Tujuan Google Kembangkan Android One
A
A
A
JAKARTA - Tujuan Google menciptakan platform Android One beragam. Pertama, mereka ingin menyelasarkan kualitas atau eksperiens pengguna Android di segmen menengah ke bawah atau low end. Ini segmen pasar terbesar di negara-negara berkembang, seperti Indonesia.
Harga terjangkau (sekitar Rp1 jutaan), tidak seharusnya konsumen mendapatkan eksperiens buruk. Mulai sistem operasi versi lama, pemilihan hardware sembarangan (untuk menekan biaya), hingga munculnya berbagai bugs. Bervariasinya kualitas ponsel Android buatan berbagai vendor (lokal) itu jelas berdampak kurang baik bagi konsumen yang ujungnya merugikan Google.
Itulah mengapa Google ingin agar Android di pasar low end ini perlu standar atau penyeragaman. Mereka merancang Android One yang membuat raksasa teknologi tersebut tidak hanya mengontrol software, tapi juga hardware di sebuah perangkat.
Platform Android One sudah mengusung Android terbaru, yakni Lollipop 5.1, dan dijamin paling cepat mendapatkan update, seperti Google Nexus. Hardware Android One juga dipilihkan secara cermat oleh Google. Apa tipe kameranya, prosesornya, RAM, serta baterainya telah dipilih spesifik agar dapat menyatu dengan software. Sehingga, walau memiliki embel-embel low end tapi performa ponsel tetap optimal.
Chief Marketing Officer Evercoss, Janto Djojo mengistilahkan ponsel dengan Android One ini telah ”disertifikasi oleh Google”. Artinya, Google sendiri yang menjamin bahwa kinerja ponsel bakal optimal. "Kita hanya mengikuti saja,” ucapnya.
Standarisasi seperti ini berdampak positif bagi konsumen. Mereka boleh yakin bahwa ponsel yang dibeli paling optimal di rentang harganya.
Standarisasi ini berarti semua smartphone yang mengusung Android One, seperti Evercoss One, Nexian Journey One, serta Mito Impact Android One hampir tidak bisa dibedakan satu sama lain. Itu karena setiap perangkat sama-sama menggunakan rancangan dasar dari Google. Vendor seperti Evercoss hanya memberi sedikit pembeda lewat leather case.
Karena masih dalam tahap uji coba, masing-masing vendor hanya merilis model secara terbatas. Evercoss One untuk tahap awal hanya dirilis sebanyak 3.000 unit di Lazada.co.id. Sementara Mito Impact Android One di Blibli.com diklaim terjual ribuan unit dalam sehari. ”Kuota awal yang kami sediakan langsung sold out,” kata Chief Marketing Officer Mito, Jacksen Lie.
Mereka pun menambah lagi pre-order sebanyak 5.000 unit sampai akhir Februari 2015 dengan harga Rp999.000 dari harga asli Rp1,2 juta. Nexian Journey One, melalui situs Blanja.com dan JakartaNotebook.com, bahkan diketahui mencapai pemesanan hingga 10.000 unit.
Mereka optimitis Android One akan diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Sebab, tren smartphone di Tanah Air terus tumbuh. Terutama peralihan pengguna feature phone ke smartphone yang masih besar.
Harga terjangkau (sekitar Rp1 jutaan), tidak seharusnya konsumen mendapatkan eksperiens buruk. Mulai sistem operasi versi lama, pemilihan hardware sembarangan (untuk menekan biaya), hingga munculnya berbagai bugs. Bervariasinya kualitas ponsel Android buatan berbagai vendor (lokal) itu jelas berdampak kurang baik bagi konsumen yang ujungnya merugikan Google.
Itulah mengapa Google ingin agar Android di pasar low end ini perlu standar atau penyeragaman. Mereka merancang Android One yang membuat raksasa teknologi tersebut tidak hanya mengontrol software, tapi juga hardware di sebuah perangkat.
Platform Android One sudah mengusung Android terbaru, yakni Lollipop 5.1, dan dijamin paling cepat mendapatkan update, seperti Google Nexus. Hardware Android One juga dipilihkan secara cermat oleh Google. Apa tipe kameranya, prosesornya, RAM, serta baterainya telah dipilih spesifik agar dapat menyatu dengan software. Sehingga, walau memiliki embel-embel low end tapi performa ponsel tetap optimal.
Chief Marketing Officer Evercoss, Janto Djojo mengistilahkan ponsel dengan Android One ini telah ”disertifikasi oleh Google”. Artinya, Google sendiri yang menjamin bahwa kinerja ponsel bakal optimal. "Kita hanya mengikuti saja,” ucapnya.
Standarisasi seperti ini berdampak positif bagi konsumen. Mereka boleh yakin bahwa ponsel yang dibeli paling optimal di rentang harganya.
Standarisasi ini berarti semua smartphone yang mengusung Android One, seperti Evercoss One, Nexian Journey One, serta Mito Impact Android One hampir tidak bisa dibedakan satu sama lain. Itu karena setiap perangkat sama-sama menggunakan rancangan dasar dari Google. Vendor seperti Evercoss hanya memberi sedikit pembeda lewat leather case.
Karena masih dalam tahap uji coba, masing-masing vendor hanya merilis model secara terbatas. Evercoss One untuk tahap awal hanya dirilis sebanyak 3.000 unit di Lazada.co.id. Sementara Mito Impact Android One di Blibli.com diklaim terjual ribuan unit dalam sehari. ”Kuota awal yang kami sediakan langsung sold out,” kata Chief Marketing Officer Mito, Jacksen Lie.
Mereka pun menambah lagi pre-order sebanyak 5.000 unit sampai akhir Februari 2015 dengan harga Rp999.000 dari harga asli Rp1,2 juta. Nexian Journey One, melalui situs Blanja.com dan JakartaNotebook.com, bahkan diketahui mencapai pemesanan hingga 10.000 unit.
Mereka optimitis Android One akan diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Sebab, tren smartphone di Tanah Air terus tumbuh. Terutama peralihan pengguna feature phone ke smartphone yang masih besar.
(dmd)