Petambak Pacitan dan Situbondo Merasakan Manfaat XL Smart Aquaculture
Jum'at, 23 Oktober 2020 - 17:50 WIB
JAKARTA - PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) terus mengembangkan solusi berbasis Internet of Thing (IoT) yang mengakomodir para pelaku usaha dari berbagai segmen. (Baca juga: SAP S/4HANA Cloud Bikin Operasional XL Axiata Efisien Tanpa PHK )
Untuk kalangan petani tambak, XL Axiata mengembangkan solusi precision farming bernama “XL Smart Aquaculture”. Solusi ini diyakini bisa memacu kualitas budidaya ikan dan udang .
Diimplementasikan oleh sejumlah petani tambak ikan kerapu dan udang di Jawa Timur, solusi itu terbukti mampu meningkatkan produktivitas rata-rata sebesar 20%.
"Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia sehingga potensi marine-culture-nya sangatlah besar, namun saat ini Indonesia hanya menempati urutan keempat sebagai negara penghasil udang terbesar di dunia setelah Vietnam," kata Feby Sallyanto, Chief Enterprise & SME Officer XL Axiata, Jumat (23/10/2020).
Feby menyebutkan, tantangan terbesar yang dihadapi sebagian besar petambak Indonesia dalam peningkatan produksi budidaya dalam negeri adalah metode budidaya konvensional. Metode ini belum banyak mendapatkan sentuhan teknologi, serta minimnya data historis.
"Selain itu perencanaan yang kurang matang, cuaca yang berubah-ubah, pemberian pakan kurang/berlebih, menyebabkan kualitas air tambak menjadi fluktuatif sehingga kegagalan panen dapat terjadi sewaktu-waktu. XL Smart Aquaculture memungkinkan metode budidaya dengan teknologi berbasis data yang presisi,” ujar Feby.
Dia mengutarakan, solusi XL Smart Aquaculture bekerja dengan cara mengambil dan mengolah data kualitas air secara otomatis. Caranya dengan memadukan IoT dan machine learning, sehingga petambak dapat langsung mengetahui keadaan tambak yang dikelolanya.
Variabel penting yang dimonitor pada XL Smart Aquaculture ini adalah kondisi air di tambak. Dengan mengetahui data keadaan tambak, mereka dapat melakukan berbagai hal. Seperti mencegah penyakit, menghindari pemberian pakan yang berlebihan, dan mengoptimalkan kapasitas tambak.
Untuk kalangan petani tambak, XL Axiata mengembangkan solusi precision farming bernama “XL Smart Aquaculture”. Solusi ini diyakini bisa memacu kualitas budidaya ikan dan udang .
Diimplementasikan oleh sejumlah petani tambak ikan kerapu dan udang di Jawa Timur, solusi itu terbukti mampu meningkatkan produktivitas rata-rata sebesar 20%.
"Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia sehingga potensi marine-culture-nya sangatlah besar, namun saat ini Indonesia hanya menempati urutan keempat sebagai negara penghasil udang terbesar di dunia setelah Vietnam," kata Feby Sallyanto, Chief Enterprise & SME Officer XL Axiata, Jumat (23/10/2020).
Feby menyebutkan, tantangan terbesar yang dihadapi sebagian besar petambak Indonesia dalam peningkatan produksi budidaya dalam negeri adalah metode budidaya konvensional. Metode ini belum banyak mendapatkan sentuhan teknologi, serta minimnya data historis.
"Selain itu perencanaan yang kurang matang, cuaca yang berubah-ubah, pemberian pakan kurang/berlebih, menyebabkan kualitas air tambak menjadi fluktuatif sehingga kegagalan panen dapat terjadi sewaktu-waktu. XL Smart Aquaculture memungkinkan metode budidaya dengan teknologi berbasis data yang presisi,” ujar Feby.
Dia mengutarakan, solusi XL Smart Aquaculture bekerja dengan cara mengambil dan mengolah data kualitas air secara otomatis. Caranya dengan memadukan IoT dan machine learning, sehingga petambak dapat langsung mengetahui keadaan tambak yang dikelolanya.
Variabel penting yang dimonitor pada XL Smart Aquaculture ini adalah kondisi air di tambak. Dengan mengetahui data keadaan tambak, mereka dapat melakukan berbagai hal. Seperti mencegah penyakit, menghindari pemberian pakan yang berlebihan, dan mengoptimalkan kapasitas tambak.
tulis komentar anda