China Mulai Longgarkan Aturan Pengetatan Bermain Game

Selasa, 24 Januari 2023 - 05:59 WIB
loading...
China Mulai Longgarkan...
China mulai mengendurkan larangan bermain game buat anak-anak di China. Foto/IST
A A A
JAKARTA - China akhirnya mulai mengendurkan aturan pengetatan bermain game buat anak-anak yang sudah berjalan dua tahun belakangan ini. Pengenduran itu ditandai dengan pemberian izin peluncuran video game terbaru di tahun 2023 ini.

Sepanjang 2023 ini China sudah memberikan lampu hijau buat 800 hingga 900 game yang akan beredar di negara tersebut. Jumlah itu sangat besar jika dibandingkan tahun 2021 dan 2022. Pada 2021 jumlah game yang diberikan izin hanya mencapai 512 sedangkan di 2022 game yang hanya boleh beredar hanya mencapai 755.

Diketahui aturan pengetatan bermain game buat anak-anak di China membuat industri game melemah. Pengetatan tersebut dilakukan karena tingginya tingkat ketergantungan anak-anak muda di China.



China Mulai Longgarkan Aturan Pengetatan Bermain Game


Sayangnya, pengetatan yang berjalan di sepanjang 2021 dan 2022 itu membuat industri game enggan untuk berkreasi seperti biasa.Hal itu berdampak pada keuntungan yang diraih oleh dua perusahaan game besar di China Tencent Holdings dan NetEase Inc.

Dilaporkan HT Tech, keuntungan yang didapat oleh kedua perusahaan itu terpotong setengahnya setelah aturan tersebut berlaku. Tencent mengaku keuntungan tahunan mereka turun sebesar 7 persen. Secara keseluruhan pendapatan produksi game juga turun 4,45 persen.



JP Morgan mengatakan pada 2022 lalu industri game di China justru mengalami kerugian sebesar USD40,1 miliar atau mencapai Rp602,3 triliun.

Menurut mereka tahun 2023 jadi momen yang baik buat industri game di China setelah pemerintah negara tersebut mulai mengendurkan peraturan. "Kami melihat langkah itu merupakan upaya pemerintah China yang melunak terhadap industri game. Dengan suplai game yang besar, akan pasar keseluruhan yang sangat tinggi, terutama di tahun baru China ini yang mana banyak sekali orang bermain game," lapor analis JP Morgan.
(wsb)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Apple Tunggu Tangan...
Apple Tunggu Tangan Robot untuk Pindahkan iPhone dari China
Tentara Robotik China...
Tentara Robotik China Bikin Para Ahli Khawatir
Spesies Kepiting China...
Spesies Kepiting China Ditemukan di Sungai AS
10 Game Terburuk di...
10 Game Terburuk di Dunia, Penuh Bug dan Grafis Mengecewakan
China Siap Lanjutkan...
China Siap Lanjutkan Misi Luar Angkasa Minggu ini
Perang Dagang dengan...
Perang Dagang dengan AS, China Yakin Akan Jadi Penguasa Teknologi Chip
China Negara Pertama...
China Negara Pertama yang Rutin Menggunakan Reaktor Nuklir Thorium
5 Alasan Menggunakan...
5 Alasan Menggunakan GoPay Games untuk Top Up Game Online
Sambut A Minecraft Movie,...
Sambut A Minecraft Movie, Cinepolis Cinemas Luncurkan Virtual Cinema Experience
Rekomendasi
Letjen Kunto Putra Try...
Letjen Kunto Putra Try Sutrisno Batal Dimutasi, Kapuspen TNI: Ada Beberapa Belum Bisa Digeser
Pertamina Dukung Pelestarian...
Pertamina Dukung Pelestarian Budaya Melalui Sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah
Rampai Nusantara Kawal...
Rampai Nusantara Kawal Langkah Jokowi Tempuh Jalur Hukum Atas Tuduhan Ijazah Palsu
Berita Terkini
Stasiun Radio Australia...
Stasiun Radio Australia Tipu' Pendengar Pakai Host AI
4 jam yang lalu
Apple Tunggu Tangan...
Apple Tunggu Tangan Robot untuk Pindahkan iPhone dari China
7 jam yang lalu
Mencekam! Badai Pasir...
Mencekam! Badai Pasir dari 9 Negara Arab Bergeser Menerjang Israel
8 jam yang lalu
Membelah Kegelapan Visual:...
Membelah Kegelapan Visual: Xiaomi A Pro Series 2026: TV Pintar Kelas Sultan, Harga Merakyat!
9 jam yang lalu
Israel Dikepung Badai...
Israel Dikepung Badai Pasir, Langit Jerusalem Berubah Merah Darah
10 jam yang lalu
Spesifikasi Oppo Find...
Spesifikasi Oppo Find N5: Layar Lipat 8 Inci, Kamera Hasselblad, Fast Charging 80W, dan Baterai 5.600 mAh
11 jam yang lalu
Infografis
Sejumlah Pabrik di China...
Sejumlah Pabrik di China Mulai Stop Produksi Akibat Tarif AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved