Menyesal Kembangkan Kecerdasan Buatan, Bapak AI Dunia Peringatkan Bahaya Bagi Manusia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dr Geoffrey Hinton, yang dikenal sebagai bapak artificial intelligence (AI) memperingatkan bahaya kecerdasan buatan yang bisa dihadapi umat manusia di masa mendatang. Pria berusia 75 tahun ini mengaku menyesal telah mengembangkan AI.
Hinton mulai mengerjakan ide jaringan saraf AI di Universitas Edinburgh pada tahun 1972. Dia berhasil mengembangkan jaringan titik yang memungkinkan AI belajar mengidentifikasi objek dalam foto pada tahun 2012.
“Ini menakutkan. Jika saya tidak melakukannya (pengembangan AI), maka orang lain akan melakukannya. Sulit untuk melihat bagaimana penjahat menggunakannya untuk hal-hal buruk," katanya dikutip dari Metro, Rabu (3/5/2023).
Seiring berjalannya waktu, gagasannya semakin berkembang hingga pada tahun 2023 ini jaringan saraf menjadi pusat pembuatan alat AI generatif yang kuat termasuk ChatGPT dan Google Bard. AI generatif seperti ChatGPT dan Google Bard saat ini menjadi teknologi yang cukup ditakutkan.
Sampai-sampai sekelompok pakar AI menandatangani surat terbuka yang menyerukan jeda enam bulan untuk pengembangan AI. Mereka meminta agar AI dikaji lebih dahulu efek negatifnya.
Di antaranya agar AI tidak jatuh ke tangan yang salah dan tidak merebut pekerjaan yang selama ini jadi tumpuan hidup banyak umat manusia. "Anda dapat membayangkan, misalnya, beberapa aktor jahat memutuskan untuk memberi robot kemampuan untuk membuat sub-tujuan mereka sendiri," kata Hinton.
Hinton mengatakan bahwa, hingga tahun lalu, Google telah bertindak sebagai pelayan yang tepat. Namun, kini kekhawatiran persaingan yang didorong oleh teknologi besar tidak akan berhenti tanpa regulasi global.
Hinton mulai mengerjakan ide jaringan saraf AI di Universitas Edinburgh pada tahun 1972. Dia berhasil mengembangkan jaringan titik yang memungkinkan AI belajar mengidentifikasi objek dalam foto pada tahun 2012.
“Ini menakutkan. Jika saya tidak melakukannya (pengembangan AI), maka orang lain akan melakukannya. Sulit untuk melihat bagaimana penjahat menggunakannya untuk hal-hal buruk," katanya dikutip dari Metro, Rabu (3/5/2023).
Seiring berjalannya waktu, gagasannya semakin berkembang hingga pada tahun 2023 ini jaringan saraf menjadi pusat pembuatan alat AI generatif yang kuat termasuk ChatGPT dan Google Bard. AI generatif seperti ChatGPT dan Google Bard saat ini menjadi teknologi yang cukup ditakutkan.
Sampai-sampai sekelompok pakar AI menandatangani surat terbuka yang menyerukan jeda enam bulan untuk pengembangan AI. Mereka meminta agar AI dikaji lebih dahulu efek negatifnya.
Di antaranya agar AI tidak jatuh ke tangan yang salah dan tidak merebut pekerjaan yang selama ini jadi tumpuan hidup banyak umat manusia. "Anda dapat membayangkan, misalnya, beberapa aktor jahat memutuskan untuk memberi robot kemampuan untuk membuat sub-tujuan mereka sendiri," kata Hinton.
Hinton mengatakan bahwa, hingga tahun lalu, Google telah bertindak sebagai pelayan yang tepat. Namun, kini kekhawatiran persaingan yang didorong oleh teknologi besar tidak akan berhenti tanpa regulasi global.
(wib)