WeWork Gagal IPO, Tanda Perusahaan Berbasis Internet Ditinggal Pemodal?

Sabtu, 02 November 2019 - 10:00 WIB
WeWork Gagal IPO, Tanda...
WeWork Gagal IPO, Tanda Perusahaan Berbasis Internet Ditinggal Pemodal?
A A A
JAKARTA - Investor mulai menjauh dari pembiayaan perusahaan berbasis teknologi. Hal ini terlihat dari kegagalan startup berbagi kantor, WeWork , yang digagas SoftBank meraup pendanaan dari IPO .

Kegagalan IPO itu membuat publik meragukan tentang Vision Fund senilai USD100 miliar yang mereka bidik. Namun hal itu tak mematahkan semangat dari SoftBank Group CEO, Masayoshi Son. "Kami mengidentifikasi para pengusaha yang memiliki visi terbesar untuk menyelesaikan masalah yang tidak terpecahkan. Mereka perlu memiliki gairah terkuat. Dan kemudian kami memberikan uang tunai untuk berjuang," kata Son dalam konferensi bisnis diIbu Kota Arab Saudi, Riyadh, seperti dilansir dari Nikkei Asian Review.

Komentar itu adalah yang pertama di publik sejak WeWork, salah satu target investasi utamanya, membatalkan listing pada akhir September. Startup ini menerima sambutan dingin dari para investor yang skeptis dengan kerugian yang meningkat dan struktur tata kelola perusahaan.

Son berbicara di Future Investment Initiative, yang diselenggarakan oleh pengelola dana kekayaan negara Arab Saudi, Dana Investasi Publik (PIF). Dia tampak bersemangat untuk menopang dukungan dari Saudi, PIF, sebagai investor terbesar di Vision Fund, tapi belum mendukung dana kedua yang diumumkan SoftBank pada bulan Juli.

Sang taipan mempresentasikan proyeknya untuk menuangkan lebih banyak modal ke kecerdasan buatan alias AI. Dikatakannya, AI di lapangan berada di puncak kemajuan yang luar biasa. Saat ini AI hanya menangani 10% "subjek" atau tugas yang lebih baik daripada manusia, tapi dalam 30 tahun ke depan rasionya dipercaya bakal melonjak menjadi sekitar 90%.

Son menyebutkan, kekuatan komputasi, ukuran memori, kecepatan komunikasi -itu adalah tiga hal mendasar (yang) telah meningkat sebesar 1 juta kali dalam tiga dekade terakhir. Dia berharap peningkatan jutaan kali lipat selama 30 tahun mendatang.

Son tampaknya tidak menunjukkan tanda-tanda mundur dari pendekatan investasinya. "Kami fokus pada investasi di unicorn. Itu adalah nomor satu di setiap kategori," ucapnya.Forum ini sendiri dihadiri oleh sedikit investor akibat dari ketidaksukaan pemodal terhadap pembunuhan wartawan Arab Saudi, Jamal Khashoggi di konsulat mereka yang ada di Istanbul, Turki.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8071 seconds (0.1#10.140)