Tidak Mau Longgarkan Privasi, WhatsApp Rela Dilarang di Inggris
loading...
A
A
A
JAKARTA - WhatsApp ikhlas dilarang beroperasi di Inggris karena tidak mau melonggarkan privasi pengguna sekalipun ada peraturan Inggris yang meminta. Aplikasi pesan instan itu melihat lebih baik dilarang daripada harus melemahkan sistem pengamanan yang telah mereka miliki selama ini.
Pernyataan itu diungkap oleh Will Cathcart, Head of WhatsApp menanggapi peraturan baru Online Safety Bill yang akan berlaku di Inggris. Disebutkan dalam peraturan baru itu pemerintah Inggris diizinkan untuk memantau pesan yang berseliweran di WhatsApp.
Nantinya pesan yang terkait dengan aksi terorisme dan kekerasan anak akan langsung ditandai. Pemantauan bisa dilakukan asal aplikasi pesan instan mengendurkan penerapan sistem enkripsi end to end. Padahal sistem enkripsi itu justru yang paling dibanggakan oleh WhatsApp.
Berkat sistem itu tidak ada satu pun pihak yang bisa membaca pesan yang ada selain pengirim dan orang yang menerima pesan. Bahkan WhatsApp tidak bisa melihat pesan tersebut.
"Ini hal yang luar biasa untuk dipikirkan. Kami tidak akan mengubahnya (sistem enkripsi) hanya untuk satu bagian dunia," kata Will Cathcart.
Dia mengatakan pemblokiran bukan suatu hal baru buat WhatsApp. Hal itu menurutnya merupakan dampak dari sistem pengamanan yang diterapkan memang benar-benar melindungi penggunanya.
"Kami baru saja diblokir di Iran. Tapi kami belum pernah melihat negara dengan sistem demokrasi liberal melakukan itu," jelas Will Cathcart.
Dia mengatakan saat ini pengguna WhatsApp memang menginginkan keamanan dalam menggunakan aplikasi pesan instan itu. Mereka ingin seluruh pesan yang mereka kirimkan tidak dipantau oleh pihak-pihak lain.
Jadi adalah hal yang aneh jika Inggris memaksa WhatsApp mengendurkan sistem keamanan yang jadi kebutuhan pengguna. "Mereka tidak ingin kami mengendurkan sistem yang kami jalankan," tegasnya.
Dia bahkan mengatakan saat ini 98 persen pengguna WhatsApp berada di luar Inggris. Jadi akan sangat aneh jika mereka mengorbankan kebutuhan 98 persen orang hanya untuk mengakomodir peraturan yang ada di Inggris.
Jadi WhatsApp tidak akan keberatan sekali pun diblokir Inggris.
"Hal itu akan jadi pilihan yang aneh bagi kami jika memilih menurunkan keamanan produk dengan cara yang akan memengaruhi 98 persen pengguna," pungkasnya.
Pernyataan itu diungkap oleh Will Cathcart, Head of WhatsApp menanggapi peraturan baru Online Safety Bill yang akan berlaku di Inggris. Disebutkan dalam peraturan baru itu pemerintah Inggris diizinkan untuk memantau pesan yang berseliweran di WhatsApp.
Nantinya pesan yang terkait dengan aksi terorisme dan kekerasan anak akan langsung ditandai. Pemantauan bisa dilakukan asal aplikasi pesan instan mengendurkan penerapan sistem enkripsi end to end. Padahal sistem enkripsi itu justru yang paling dibanggakan oleh WhatsApp.
Berkat sistem itu tidak ada satu pun pihak yang bisa membaca pesan yang ada selain pengirim dan orang yang menerima pesan. Bahkan WhatsApp tidak bisa melihat pesan tersebut.
"Ini hal yang luar biasa untuk dipikirkan. Kami tidak akan mengubahnya (sistem enkripsi) hanya untuk satu bagian dunia," kata Will Cathcart.
Dia mengatakan pemblokiran bukan suatu hal baru buat WhatsApp. Hal itu menurutnya merupakan dampak dari sistem pengamanan yang diterapkan memang benar-benar melindungi penggunanya.
"Kami baru saja diblokir di Iran. Tapi kami belum pernah melihat negara dengan sistem demokrasi liberal melakukan itu," jelas Will Cathcart.
Dia mengatakan saat ini pengguna WhatsApp memang menginginkan keamanan dalam menggunakan aplikasi pesan instan itu. Mereka ingin seluruh pesan yang mereka kirimkan tidak dipantau oleh pihak-pihak lain.
Jadi adalah hal yang aneh jika Inggris memaksa WhatsApp mengendurkan sistem keamanan yang jadi kebutuhan pengguna. "Mereka tidak ingin kami mengendurkan sistem yang kami jalankan," tegasnya.
Dia bahkan mengatakan saat ini 98 persen pengguna WhatsApp berada di luar Inggris. Jadi akan sangat aneh jika mereka mengorbankan kebutuhan 98 persen orang hanya untuk mengakomodir peraturan yang ada di Inggris.
Jadi WhatsApp tidak akan keberatan sekali pun diblokir Inggris.
"Hal itu akan jadi pilihan yang aneh bagi kami jika memilih menurunkan keamanan produk dengan cara yang akan memengaruhi 98 persen pengguna," pungkasnya.
(wsb)