Momentum Nadiem Makarim Jadi Paling Banyak Jadi Perhatian Milenial
A
A
A
JAKARTA - Temuan Next Policy berbasis big data Kabinet Jokowi-Ma’ruf memunculkan beberapa temuan menarik. Nadiem Makarim Menteri Pendidikan dan Kebudayan mendapatkan perhatian tinggi dari warganet.
Warganet juga menunggu terobosan dan inovasi yang akan diimplementasikan pendiri GoJek tersebut. Next Policy memaparkan temuan tersebut dalam konferensi pers yang diselenggarakan di Bakoel Koffie (21/11/19).
“Nadiem Makarim menemukan momentumnya. Pertama, kemunculan milenial sebagai generasi penggerak dan penentu masa depan dalam komposisi penduduk. Kedua, Revousi Industri 4.0 atau revolusi teknologi digital yang mengubah banyak bidang/sektor seperti menguatnya sektor ekonomi digital dan memunculkan model dan organisasi bisnis rintisan (startup) yang digerakan para milenial.
Dan ketiga kebutuhan untuk menjadikan sains dan teknologi sebagai input penting untuk beragamkepentingan, yang menjadi salah satu kecakapan penting para milenial, “ jelas M. Rahmat Yananda, analis senior Next Policy.
Rahmat menambahkan, dunia pendidikan Indonesia mengalami kebuntuan yang membutuhkan
terobosan dan inovasi. Peringkat Indonesia tidak kompetitif di sub indeks input untuk Pendidikan dan Riset terlihat dari laporan Global Innovation Index (GII) 2019.Peringkat Indonesia untuk sains, matematika dan literasi yang dikeluarkan OECD, tidak mengalami perkembangan menjanjikan.
“ Nadiem dan generasinya menemukan momentum mengekplorasi jamannya,”kata M. Rahmat Yananda. Nadiem juga harus mencari terobosan untuk mempercepat anak-anak Indonesia menguasai beragam kecakapan di abad 21. Kecakapan Abad 21 adalah kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta penguasaan TIK yang kembangkan melalui kecakapan perpikir kritis dan pemecahan masalah, kecakapan komunikasi, kecakapan kreatif dan inovasi, serta kecakapapan kolaborasi.
“Nadiem adalah sosok yang tumbuh bersama dengan generasi milenial, memiliki pengalaman dan sukses mendirikan dan memimpin bisnis perusahaan rintisan, dan memiliki pemahaman dan kemampuan untuk menjadikan teknologi sebagai keunggulan,”kata Rahmat.
Tantangan dan Kesempatan Nadiem Harapan tinggi terhadap Nadiem tentu saja tidak dapat terlaksana begitu saja walaupun Nadiem berpengalaman mengantarkan GoJek menjadi perusahan rintisan berskala unicorn.
“Penyelenggaraan sektor privat dan sektor publik jelas berbeda. Akan tetapi telah lama juga pemerintah di berbagai negara, termasuk Indonesia, meminjam dan menggunakan penyelenggaraan praktik-praktik terbaik di sektor privat untuk kepentingan publik. Misalnya, Nadiem dapat memanfaatkan kemajuan teknologiinformasi dan komunikasi untuk peningkatan dan pemerataan pendidikan Indonesia yang tengah berlangsung di negara lain ” jelas Rahmat.
Menurutnya, pendekatan generasi Nadiem dan generasi sebelumnya memang berbeda. Mereka berpikir untuk melihat masalah dan berkontribusi dalam pemecahannnya tanpa berlama-lama dalam proses perencanaan.
“Kita harus memberikan keseapatan yang fair kepada Nadiem untuk mengekplorasi momentumnya,” tegas Rahmat.
Warganet juga menunggu terobosan dan inovasi yang akan diimplementasikan pendiri GoJek tersebut. Next Policy memaparkan temuan tersebut dalam konferensi pers yang diselenggarakan di Bakoel Koffie (21/11/19).
“Nadiem Makarim menemukan momentumnya. Pertama, kemunculan milenial sebagai generasi penggerak dan penentu masa depan dalam komposisi penduduk. Kedua, Revousi Industri 4.0 atau revolusi teknologi digital yang mengubah banyak bidang/sektor seperti menguatnya sektor ekonomi digital dan memunculkan model dan organisasi bisnis rintisan (startup) yang digerakan para milenial.
Dan ketiga kebutuhan untuk menjadikan sains dan teknologi sebagai input penting untuk beragamkepentingan, yang menjadi salah satu kecakapan penting para milenial, “ jelas M. Rahmat Yananda, analis senior Next Policy.
Rahmat menambahkan, dunia pendidikan Indonesia mengalami kebuntuan yang membutuhkan
terobosan dan inovasi. Peringkat Indonesia tidak kompetitif di sub indeks input untuk Pendidikan dan Riset terlihat dari laporan Global Innovation Index (GII) 2019.Peringkat Indonesia untuk sains, matematika dan literasi yang dikeluarkan OECD, tidak mengalami perkembangan menjanjikan.
“ Nadiem dan generasinya menemukan momentum mengekplorasi jamannya,”kata M. Rahmat Yananda. Nadiem juga harus mencari terobosan untuk mempercepat anak-anak Indonesia menguasai beragam kecakapan di abad 21. Kecakapan Abad 21 adalah kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta penguasaan TIK yang kembangkan melalui kecakapan perpikir kritis dan pemecahan masalah, kecakapan komunikasi, kecakapan kreatif dan inovasi, serta kecakapapan kolaborasi.
“Nadiem adalah sosok yang tumbuh bersama dengan generasi milenial, memiliki pengalaman dan sukses mendirikan dan memimpin bisnis perusahaan rintisan, dan memiliki pemahaman dan kemampuan untuk menjadikan teknologi sebagai keunggulan,”kata Rahmat.
Tantangan dan Kesempatan Nadiem Harapan tinggi terhadap Nadiem tentu saja tidak dapat terlaksana begitu saja walaupun Nadiem berpengalaman mengantarkan GoJek menjadi perusahan rintisan berskala unicorn.
“Penyelenggaraan sektor privat dan sektor publik jelas berbeda. Akan tetapi telah lama juga pemerintah di berbagai negara, termasuk Indonesia, meminjam dan menggunakan penyelenggaraan praktik-praktik terbaik di sektor privat untuk kepentingan publik. Misalnya, Nadiem dapat memanfaatkan kemajuan teknologiinformasi dan komunikasi untuk peningkatan dan pemerataan pendidikan Indonesia yang tengah berlangsung di negara lain ” jelas Rahmat.
Menurutnya, pendekatan generasi Nadiem dan generasi sebelumnya memang berbeda. Mereka berpikir untuk melihat masalah dan berkontribusi dalam pemecahannnya tanpa berlama-lama dalam proses perencanaan.
“Kita harus memberikan keseapatan yang fair kepada Nadiem untuk mengekplorasi momentumnya,” tegas Rahmat.
(wbs)