Tahun Depan Asiafone Miliki 37 Servic Center
A
A
A
BANDUNG - Guna meningkatkan layanan purna jual, Asiafone berencana memperbanyak jumlah service center yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Hal ini diyakini akan mendorong kepercayaan konsumen terhadap brand lokal ini.
Direktur Utama Asiafone Herman Zhou mengatakan, penambahan service center juga merupakan upaya untuk menjaga positioning Asiafone di pasar smartphone. Pasalnya, kata dia, sebuah perusahaan handphone akan kuat apabila didukung oleh fondasi-fondasi kokoh seperti ketersediaan service center.
"Hingga saat ini kami memiliki sebanyak 22 service center yang dikelola mandiri yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia. Belum lagi ditambah dengan 16 dealer authorized," ujarnya kepada wartawan selepas melakukan prosesi pembukaan service center Asiafone Bandung yang bertempat di jalan Cikawao Bandung, Selasa (18/11/2014).
Dia melanjutkan, pada 2015 mendatang pihaknya berencana menambah sekitar 15 service center mandiri. Dengan service center mandiri standar pelayanan akan dapat terpantau dengan baik.
Service center tersebut akan dibangun di Pulau Jawa seperti Purwakarta, Bogor, Tangerang dan Sidoarjo. Di Sumatera mencakup Jambi, Pekanbaru, Bengkulu dan Aceh. Di Sulawesi mencakup Palu, Kendari dan Gorontalo. Indonesia Timur mencakup Lombok dan Kupang. Serta di Kalimantan akan dibangun di Balikpapan.
"Setiap service center sudah dilengkapi dengan teknisi handal sehingga konsumen tidak perlu menunggu lama saat menghadapi masalah. Jika spare part yang dibutuhkan tidak tersedia, paling lama konsumen menunggu dua minggu," terangnya.
Dia mengklaim, saat ini Asiafone berada di jajaran empat besar brand handphone lokal. Pada 2015 pihaknya menargetkan untuk masuk menembus dua besar.
"Paling tidak akhir tahun depan kita harus bisa masuk dua besar brand lokal," sebutnya.
Saat ini daerah Jabodetabek masih memberi kontribusi terbesar pada penjualan sekitar 30%. Disusul Jatim sekitar 20%, Jabar 15%, Jateng 15%, dan sekitar 20% sisanya berasal dari luar daerah tersebut.
"Seperti strategi obat nyamuk, menyisir dari pinggirannya dulu walaupun pada kenyataannya pusat kota masih memberi kontribusi terbesar. Kita agak lebih fokus ke luar Jawa sebenarnya," katanya.
Dia menambahkan, Asiafone sudah memiliki pasar tersendiri. Karena itu, pihaknya memiliki target untuk bisa mendapatkan market share sebesar 20%.
Manajer Service Asiafone Franky menambahkan, service center Asiafone memiliki standar tersendiri yakni sistem yang sudah terintegrasi secara online. Dari situ bisa termonitor aktivitas service center seperti ketersediaan spare parts yang ada agar tidak sampai kehabisan di saat yang dibutuhkan.
"Dengan begitu konsumen tidak perlu menunggu lama apabila terjadi kerusakan dengan handphonenya. Kebutuhan di service center bisa dimonitor lewat sistem online tersebut," katanya.
Direktur Utama Asiafone Herman Zhou mengatakan, penambahan service center juga merupakan upaya untuk menjaga positioning Asiafone di pasar smartphone. Pasalnya, kata dia, sebuah perusahaan handphone akan kuat apabila didukung oleh fondasi-fondasi kokoh seperti ketersediaan service center.
"Hingga saat ini kami memiliki sebanyak 22 service center yang dikelola mandiri yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia. Belum lagi ditambah dengan 16 dealer authorized," ujarnya kepada wartawan selepas melakukan prosesi pembukaan service center Asiafone Bandung yang bertempat di jalan Cikawao Bandung, Selasa (18/11/2014).
Dia melanjutkan, pada 2015 mendatang pihaknya berencana menambah sekitar 15 service center mandiri. Dengan service center mandiri standar pelayanan akan dapat terpantau dengan baik.
Service center tersebut akan dibangun di Pulau Jawa seperti Purwakarta, Bogor, Tangerang dan Sidoarjo. Di Sumatera mencakup Jambi, Pekanbaru, Bengkulu dan Aceh. Di Sulawesi mencakup Palu, Kendari dan Gorontalo. Indonesia Timur mencakup Lombok dan Kupang. Serta di Kalimantan akan dibangun di Balikpapan.
"Setiap service center sudah dilengkapi dengan teknisi handal sehingga konsumen tidak perlu menunggu lama saat menghadapi masalah. Jika spare part yang dibutuhkan tidak tersedia, paling lama konsumen menunggu dua minggu," terangnya.
Dia mengklaim, saat ini Asiafone berada di jajaran empat besar brand handphone lokal. Pada 2015 pihaknya menargetkan untuk masuk menembus dua besar.
"Paling tidak akhir tahun depan kita harus bisa masuk dua besar brand lokal," sebutnya.
Saat ini daerah Jabodetabek masih memberi kontribusi terbesar pada penjualan sekitar 30%. Disusul Jatim sekitar 20%, Jabar 15%, Jateng 15%, dan sekitar 20% sisanya berasal dari luar daerah tersebut.
"Seperti strategi obat nyamuk, menyisir dari pinggirannya dulu walaupun pada kenyataannya pusat kota masih memberi kontribusi terbesar. Kita agak lebih fokus ke luar Jawa sebenarnya," katanya.
Dia menambahkan, Asiafone sudah memiliki pasar tersendiri. Karena itu, pihaknya memiliki target untuk bisa mendapatkan market share sebesar 20%.
Manajer Service Asiafone Franky menambahkan, service center Asiafone memiliki standar tersendiri yakni sistem yang sudah terintegrasi secara online. Dari situ bisa termonitor aktivitas service center seperti ketersediaan spare parts yang ada agar tidak sampai kehabisan di saat yang dibutuhkan.
"Dengan begitu konsumen tidak perlu menunggu lama apabila terjadi kerusakan dengan handphonenya. Kebutuhan di service center bisa dimonitor lewat sistem online tersebut," katanya.
(dol)