Bantu Korban Bencana Alam, PTTEP Minta Masyarakat NTT Kuat
Selasa, 20 April 2021 - 11:46 WIB
JAKARTA - Bencama yang terjadi di beberapa titik wilayah Nusa Tenggara Timur membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Provinsi NTT, pada 12 April 2021 merilis laporan terkini kondisi pasca bencana.
Dalam laporannya BDPB melaporkan 179 orang meninggal dunia, 45 orang hilang, 271 orang luka-luka, 11.406 orang mengungsi, dan 461.359 orang terdampak banjir. Sementara itu, 14.779 bangunan rusak berat, 10.208 bangunan rusak sedang, dan 35.716 bangunan rusak ringan.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta mendeteksi adanya 2 (dua) bibit siklon tropis, yaitu Bibit Siklon Tropis 90S di Samudra Hindia barat daya Sumatra dan Bibit Siklon Tropis 99S di Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur. Siklon Tropis ini menyebabkan terjadinya hujan lebat dan sangat lebat disertai angin kencang, guntur dan kilat diseluruh wilayah Nusa Tenggara Timur.
PTTEP melalui Dompet Dhuafa bersinergi dengan pemerintah provinsi NTT, berupaya menjadi pihak yang aktif terlibat membantu korban bencana di NTT. Komitmen ini diwujudkan melalui program NTT Bangkit Berdaya.
"Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat membantu saudara-saudara di NTT, terutama yang terkena dampak bencana banjir dan tanah longsor," jelas Grinchai Hattagam, General Manager PTTEP Indonesia.
Bantuan yang diberikan PTTEP meliputi paket dapur gizi sehat, paket logistik mandiri, paket belajar siswa mandiri, dan paket aksi layanan sehat.
Diharapkan 2764 masyarakat terdampak di Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Utara, dan Kabupaten Timor Tengah Selatan, mendapatkan bantuan ini.
"Menghadapi bencana di tengah pandemi, masyarakat harus kembali bangkit dan berdaya, sehingga kehidupan sosial, ekonomi, dan lainnya bisa terus berlanjut lebih baik lagi," tegasnya.
Turut hadir dalam prosesi serah terima bantuan yang dilakukan secara online, Sekretaris Bappeda NTT, Maxi Manafe, di dampingi Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, Bappeda NTT, Johny Erikson Ataupah.
Dalam laporannya BDPB melaporkan 179 orang meninggal dunia, 45 orang hilang, 271 orang luka-luka, 11.406 orang mengungsi, dan 461.359 orang terdampak banjir. Sementara itu, 14.779 bangunan rusak berat, 10.208 bangunan rusak sedang, dan 35.716 bangunan rusak ringan.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta mendeteksi adanya 2 (dua) bibit siklon tropis, yaitu Bibit Siklon Tropis 90S di Samudra Hindia barat daya Sumatra dan Bibit Siklon Tropis 99S di Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur. Siklon Tropis ini menyebabkan terjadinya hujan lebat dan sangat lebat disertai angin kencang, guntur dan kilat diseluruh wilayah Nusa Tenggara Timur.
PTTEP melalui Dompet Dhuafa bersinergi dengan pemerintah provinsi NTT, berupaya menjadi pihak yang aktif terlibat membantu korban bencana di NTT. Komitmen ini diwujudkan melalui program NTT Bangkit Berdaya.
"Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat membantu saudara-saudara di NTT, terutama yang terkena dampak bencana banjir dan tanah longsor," jelas Grinchai Hattagam, General Manager PTTEP Indonesia.
Bantuan yang diberikan PTTEP meliputi paket dapur gizi sehat, paket logistik mandiri, paket belajar siswa mandiri, dan paket aksi layanan sehat.
Diharapkan 2764 masyarakat terdampak di Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Utara, dan Kabupaten Timor Tengah Selatan, mendapatkan bantuan ini.
"Menghadapi bencana di tengah pandemi, masyarakat harus kembali bangkit dan berdaya, sehingga kehidupan sosial, ekonomi, dan lainnya bisa terus berlanjut lebih baik lagi," tegasnya.
Turut hadir dalam prosesi serah terima bantuan yang dilakukan secara online, Sekretaris Bappeda NTT, Maxi Manafe, di dampingi Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, Bappeda NTT, Johny Erikson Ataupah.
tulis komentar anda