Review Redmi Note 8, Membidik Alam Jepang dalam 48 MP
A
A
A
INI memang bukan Redmi Note 8 Pro yangmengusung kamera 64 MP. Namun, Redmi Note 8 yang punya kamera 48 MP. Jika dibandingkan Redmi Note 7 yang terbilang sukses di Indonesia, Redmi Note 8 punya banyak pembaruan, baik dari sisi desain, kamera maupun kinerja.
Misalnya dari dual kamera jadi empat kamera. Sudah memiliki lensa makro, wide angle, panorama selfie. Juga prosesor lebih cepat Snapdragon 665 dibandingkan 660. Bodi yang lebih tipis dengan 90 persen rasio screen to body. Tapi untuk menguji langsung ponsel ini, maka Redmi Note 8 saya ajak jalan-jalan menemani liputan Tokyo Motor Show 2019 atas undangan PT Honda Prospect Motor (HPM).
Hal pertama yang saya suka adalah warna neptune bluenya. Bisa dibilang elegan dan indahsekali. Berkelas! Tidak seperti ponsel kelas menengah kebanyakan. Casingnya berpendar ketika terkena sorotan cahaya.
Bodinya nyaman digenggam. Layarnya 6,3 incinya juga bagus. Rasio 90 persen screen to body membuat mata terasa nyaman saat menonton YouTube selama dalam perjalanan. Atau mengedit foto karena resolusinya pun sudah FHD+2340x1080 piksel (409 ppi). Saya juga suka tombol power dan volume di sebelah kiri. Empuk dan mudah dijangkau saat diambil dari saku celana. Dan karena menggunakan USB tipe C, saya merasa dimudahkan saat charging (lebih cepat)atau saat memindah file foto dari ponsel ke MacBook Pro saya. Untuk sensor sidik jari dicover belakang, butuh waktu untuk terbiasa. Namun, setelah itu tidak ada masalah berarti.
Secara keseluruhan, tidak ada hal yang mengganggu dari Redmi Note 8. Semua hal yang diberikan ponsel ini sudah sangat baik, juga memuaskan dikelasnya. Misalnya baterai yang mencapai 4.000 mAh.
48 MP, Gambar Lebih Tajam
Nah, karena sedang traveling, tentu saja tujuan utamasaya adalah membuat foto yang bagus. Seharusnya Redmi Note8 bisa melakukan itu. Di atas kertas, ponsel ini mengusung formasi empat kamera 48MP dibagian belakang. Bahkan, ketika dipegang pun, 4 kameranya sudah intimidatif.
Kamera utamanya mengusung resolusi 48MP menggunakan sensor 1/2 inci dengan bukaan f/1.79 serta sudut pandang 79.4 derajat. Lalu, ada kamera ultrawide 8MP dengan sudut pandang 120°, lensa makro 2MP, dan sensor kedalaman 2MP. Di bagian depan,ada kamera selfie 13MP dengan bukaan f/2.0 dan teknologi AI.
Nah, selama memotret diJepang, saya menggunakanmode 48 MP. Untuk apa? Karena ingin tahu apakah mode ini cukup berpengaruh untuk menghasilkan gambar yang bagus. Kurobe Dam merupa kan bendungan tertinggi di Jepang dengan ketinggian 186 meter. Dibangunnya pun sudah dari 1963. Karena itu banyak fakta bersejarah tentang bendungan yang berbentuk busur ini.
Saya berjalan di atas bendungan selama 10-15menit. Bendungannya sangatmegah dan banyak sekali angledan objek foto yang bisa sayajepret. Nah yang saya rasakanadalah gambar di ponsel cenderung lebih tajam. Detail darifoto yang saya jepret terasasangat baik dan terjaga. Untuk ukuran ponsel dengan banderol mulai Rp2 jutaan, jepretan gambar yang saya dapat bisa dibilang istimewa. Bahkan, bisa saya katakan berkelas.
Ukuran file yang direkam memang cukup besar, mencapai 12 MB-15 MB. Dibandingkan 4 MB-5 MB untuk filebiasa. Namun, saya bisa mendapat detail lebih baik, juga dynamic range yang juga sangat baik. Adapun yang penting saat melakukan editing.
