Keren! Siswa SMK Ciptakan Aplikasi Pemantau Mangrove Jarak Jauh
Sabtu, 07 Oktober 2023 - 20:00 WIB

Aplikasi Manggrow dapat memfasilitasi masyarakat melestarikan lingkungan berbasis teknologi. (Foto: Avirista Midaada)
MALANG - Aplikasi yang mempunyai perspektif lingkungan hidup sangat jarang ditemui. Salah satunya aplikasi berbasis Internet of Things (IoT) kreasi tiga murid SMK Telkom Malang bernama Manggrow.
"Aplikasi Manggrow ini dapat memfasilitasi masyarakat melestarikan lingkungan berbasis teknologi. Di mana aplikasi ini menjadi penghubung antara masyarakat, pegiat lingkungan, serta petani untuk merehabilitasi tanaman mangrove," ujar salah satu anggota tim M. Fikri Alfaraby dari keterangan resmi.
Pembuatan aplikasi ini terinspirasi dari mulai rusaknya ekosistem pesisir pantai di beberapa daerah di Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh Indonesia memiliki luasan hutan mangrove terbesar di Asia, dengan jumlah 3,5 juta hektar lahan, tetapi dari jumlah itu 30 persen di antaranya rusak.
"Karena masyarakatnya masih belum memaksimalkan potensi dari tanaman mangrove ini. Jadi mereka lebih memilih untuk merusak tanaman mangrove, dibanding memanfaatkanya. Jadi mengalihkan menjadi pertambakan, perindustrian dan sebagainya," ucap Fikri.
Berangkat dari sanalah ia dan kedua temannya melakukan penelitian dan pembuatan peralatan serta aplikasi berbasis IoT, untuk pengaturan ekosistem mangrove selama dua bulan. Penelitian dilakukan sejak Juni dan dikembangkan pada Juli lomba Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) diikuti oleh 300 lebih pelajar seluruh Indonesia, yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
"Aplikasi Manggrow ini dapat memfasilitasi masyarakat melestarikan lingkungan berbasis teknologi. Di mana aplikasi ini menjadi penghubung antara masyarakat, pegiat lingkungan, serta petani untuk merehabilitasi tanaman mangrove," ujar salah satu anggota tim M. Fikri Alfaraby dari keterangan resmi.
Pembuatan aplikasi ini terinspirasi dari mulai rusaknya ekosistem pesisir pantai di beberapa daerah di Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh Indonesia memiliki luasan hutan mangrove terbesar di Asia, dengan jumlah 3,5 juta hektar lahan, tetapi dari jumlah itu 30 persen di antaranya rusak.
"Karena masyarakatnya masih belum memaksimalkan potensi dari tanaman mangrove ini. Jadi mereka lebih memilih untuk merusak tanaman mangrove, dibanding memanfaatkanya. Jadi mengalihkan menjadi pertambakan, perindustrian dan sebagainya," ucap Fikri.
Berangkat dari sanalah ia dan kedua temannya melakukan penelitian dan pembuatan peralatan serta aplikasi berbasis IoT, untuk pengaturan ekosistem mangrove selama dua bulan. Penelitian dilakukan sejak Juni dan dikembangkan pada Juli lomba Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) diikuti oleh 300 lebih pelajar seluruh Indonesia, yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Lihat Juga :