Virus Corona Diprediksi Hambat 5% Pengiriman Smartphone Asal China
A
A
A
BEIJING - Di tengah merebaknya Virus Corona dari kota Wuhan, vendor-vendor smartphone asal China diperkirakan mengirimkan 5 persen lebih sedikit unit ponsel dari yang diproyeksi sebelumnya.
Hal tersebut diungkap oleh lembaga riset pasar Strategy Analytics. Menurut Direktur Strategy Analytics Linda Sui, wabah virus corona baru di Wuhan akan menghantam China dan ekonomi global selama paruh pertama 2020.
"Pasar smartphone akan terkena dampak buruk pertumbuhan ekonomi yang melambat dan belanja konsumen yang menurun," ujar Sui dalam sebuah laporan dikutip dari South China Morning Post, Selasa (4/2/2020).
Vendor besar asal China seperti Huawei, OPPO, Vivo dan Xiaomi diperkirakan akan sangat terpuruk di kandang sendiri selama paruh pertama 2020.
Laporan itu juga meramalkan bahwa wabah itu akan berdampak pada pasokan dan manufaktur ponsel pintar global, karena Cina membuat 70 persen dari semua ponsel pintar yang ada saat ini.
"Setiap penundaan operasi untuk pabrik seperti karantina atau pembatasan perjalanan, pasti akan menyebabkan kekurangan pasokan tenaga kerja sementara," kata Sui.
Sementara itu, Strategy Analytics meramalkan bahwa pasar global akan mengirimkan 2 persen lebih sedikit smartphone dari yang diharapkan pada 2020.
Hingga saat ini setidaknya 24 provinsi, kota dan daerah di China yang menyatakan memperpanjang libur para pekerjanya yang kabarnya akan mulai kembali bekerja paling cepat 10 Februari mendatang.
Hal tersebut diungkap oleh lembaga riset pasar Strategy Analytics. Menurut Direktur Strategy Analytics Linda Sui, wabah virus corona baru di Wuhan akan menghantam China dan ekonomi global selama paruh pertama 2020.
"Pasar smartphone akan terkena dampak buruk pertumbuhan ekonomi yang melambat dan belanja konsumen yang menurun," ujar Sui dalam sebuah laporan dikutip dari South China Morning Post, Selasa (4/2/2020).
Vendor besar asal China seperti Huawei, OPPO, Vivo dan Xiaomi diperkirakan akan sangat terpuruk di kandang sendiri selama paruh pertama 2020.
Laporan itu juga meramalkan bahwa wabah itu akan berdampak pada pasokan dan manufaktur ponsel pintar global, karena Cina membuat 70 persen dari semua ponsel pintar yang ada saat ini.
"Setiap penundaan operasi untuk pabrik seperti karantina atau pembatasan perjalanan, pasti akan menyebabkan kekurangan pasokan tenaga kerja sementara," kata Sui.
Sementara itu, Strategy Analytics meramalkan bahwa pasar global akan mengirimkan 2 persen lebih sedikit smartphone dari yang diharapkan pada 2020.
Hingga saat ini setidaknya 24 provinsi, kota dan daerah di China yang menyatakan memperpanjang libur para pekerjanya yang kabarnya akan mulai kembali bekerja paling cepat 10 Februari mendatang.
(wbs)