Pelaku Jasa Boga Perlu Inovasi Digital Agar Selamat dari Lesunya Ekonomi
A
A
A
JAKARTA - Kebijakan kerja dan belajar di rumah, plus social distancing akibat pandemik virus Corona berdampak signifikan terhadap dunia usaha. Salah satunya, pelaku usaha jasa makanan di Jakarta.
Hal itu diakui Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI) DKI. Organisasi mengakui kondisi yang ada belakangan ini berpengaruh pada bisnis anggotanya. Karena itu dibutuhkan solusi digital agar bisa tetap survive.
Tashya Megananda, Ketua APJI DKI, mengatakan, dengan merebaknya COVID-19 di Indonesia, terutama di Jakarta, dampaknya sangat dirasakan para pelaku usaha jasa makanan. Terutama ketika ada seruan untuk mengurangi kegiatan di luar rumah dan menjaga jarak atau social distancing.
"Hal ini sangat berdampak bagi perekonomian Indonesia, khususnya di bidang katering, restoran, dan kafe," kata Tashya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/3/2020).
Berdasarkan data survei pada Maret 2020, ungkap dia, terjadi penurunan omzet di industri restoran sebesar 25-50% dari penjualan normal. Kemungkinan pekan depan bisa turun hingga 80% karena imbauan pemerintah untuk stay at home.
"Untuk yang bergerak di katering industri/korporasi, selama pabrik atau perusahaan masih terus bekerja dan membutuhkan makanan, maka tidak ada perubahaan signifikan," katanya.
Tashya menambahkan, katering/venue wedding rata-rata sebagian besar even di tunda sampai waktu yang lebih aman. Umumnya ditunda tiga bulan ke depan.
Dalam kondisi ini, Tashya menganjurkan kepada anggotanya agar berinovasi dalam penjualan. Yakni cara jualan online dan delivery service. "Langkah ini perlu dilakukan, walaupun ada juga yang merasa dengan situasi sekarang tetap belum mengangkat omzet penjualan," imbuhnya.
Karena itu, Tashya dan anggota APJI lainnya merasa perlu bersama-sama asosiasi lainnya di dunia katering, restoran dan kafe, mencari inovasi baru untuk bisa mengangkat penjualan. Peran pemerintah juga memegang peranan penting untuk dapat menggerakkan ekonomi di sektor retail seperti ini.
"Kami berharap dalam kondisi kurang kondusif ini, pemerintah bisa memberikan penangguhan untuk biaya listrik, cicilan pinjaman/kredit bank," pintanya.
Dia juga meminta pemerintah bisa menahan kenaikkan harga bahan baku pangan. Sekaligus membantu memberikan disinfektan dan pengukur suhu badan kepada restoran dan katering.
"APJI siap mendukung dan membantu pemerintah dengan pengalaman dan sertifikasi yang dimiliki untuk memberikan pelayanan jasa boga bagi warga Jakarta pada masa social distanding," pungkasnya.
Hal itu diakui Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI) DKI. Organisasi mengakui kondisi yang ada belakangan ini berpengaruh pada bisnis anggotanya. Karena itu dibutuhkan solusi digital agar bisa tetap survive.
Tashya Megananda, Ketua APJI DKI, mengatakan, dengan merebaknya COVID-19 di Indonesia, terutama di Jakarta, dampaknya sangat dirasakan para pelaku usaha jasa makanan. Terutama ketika ada seruan untuk mengurangi kegiatan di luar rumah dan menjaga jarak atau social distancing.
"Hal ini sangat berdampak bagi perekonomian Indonesia, khususnya di bidang katering, restoran, dan kafe," kata Tashya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/3/2020).
Berdasarkan data survei pada Maret 2020, ungkap dia, terjadi penurunan omzet di industri restoran sebesar 25-50% dari penjualan normal. Kemungkinan pekan depan bisa turun hingga 80% karena imbauan pemerintah untuk stay at home.
"Untuk yang bergerak di katering industri/korporasi, selama pabrik atau perusahaan masih terus bekerja dan membutuhkan makanan, maka tidak ada perubahaan signifikan," katanya.
Tashya menambahkan, katering/venue wedding rata-rata sebagian besar even di tunda sampai waktu yang lebih aman. Umumnya ditunda tiga bulan ke depan.
Dalam kondisi ini, Tashya menganjurkan kepada anggotanya agar berinovasi dalam penjualan. Yakni cara jualan online dan delivery service. "Langkah ini perlu dilakukan, walaupun ada juga yang merasa dengan situasi sekarang tetap belum mengangkat omzet penjualan," imbuhnya.
Karena itu, Tashya dan anggota APJI lainnya merasa perlu bersama-sama asosiasi lainnya di dunia katering, restoran dan kafe, mencari inovasi baru untuk bisa mengangkat penjualan. Peran pemerintah juga memegang peranan penting untuk dapat menggerakkan ekonomi di sektor retail seperti ini.
"Kami berharap dalam kondisi kurang kondusif ini, pemerintah bisa memberikan penangguhan untuk biaya listrik, cicilan pinjaman/kredit bank," pintanya.
Dia juga meminta pemerintah bisa menahan kenaikkan harga bahan baku pangan. Sekaligus membantu memberikan disinfektan dan pengukur suhu badan kepada restoran dan katering.
"APJI siap mendukung dan membantu pemerintah dengan pengalaman dan sertifikasi yang dimiliki untuk memberikan pelayanan jasa boga bagi warga Jakarta pada masa social distanding," pungkasnya.
(mim)