Kesimpulannya, kamera 48MP untuk memotret lanskap atau portrait sangat mengasyikkan. Terutama jika ingin kualitas detail yang lebih baik. Memang, ketajamannya tidak sampai gambar bisa di-zoom atau di-crop. Tapi, sebenarnya sudah sangat oke. Padahal, masih banyak fitur yang bisa dicoba di Redmi Note 8. Mulai ultrawide hingga macro. Ah, tapi tidak akan cukup ditulis dalam sebuah artikel. (Danang Arradian)
Misalnya dari dual kamera jadi empat kamera. Sudah memiliki lensa makro, wide angle, panorama selfie. Juga prosesor lebih cepat Snapdragon 665 dibandingkan 660. Bodi yang lebih tipis dengan 90 persen rasio screen to body. Tapi untuk menguji langsung ponsel ini, maka Redmi Note 8 saya ajak jalan-jalan menemani liputan Tokyo Motor Show 2019 atas undangan PT Honda Prospect Motor (HPM).
Hal pertama yang saya suka adalah warna neptune bluenya. Bisa dibilang elegan dan indahsekali. Berkelas! Tidak seperti ponsel kelas menengah kebanyakan. Casingnya berpendar ketika terkena sorotan cahaya.
Bodinya nyaman digenggam. Layarnya 6,3 incinya juga bagus. Rasio 90 persen screen to body membuat mata terasa nyaman saat menonton YouTube selama dalam perjalanan. Atau mengedit foto karena resolusinya pun sudah FHD+2340x1080 piksel (409 ppi). Saya juga suka tombol power dan volume di sebelah kiri. Empuk dan mudah dijangkau saat diambil dari saku celana. Dan karena menggunakan USB tipe C, saya merasa dimudahkan saat charging (lebih cepat)atau saat memindah file foto dari ponsel ke MacBook Pro saya. Untuk sensor sidik jari dicover belakang, butuh waktu untuk terbiasa. Namun, setelah itu tidak ada masalah berarti.
Secara keseluruhan, tidak ada hal yang mengganggu dari Redmi Note 8. Semua hal yang diberikan ponsel ini sudah sangat baik, juga memuaskan dikelasnya. Misalnya baterai yang mencapai 4.000 mAh.
48 MP, Gambar Lebih Tajam
Nah, karena sedang traveling, tentu saja tujuan utamasaya adalah membuat foto yang bagus. Seharusnya Redmi Note8 bisa melakukan itu. Di atas kertas, ponsel ini mengusung formasi empat kamera 48MP dibagian belakang. Bahkan, ketika dipegang pun, 4 kameranya sudah intimidatif.
Kamera utamanya mengusung resolusi 48MP menggunakan sensor 1/2 inci dengan bukaan f/1.79 serta sudut pandang 79.4 derajat. Lalu, ada kamera ultrawide 8MP dengan sudut pandang 120°, lensa makro 2MP, dan sensor kedalaman 2MP. Di bagian depan,ada kamera selfie 13MP dengan bukaan f/2.0 dan teknologi AI.
Nah, selama memotret diJepang, saya menggunakanmode 48 MP. Untuk apa? Karena ingin tahu apakah mode ini cukup berpengaruh untuk menghasilkan gambar yang bagus. Kurobe Dam merupa kan bendungan tertinggi di Jepang dengan ketinggian 186 meter. Dibangunnya pun sudah dari 1963. Karena itu banyak fakta bersejarah tentang bendungan yang berbentuk busur ini.
Saya berjalan di atas bendungan selama 10-15menit. Bendungannya sangatmegah dan banyak sekali angledan objek foto yang bisa sayajepret. Nah yang saya rasakanadalah gambar di ponsel cenderung lebih tajam. Detail darifoto yang saya jepret terasasangat baik dan terjaga. Untuk ukuran ponsel dengan banderol mulai Rp2 jutaan, jepretan gambar yang saya dapat bisa dibilang istimewa. Bahkan, bisa saya katakan berkelas.
Ukuran file yang direkam memang cukup besar, mencapai 12 MB-15 MB. Dibandingkan 4 MB-5 MB untuk filebiasa. Namun, saya bisa mendapat detail lebih baik, juga dynamic range yang juga sangat baik. Adapun yang penting saat melakukan editing.
Kesimpulannya, kamera 48MP untuk memotret lanskap atau portrait sangat mengasyikkan. Terutama jika ingin kualitas detail yang lebih baik. Memang, ketajamannya tidak sampai gambar bisa di-zoom atau di-crop. Tapi, sebenarnya sudah sangat oke. Padahal, masih banyak fitur yang bisa dicoba di Redmi Note 8. Mulai ultrawide hingga macro. Ah, tapi tidak akan cukup ditulis dalam sebuah artikel. (Danang Arradian)
(nfl)