Plasma Darah Pasien yang Sembuh Dipercaya Bisa Melawan Virus Corona

Minggu, 16 Februari 2020 - 19:24 WIB
Plasma Darah Pasien...
Plasma Darah Pasien yang Sembuh Dipercaya Bisa Melawan Virus Corona
A A A
NEW YORK - Virus Corona atau yang memiliki nama baru COVID-19, telah merenggut lebih dari 1.600 jiwa di seluruh dunia. Virus asal Wuhan, China ini telah menyebar ke banyak negara.

Fatalnya hingga saat ini para peneliti belum dapat menemukan solusi yang ampuh untuk menghentikan penyebarannya. Mereka juga kesulitan menyembuhkan pasien yang telah terdiagnosis virus.

Kendati demikian, berbagai pihak terus berupaya semaksimal mungkin mencari solusi itu. Belum lama ini, sebuah titik terang datang dari pejabat kesehatan senior China.

Si pejabat, plasma darah dari pasien yang telah pulih dari COVID-19 dapat membantu menyembuhkan pasien lain. Alasannya, plasma darah dari mereka dipercaya mengandung protein berharga yang dapat digunakan untuk mengobati pasien terinfeksi virus Corona.

China National Biotec Group, mengatakan, antibodi tersebut dapat membantu merawat 10 pasien Corona yang kritis. Selain itu, bisa mengurangi peradangan pasien selama dalam 12-24 jam.

Menurut para ahli, langkah ini memang cukup logis dan memungkinkan. Pasien yang baru sembuh dari COVID-19 masih memiliki antibodi terhadap virus Corona. Dengan menginjeksi antibodi ke pasien yang kritis, secara teori dapat membantu tubuh pasien itu melawan virus dengan lebih baik.

Meski begitu, menurut Carol Shoshkes Reiss, profesor biologi dan ilmu saraf di New York University yang tak terlibat dalam penelitian, para dokter harus tetap waspada terhadap kemungkinan efek samping yang muncul. "Senang mengetahui plasma dari para pasien yang sembuh sedang diuji. Namun, perlu diperhatikan juga kemungkinan efek samping dari perawatan ini," tutur Reiss dikutip dari Live Science, Minggu (16/2/2020).

Keraguan serupa juga dilontarkan oleh Eric Cioe-Peña, Direktur Kesehatan Global dari Northwell Health New York. Menurutnya, sebelum plasma darah benar-benar diinjeksi ke pasien yang sakit, perlu dilakukan proses ilmiah untuk mencoba dan mempelajarinya.

"Saya pikir perawatan itu merupakan ide yang bagus. Tetapi lebih baik melakukan prosedur normal untuk memastikan aman dan efektif sebelum diujikan pada seseorang," kata Cioe-Peña.
(mim)
Berita Terkait
Teknologi Sensor Sel...
Teknologi Sensor Sel Biologis Mampu Deteksi Virus Corona
PERKATRI Serahkan Teknologi...
PERKATRI Serahkan Teknologi Robotic ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19
Ilmuwan Australia Percaya...
Ilmuwan Australia Percaya Virus Corona Buatan Manusia
Jokowi Akui Infrastruktur...
Jokowi Akui Infrastruktur Kesehatan dan Pendidikan Buat Daya Saing Indonesia Lemah
Barisan Robot yang Membuat...
Barisan Robot yang Membuat Hidup Lebih Mudah
Virus Corona Jadi Kado...
Virus Corona Jadi Kado Terbaik di Hari Jadi Bumi
Berita Terkini
Cara Mengubah Kuota...
Cara Mengubah Kuota Belajar Menjadi Kuota Utama XL, Apakah Bisa?
8 jam yang lalu
China Bocor Halus: Robot...
China Bocor Halus: Robot Humanoid Tiangong Jadi Open Source, Siapa Saja Boleh Gunakan dan Kembangkan!
16 jam yang lalu
Era Baru Internet Tanpa...
Era Baru Internet Tanpa Kartu Fisik, Begini Jurus XLSMART Dorong Adopsi eSIM!
18 jam yang lalu
Varian JN.1 Picu Lonjakan...
Varian JN.1 Picu Lonjakan Drastis Kasus Covid-19 di Asia
1 hari yang lalu
Keseringan Menggunakan...
Keseringan Menggunakan Ponsel Diklaim Menyebabkan Kepala Tertunduk
1 hari yang lalu
Nama Baru Elon Musk...
Nama Baru Elon Musk di X Menyebabkan Kripto Tiba-tiba Melonjak
1 hari yang lalu
Infografis
4 Alasan NATO Bisa Runtuh...
4 Alasan NATO Bisa Runtuh Seperti Balon yang Bocor
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved