Penyadapan Bisa Diatasi dengan Alat Proteksi
A
A
A
JAKARTA - Perihal soal isu penyadapan yang dilakukan oknum-oknum terhadap operator besar di Tanah Air, ditanggapi langsung Bostex Indonesia. Hal ini disampaikan oleh General Manager Bostex Indonesia, Gunawan Wong.
Dia mengungkapkan, kalau mengenai penyadapan (intercept) itu bisa melalui platform, operator itu kan bermain di pita frekuensi 900 MHz dan 1800 MHz. Jadi pada waktu disadap itu melalui frekuensi itu dari telepon ke BTS (Base Transceiver Station) operator.
"Si alat penyadap ini, jaraknya enggak bisa jauh-jauh. Dia akan menaruhkan alat itu dalam radius ya mungkin sekitar jaraknya 100-200 meter bisa berubah mobile di dalamnya itu, ada antena, atau bisa melalui disatelit dan lain-lain," ujarnya saat ditemui Sindonews disela acara Security System, di Jakarta, Kamis (26/3/2015).
Kemudian, lanjut Gunawan, di dalamnya itu terdapat voice recording untuk merekam pembicaraan seseorang, "Jadi begitu seseorang itu menelpon ditangkaplah sama alat itu, lalu disimpan data pembicaraan mereka," ungkapnya.
Dia menyatakan, sekarang masalahnya problemnya adalah untuk operator-operator besar di Indonesia, ini kan buat publik untuk umum masyarakat banyak menggunakan provider dari si beberapa operator. Jadi mereka sistemnya open, terbuka, enggak bisa untuk privasi.
"Tapi kalau mau sistemnya privasi ya si mereka menggunakan satelit, dan berbicara soal satelite itu kecepatannya udah tinggi tapi perlu biaya lagi, dananya yang besar," terang Gunawan.
Gunawan mengutarakan, operator itu sifatnya ke publik bukan privasi, jadi kalau mau begitu berarti gampang gadgetnya, alatnya harus ada chip. Terus masalah soal isu sadap penyadapan itu sebenarnya sudah dari dulu, sudah lumrah dari pake cara konvensional, semi konvensional, sampai yang hitek itu sudah ada.
Jadi begini untuk solusinya, ada salah satu alat proteksi (perlindungan) yaitu sangkar paradise dan itu ada. "Misalnya begini radius kita secara parameter 10 km, saya mau tutup/kurung pake alat itu jadi enggak bisa di protect, sebenarnya kita punya untuk sistem teknologi ini dan punya solusinya. Cuma kembali lagi menyangkut masalah dana," tegasnya.
Walaupun memakai handset atau perangkat canggih, tapi tetap saja ketauan pembicaraan kita, tetap disadap karena kita enggak memakai alat proteksi.
Dia mengungkapkan, kalau mengenai penyadapan (intercept) itu bisa melalui platform, operator itu kan bermain di pita frekuensi 900 MHz dan 1800 MHz. Jadi pada waktu disadap itu melalui frekuensi itu dari telepon ke BTS (Base Transceiver Station) operator.
"Si alat penyadap ini, jaraknya enggak bisa jauh-jauh. Dia akan menaruhkan alat itu dalam radius ya mungkin sekitar jaraknya 100-200 meter bisa berubah mobile di dalamnya itu, ada antena, atau bisa melalui disatelit dan lain-lain," ujarnya saat ditemui Sindonews disela acara Security System, di Jakarta, Kamis (26/3/2015).
Kemudian, lanjut Gunawan, di dalamnya itu terdapat voice recording untuk merekam pembicaraan seseorang, "Jadi begitu seseorang itu menelpon ditangkaplah sama alat itu, lalu disimpan data pembicaraan mereka," ungkapnya.
Dia menyatakan, sekarang masalahnya problemnya adalah untuk operator-operator besar di Indonesia, ini kan buat publik untuk umum masyarakat banyak menggunakan provider dari si beberapa operator. Jadi mereka sistemnya open, terbuka, enggak bisa untuk privasi.
"Tapi kalau mau sistemnya privasi ya si mereka menggunakan satelit, dan berbicara soal satelite itu kecepatannya udah tinggi tapi perlu biaya lagi, dananya yang besar," terang Gunawan.
Gunawan mengutarakan, operator itu sifatnya ke publik bukan privasi, jadi kalau mau begitu berarti gampang gadgetnya, alatnya harus ada chip. Terus masalah soal isu sadap penyadapan itu sebenarnya sudah dari dulu, sudah lumrah dari pake cara konvensional, semi konvensional, sampai yang hitek itu sudah ada.
Jadi begini untuk solusinya, ada salah satu alat proteksi (perlindungan) yaitu sangkar paradise dan itu ada. "Misalnya begini radius kita secara parameter 10 km, saya mau tutup/kurung pake alat itu jadi enggak bisa di protect, sebenarnya kita punya untuk sistem teknologi ini dan punya solusinya. Cuma kembali lagi menyangkut masalah dana," tegasnya.
Walaupun memakai handset atau perangkat canggih, tapi tetap saja ketauan pembicaraan kita, tetap disadap karena kita enggak memakai alat proteksi.
(dol)