China Tuduh Xiaomi dan Tencent Kumpulkan Data Secara Ilegal

Minggu, 22 Desember 2019 - 13:00 WIB
China Tuduh Xiaomi dan...
China Tuduh Xiaomi dan Tencent Kumpulkan Data Secara Ilegal
A A A
BEIJING - Negara Barat sudah lama mencurigai perusahaan teknologi China dalam praktik penyalahgunaan data pribadi. Kini giliran otoritas China sendiri yang menudingnya.

Otoritas China menuduh Xiaomi dan Tencent mengumpulkan data ilegal di China. Laman Giz China melaporkan, tuduhan ini diinformasikan oleh laman Fossbytes. Situs tersebut melaporkan, pemerintah setempat telah mengklasifikasikan dua perusahaan di antara perusahaan terbesar di negara itu yang secara ilegal mengumpulkan data pribadi penggunanya.

Lebih khusus lagi, Kementerian Perindustrian, Informasi dan Teknologi (MIIT) telah menyusun daftar 41 aplikasi yang diduga melanggar undang-undang nasional terkait pengumpulan dan penjualan kembali data pribadi penggunanya.

Di antara aplikasi dalam daftar ini, ditemukan nama Xiaomi Finance, Tencent QQ (layanan pesan instan), dan QQ Reading (platform yang didedikasikan untuk eBook). Ada juga perusahaan raksasa China lainnya seperti Sina Corp (pemilik jejaring sosial Weibo), beberapa agregator berita populer setempat (36Kr dan Sohu News). Serta layanan pengiriman seperti FlashEX, juga menjadi sasaran pengejaran oleh otoritas China.

Menurut Fossbytes, regulator China menggandakan upaya mereka untuk melawan aplikasi yang tidak terlalu sensitif terhadap gagasan privasi. Layanan dengan basis pengguna besar telah diteliti oleh agen MIIT. Kementerian China secara khusus meluncurkan kampanye pada bulan lalu yang ditujukan untuk daftar hitam dan pemblokiran aplikasi seluler.

Kampanye ini menyasar aplikasi yang tidak mematuhi hukum yang mengatur pengumpulan dan penggunaan komersial data pribadi. MIIT juga mengklarifikasi sebuah badan independen akan bertanggung jawab untuk mempelajari aplikasi secara dekat dengan sejumlah besar unduhan.

Sejak awal inisiatif ini, lebih dari 8.000 aplikasi telah mengakui praktik yang meragukan telah mengindikasikan kepada pihak berwenang bahwa mereka telah mengambil langkah yang diperlukan untuk kembali ke jalurnya. Sebanyak 41 aplikasi yang disebutkan di atas tetap bermasalah karena terus mengumpulkan data meskipun kampanye diluncurkan oleh MIIT.

Layanan ini terlalu sering meminta izin kepada pengguna. Dan dalam kasus-kasus tertentu mempersulit syarat diperlukan pengguna yang ingin berhenti berlangganan.
(mim)
Berita Terkait
Ancaman Kejahatan Siber...
Ancaman Kejahatan Siber Dinilai Harus Menjadi Perhatian Bersama
Kejahatan Siber Bisa...
Kejahatan Siber Bisa Mengancam Reputasi Bisnis, Kenali Modusnya
Fitur Verifikasi Wajah,...
Fitur Verifikasi Wajah, Antisipasi Mitra Gojek agar Terhindar Cyber Crime
Tangkis Serangan Siber...
Tangkis Serangan Siber dengan Teknologi SIEM Berbasis AI dari IBM QRadar
Lindungi Data Nasabah...
Lindungi Data Nasabah dari Cyber Crime, Vega Sinarmas Lakukan Hal Ini
Selalu Waspada, Ancamanan...
Selalu Waspada, Ancamanan Keamanan Siber Meningkat Selama Pandemi Covid-19
Berita Terkini
Hypernet dan Huawei...
Hypernet dan Huawei Jalin Kemitraan Strategis untuk Pemberdayaan Digital UKM
8 jam yang lalu
Jawaban Kenapa Kucing...
Jawaban Kenapa Kucing Berwarna Oranye Punya Banyak Kelebihan Akhirnya Terungkap
10 jam yang lalu
Cumi-cumi Raksasa Dipertontonkan...
Cumi-cumi Raksasa Dipertontonkan Hidup-hidup untuk Pertama Kalinya
11 jam yang lalu
Ilmuwan Gunakan AI untuk...
Ilmuwan Gunakan AI untuk Bicara dengan Lumba-lumba
12 jam yang lalu
Daftar Kode Redeem FF...
Daftar Kode Redeem FF Free Fire Max Rabu 16 April 2025, Klaim Sekarang!
1 hari yang lalu
Ambisi Indonesia-Rusia...
Ambisi Indonesia-Rusia Bikin Internet Ngebut tapi Murah Meriah
1 hari yang lalu
Infografis
Pentagon: China Bisa...
Pentagon: China Bisa Hancurkan Semua Kapal Induk AS dalam 20 Menit
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved