Investor Amerika Tertarik Beli TikTok dari ByteDance China
loading...
A
A
A
WASHINGTON - TikTok memang sudah menjadi "barang" haram di sejumlah negara, baik Asia, Amerika, Eropa, bahkan Australia . Hanya, kalau bicara potensi bisnisnya, banyak investor yang tertarik membeli atau mengambil-alih aplikasi berbagi video pendek itu. (Baca juga: Kabar Gembira, Dosen dan Guru Punya Cuti Tahunan Sekarang )
Sekelompok investor asal Amerika Serikat dikabarkan tertarik membeli TikTok dari perusahaan teknologi asal China, ByteDance. Kabar ini merebak di tengah isu pelarangan aplikasi video pendek tersebut oleh Pemerintah AS.
Para investor, yang dipimpin oleh perusahaan modal ventura, General Atlantic dan Sequoia Capital, sedang berdiskusi dengan Departemen Keuangan AS dan regulator lainnya mengenai hal ini.
Menurut dua orang yang terlibat dalam diskusi, dengan mengakuisisi TikTok dari induk perusahaan China, apakah itu akan memuaskan kekhawatiran AS tentang isu keamanan atas aplikasi tersebut.
Setelah pembelian, ByteDance akan mempertahankan saham minoritas dalam bisnis internasional, dengan saham yang tidak memberikan suara. Demikian menurut sumber yang tak disebutkan identitasnya.
"Ini adalah satu-satunya rencana yang layak," kata sumber tersebut dikutip dari Ars Technica, Jumat (24/7/2020).
Investor lain, termasuk firma ekuitas swasta yang berbasis di New York dan perusahaan teknologi Silicon Valley, juga telah membuat pendekatan kepada ByteDance dan pendirinya, Zhang Yiming.
Namun, masih menurut orang-orang yang terlibat dalam proses ini, belum ada kepastian dari General Atlantic dan Sequoia Capital. ByteDance disebut-sebut enggan berbagi teknologinya dengan perusahaan saingan.
Ada beberapa rintangan sebelum akuisisi ini bisa terjadi. Tidak jelas juga berapa harga yang akan ditawar investor untuk TikTok. ByteDance sendiri saat ini bernilai USD75 miliar dalam penggalangan dana terakhir pada 2018.
Sekelompok investor asal Amerika Serikat dikabarkan tertarik membeli TikTok dari perusahaan teknologi asal China, ByteDance. Kabar ini merebak di tengah isu pelarangan aplikasi video pendek tersebut oleh Pemerintah AS.
Para investor, yang dipimpin oleh perusahaan modal ventura, General Atlantic dan Sequoia Capital, sedang berdiskusi dengan Departemen Keuangan AS dan regulator lainnya mengenai hal ini.
Menurut dua orang yang terlibat dalam diskusi, dengan mengakuisisi TikTok dari induk perusahaan China, apakah itu akan memuaskan kekhawatiran AS tentang isu keamanan atas aplikasi tersebut.
Setelah pembelian, ByteDance akan mempertahankan saham minoritas dalam bisnis internasional, dengan saham yang tidak memberikan suara. Demikian menurut sumber yang tak disebutkan identitasnya.
"Ini adalah satu-satunya rencana yang layak," kata sumber tersebut dikutip dari Ars Technica, Jumat (24/7/2020).
Investor lain, termasuk firma ekuitas swasta yang berbasis di New York dan perusahaan teknologi Silicon Valley, juga telah membuat pendekatan kepada ByteDance dan pendirinya, Zhang Yiming.
Namun, masih menurut orang-orang yang terlibat dalam proses ini, belum ada kepastian dari General Atlantic dan Sequoia Capital. ByteDance disebut-sebut enggan berbagi teknologinya dengan perusahaan saingan.
Ada beberapa rintangan sebelum akuisisi ini bisa terjadi. Tidak jelas juga berapa harga yang akan ditawar investor untuk TikTok. ByteDance sendiri saat ini bernilai USD75 miliar dalam penggalangan dana terakhir pada 2018.
(iqb)