ChatGPT Sebar Hoax Profesor George Washington University Lakukan Pelecehan Seksual
loading...
A
A
A
JAKARTA - ChatGPT diduga melakukan disinformasi, dengan menyebarkan berita hoax tentang seorang profesor hukum dari George Washington University melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswi.
Dilansir dari New York Post, profesor bernama Jonathan Turley itu selama ini dikenal aktif mengkritik bahaya AI.
"Itu menciptakan tuduhan, di mana saya berada di fakultas di sebuah sekolah di mana saya tidak pernah mengajar. Melakukan perjalanan yang tidak pernah saya ambil, dan melaporkan tuduhan yang tidak pernah dibuat,"
katanya, dikutip Minggu (9/4/2023).
Dosen hukum ini juga mengatakan, dalam tuduhannya itu ChatGPT mengutip artikel dari Washington Post palsu, di mana disebutkan bahwa pada 2018, dirinya dituduh melakukan pelecehan seksual oleh seorang mantan mahasiswi.
Namun, menurut Jonathan Turley, dirinya tidak pernah mengajar di Universitas Georgetown seperti dalam artikel palsu yang dikutip ChatGPT dari Washington Post. Ditambah, Washington Post tidak pernah menurunkan berita itu.
"Akhirnya, dan yang paling penting, saya tidak pernah membawa siswa dalam perjalanan apa pun dalam 35 tahun mengajar, tidak pernah pergi ke Alaska dengan siswa mana pun. dan saya tidak pernah dituduh melakukan pelecehan atau penyerangan seksual," sambungnya.
Hingga berita ini viral di media sosial, ChatGPT masih belum memberikan klarifikasi dugaan disinformasi itu.
Dilansir dari New York Post, profesor bernama Jonathan Turley itu selama ini dikenal aktif mengkritik bahaya AI.
"Itu menciptakan tuduhan, di mana saya berada di fakultas di sebuah sekolah di mana saya tidak pernah mengajar. Melakukan perjalanan yang tidak pernah saya ambil, dan melaporkan tuduhan yang tidak pernah dibuat,"
katanya, dikutip Minggu (9/4/2023).
Dosen hukum ini juga mengatakan, dalam tuduhannya itu ChatGPT mengutip artikel dari Washington Post palsu, di mana disebutkan bahwa pada 2018, dirinya dituduh melakukan pelecehan seksual oleh seorang mantan mahasiswi.
Namun, menurut Jonathan Turley, dirinya tidak pernah mengajar di Universitas Georgetown seperti dalam artikel palsu yang dikutip ChatGPT dari Washington Post. Ditambah, Washington Post tidak pernah menurunkan berita itu.
"Akhirnya, dan yang paling penting, saya tidak pernah membawa siswa dalam perjalanan apa pun dalam 35 tahun mengajar, tidak pernah pergi ke Alaska dengan siswa mana pun. dan saya tidak pernah dituduh melakukan pelecehan atau penyerangan seksual," sambungnya.
Hingga berita ini viral di media sosial, ChatGPT masih belum memberikan klarifikasi dugaan disinformasi itu.
(san)