Pengembang Game Riot Games Kena Hack, Tapi Ogah Bayar Tebusan Rp150 Miliar

Jum'at, 27 Januari 2023 - 07:10 WIB
Riot Games menolak membayar tebusan Rp150 miliar yang diminta oleh hacker. Foto: Reuters
JAKARTA - Riot Games sedang apes. Rasasa pengembang sekaligus penerbit game dunia itu mendapat serangan siber , yang mungkin disebut sebagai salah satu serangan siber terbesar di industri game pekan lalu.

Terang-terangan, Riot mengakui bahwa dampak serangan hacker tersebut sangat masif. Source code (kode sumber) klien anti-cheat game populer seperti League of Legends dan Teamfight Tactics, serta proyek pengembangan lainnya telah dicuri.

Insiden ini tentu mengejutkan perusahaan. Sebab, source code adalah target utama hacker ketika menyerang industri game modern seperti Riot Games.

Setelah penyerang mendapatkan akses ke source code game, hacker dapat dengan mudah mempelajari semua fungsi game dan server game, mempelajari logika game, algoritme rahasia, dan teknologi anti-cheat.

Dampaknya, memungkinkan mereka menemukan kerentanan, membuat cheat dan bot, serta meraih kekayaan dengan menjual alat secara curang atau menambang dan menjual mata uang dalam game, yang melanggar aturan yang ditetapkan oleh pengembang game.



Dampak lainnya, hal ini akan merusak pengalaman pemain lain dan membuat game yang telah dirilis itu ditinggalkan pengguna.

Padahal, untuk bisa mengembangkan game seperti League of Legends tentu saja butuh waktu yang sangat lama, sumber daya manusia sangat banyak, juga biaya yang sangat mahal.

Wajar, dalam kasus peretasan ini, hacker mengirim email yang meminta uang tebusan senilai USD10 juta (Rp150 miliar) dari Riot Games.

Jika membayar tebusan, hacker berjanji akan menghapus source code dari server mereka dan akan memberi tahu bagaimana cara mereka melakukan peretasan tersebut dan menawarkan saran untuk mencegah terjadinya peretasan serupa di masa mendatang.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More