Fenomena Gunung Api Bawah Laut, PVMBG Beberkan Keuntungan dan Kerugian untuk Indonesia
Rabu, 17 Agustus 2022 - 15:21 WIB

Fenomena alam gunung api bawah laut yang ditemukan di Indonesia masih menyimpan banyak misteri yang belum terungkap. Foto/Ist
JAKARTA - Fenomena alam gunung api bawah laut yang ditemukan di Indonesia masih menyimpan banyak misteri yang belum terungkap. Fenomena alam seperti gunung api bawah laut kerap menjadi tanda tanya besar dalam ruang lingkup ilmu pengetahuan.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkap, terdapat keuntungan dan kerugian dari aktivitas gunung api bawah laut di Indonesia. Jadi sangat menarik untuk mempelajari seluk beluk gunung api bawah laut.
“Keberadaan Gunung api bawah laut tidak lepas dari sebaran lima busur gunung api yang berada di Indonesia, Busur Sunda, Banda, Halmahera, Sulawesi Utara-Sangihe, dan Sulawesi Tengah" ujar Koordinator Gunung Api PVMBG, Oktory Prambada kepada MPI, Selasa (16/8/2022).
Baca juga; Gunung Berapi Bawah Laut Meletus, Tonga Keluarkan Peringatan Tsunami
Prambada menambahkan, dari kelima busur tersebut telah terdeskripsikan enam gunung api bawah laut seperti Sangir, Banua Wuhu, Nieuwerkerk, Emperor of China, Yersey, dan Hobal. Prambada mengungkapkan, terdapat keuntungan dari fenomena tersebut.
"Untuk keuntungan kami anggap ini lebih sebagai tantangan untuk memonitor dan melakukan penelitian terhadap gunung api bawah laut terse but. Ini dapat dijadikan acuan untuk peringatan dini terhadap dampak erupsi gunung-gunung api tersebut," ungkapnya.
Prambada menuturkan, meskipun bermanfaat bagi disiplin ilmu fenomena tersebut juga memiliki potensi kerugian tersendiri bagi Indonesia. Salah satunya, kata Prambada, adalah tsunami yang disebabkan oleh erupsi bawah laut dari gunung api tersebut.
"Namun kejadian tersebut hanya 2 gunung api bawah laut yaitu Hobal dan Banua Wuhu. Salah satu kerugian lain adalah tantangan dan kesulitan dalam desain instalasi kabel bawah laut untuk kepentingan komunikasi global yang melewati kawasan busur busur tersebut," jelasnya.
Baca juga; Terus Berguncang, Ilmuwan Temukan Gunung Berapi Raksasa Bawah Laut Baru
Di sisi lain, ungkap Prambada, jika berbicara mengenai tsunami akibat erupsi gunung api bawah laut, hal itu tidak terlalu signifikan terjadi di Indonesia. Bahkan, tutur Prambada, hanya 28 persen yang mengakibatkan tsunami.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkap, terdapat keuntungan dan kerugian dari aktivitas gunung api bawah laut di Indonesia. Jadi sangat menarik untuk mempelajari seluk beluk gunung api bawah laut.
“Keberadaan Gunung api bawah laut tidak lepas dari sebaran lima busur gunung api yang berada di Indonesia, Busur Sunda, Banda, Halmahera, Sulawesi Utara-Sangihe, dan Sulawesi Tengah" ujar Koordinator Gunung Api PVMBG, Oktory Prambada kepada MPI, Selasa (16/8/2022).
Baca juga; Gunung Berapi Bawah Laut Meletus, Tonga Keluarkan Peringatan Tsunami
Prambada menambahkan, dari kelima busur tersebut telah terdeskripsikan enam gunung api bawah laut seperti Sangir, Banua Wuhu, Nieuwerkerk, Emperor of China, Yersey, dan Hobal. Prambada mengungkapkan, terdapat keuntungan dari fenomena tersebut.
"Untuk keuntungan kami anggap ini lebih sebagai tantangan untuk memonitor dan melakukan penelitian terhadap gunung api bawah laut terse but. Ini dapat dijadikan acuan untuk peringatan dini terhadap dampak erupsi gunung-gunung api tersebut," ungkapnya.
Prambada menuturkan, meskipun bermanfaat bagi disiplin ilmu fenomena tersebut juga memiliki potensi kerugian tersendiri bagi Indonesia. Salah satunya, kata Prambada, adalah tsunami yang disebabkan oleh erupsi bawah laut dari gunung api tersebut.
"Namun kejadian tersebut hanya 2 gunung api bawah laut yaitu Hobal dan Banua Wuhu. Salah satu kerugian lain adalah tantangan dan kesulitan dalam desain instalasi kabel bawah laut untuk kepentingan komunikasi global yang melewati kawasan busur busur tersebut," jelasnya.
Baca juga; Terus Berguncang, Ilmuwan Temukan Gunung Berapi Raksasa Bawah Laut Baru
Di sisi lain, ungkap Prambada, jika berbicara mengenai tsunami akibat erupsi gunung api bawah laut, hal itu tidak terlalu signifikan terjadi di Indonesia. Bahkan, tutur Prambada, hanya 28 persen yang mengakibatkan tsunami.
Lihat Juga :