Hati-hati Jika Ikutan Tagar FaceApp Challenge
Kamis, 25 Juni 2020 - 23:21 WIB
FaceAppChallenge. FOTO/ ist
JAKARTA - Aplikasi FaceApp kembali marak di jejaring sosial setelah peluncuran gratis filter "swap gender". Tren baru ini menghasilkan tagar "#faceappchallenge" yang sudah dibagikan sebanyak ratusan ribu di platform Facebook dan Instagram.
Oleh karena itu, kekhawatiran tentang keamanan aplikasi pengenalan wajah dan risiko berbagi informasi berupa alasan privasi juga kembali meningkat. Baca Juga: (Lihat grafis:Industri Automotif Rontok Dihantam Pandemi Covid-19)
Namun, karena pengenalan wajah adalah teknologi yang digunakan terutama untuk otentikasi kata sandi, pengguna harus sangat berhati-hati dalam berbagi gambar dengan pihak ketiga. (Baca juga:Erick: Siapapun Presiden Baru Harus Lanjutkan Pembuatan Baterai Mobil Listrik)
"Kami harus memperlakukan bentuk-bentuk otentikasi baru ini layaknya kata sandi, karena setiap sistem pengenalan wajah yang tersedia secara luas pada akhirnya dapat digunakan baik untuk hal bagus dan buruk," ujarnya memperingatkan.
Menurut Assolini, perusahaan yang memiliki aplikasi semacam itu berpotensi memfasilitasi atau menjual gambar-gambar tersebut kepada entitas yang menggunakan kecerdasan buatan untuk membuat modifikasi pengenalan wajah.
"Selain itu, harus diperhitungkan bahwa data ini disimpan di server pihak ketiga, dan juga berpotensi untuk dicuri oleh para pelaku kejahatan siber dan digunakan sebagai identitas samaran" tambahnya.
Oleh karena itu, para analis merekomendasikan sebelum bergabung dengan challenge semacam itu, pengguna harus mengetahui keamanan aplikasi dan mengunduhnya hanya dari toko resmi.
Assolini juga menyoroti pentingnya membaca persyaratan privasi untuk memahami hak dan jenis akses yang diminta oleh aplikasi tersebut.
Jika Anda hendak mengunduh aplikasi, Kaspersky dalam keterangan resminya Kamis (25/6/2020), menyarankan untuk mengambil tindakan pencegahan sebagai berikut:
Oleh karena itu, kekhawatiran tentang keamanan aplikasi pengenalan wajah dan risiko berbagi informasi berupa alasan privasi juga kembali meningkat. Baca Juga: (Lihat grafis:Industri Automotif Rontok Dihantam Pandemi Covid-19)
Namun, karena pengenalan wajah adalah teknologi yang digunakan terutama untuk otentikasi kata sandi, pengguna harus sangat berhati-hati dalam berbagi gambar dengan pihak ketiga. (Baca juga:Erick: Siapapun Presiden Baru Harus Lanjutkan Pembuatan Baterai Mobil Listrik)
"Kami harus memperlakukan bentuk-bentuk otentikasi baru ini layaknya kata sandi, karena setiap sistem pengenalan wajah yang tersedia secara luas pada akhirnya dapat digunakan baik untuk hal bagus dan buruk," ujarnya memperingatkan.
Menurut Assolini, perusahaan yang memiliki aplikasi semacam itu berpotensi memfasilitasi atau menjual gambar-gambar tersebut kepada entitas yang menggunakan kecerdasan buatan untuk membuat modifikasi pengenalan wajah.
"Selain itu, harus diperhitungkan bahwa data ini disimpan di server pihak ketiga, dan juga berpotensi untuk dicuri oleh para pelaku kejahatan siber dan digunakan sebagai identitas samaran" tambahnya.
Oleh karena itu, para analis merekomendasikan sebelum bergabung dengan challenge semacam itu, pengguna harus mengetahui keamanan aplikasi dan mengunduhnya hanya dari toko resmi.
Assolini juga menyoroti pentingnya membaca persyaratan privasi untuk memahami hak dan jenis akses yang diminta oleh aplikasi tersebut.
Jika Anda hendak mengunduh aplikasi, Kaspersky dalam keterangan resminya Kamis (25/6/2020), menyarankan untuk mengambil tindakan pencegahan sebagai berikut:
tulis komentar anda