Seperlima (20%) mengalami setidaknya satu serangan dalam 12 bulan terakhir, sementara sepertiga (33%) mengalami serangan ransomware pada VPN. Adapun masalah yang ditimbulkan dari penggunaan VPN ini adalah Kebocoran data.



Untuk mengatasi masalah ini, banyak perusahaan yang mengadopsi arsitektur Zero Trust yang merupakan model keamanan di mana pengguna dan perangkat tidak pernah dipercaya secara default dan selalu perlu memverifikasi identitasnya.

Ini bahkan berlaku saat tersambung ke jaringan yang diizinkan seperti LAN perusahaan. Mengadopsi Zero Trust berarti membangun verifikasi identitas yang kuat, memvalidasi kepatuhan perangkat sebelum memberikan akses, dan memastikan akses yang minim.

Namun, Deepen Desai, Global CISO, dan Kepala Riset Keamanan, Zscaler, mengatakan perusahaan harus berhati-hati saat memilih mitra Zero Trust. Sebab, keamanan tersebut tidak sepenuhnya bisa menangkal serangan penjahat.

Dia membuat beberapa tuduhan serius terhadap firewall lama dan vendor VPN, mengklaim organisasi ini memutar VPN virtual di cloud dan mengklaim bahwa itu adalah Zero Trust. Mereka berusaha keras untuk menyembunyikan kata VPN.



Untuk melindungi dari serangan ransomware yang berkembang, sangat penting bagi perusahaan untuk menghilangkan penggunaan VPN, memprioritaskan segmentasi pengguna ke aplikasi, dan menerapkan mesin pencegahan kehilangan data kontekstual in-line dengan inspeksi TLS penuh.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1957 seconds (0.1#10.140)