Demi Kuis Online, Warganet Rela Bagikan Data Pribadi
A
A
A
JAKARTA - Hasil survei Kaspersky mengungkapkan para pengguna online di Asia Pasifik tidak sungkan untuk membagikan informasi pribadi mereka dengan imbalan berbagai keuntungan pribadi dari media sosial, misalnya untuk kuis online.
Terdapat sebanyak 11.887 partisipan di 21 negara yang menjadi bagian dalam survei ini. Dari keseluruhan responden, 3.177 berasal dari Asia Tenggara, yaitu, Indonesia dan Vietnam.
Dari responden, 22% mengaku mereka berbagi rincian media sosial untuk mengetahui hasil kuis yang menghibur sementara 18,9% mengaku akan mengabaikan privasi jika mereka bisa mendapatkan sesuatu secara gratis, seperti perangkat lunak, layanan ataupun hadiah.
Lebih lanjut, para pengguna yang disurvei dalam wilayah tersebut mengatakan 53,6% dari mereka sudah mengalami pelanggaran data atau rahasia pribadi yang berhasil diakses oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab.
Pelanggaran privasi online paling tinggi terjadi untuk kelompok usia 16-24 tahun yaitu mencapai 57,1%.
Para responden mengatakan karena kebocoran data ini, mereka merasa terganggu oleh spam dan iklan, serta berpikiran bahwa mereka mungkin telah melakukan hal yang memalukan atau menyinggung seseorang.
Dikutip dalam keterangan resminya, Sabtu (5/10/2019) Kaspersky berbagi tips berikut untuk membantu para pengguna online dapat menjaga aktivitas dunia
maya tetap aman dan menghindari menjadi korban penyalahgunaan data:
- Berpikir dua kali sebelum memposting di seluruh saluran media sosial. Pertimbangkan konsekuensi yang lebih luas daripada membuat informasi Anda menjadi konsumsi publik.
- Simpan kata sandi akun online milik Anda untuk diri Anda sendiri. Mungkin tampak sederhana dan nyaman jika berbagi akun dengan keluarga maupun teman, namun tidak menutup kemungkinan untuk kata sandi ini akan sampai ke tangan pelaku penipuan.
Lindungi informasi pribadi Anda lebih ketat, terlebih apabila terjadi masalah yang memperburuk sebuah hubungan
didalamnya.
- Jaga privasi online Anda dengan serius. Bagikan atau izinkan akses ke informasi Anda dengan pihak ketiga hanya jika benar-benar diperlukan, untuk meminimalkan informasi yang jatuh ke tangan yang salah.
Terdapat sebanyak 11.887 partisipan di 21 negara yang menjadi bagian dalam survei ini. Dari keseluruhan responden, 3.177 berasal dari Asia Tenggara, yaitu, Indonesia dan Vietnam.
Dari responden, 22% mengaku mereka berbagi rincian media sosial untuk mengetahui hasil kuis yang menghibur sementara 18,9% mengaku akan mengabaikan privasi jika mereka bisa mendapatkan sesuatu secara gratis, seperti perangkat lunak, layanan ataupun hadiah.
Lebih lanjut, para pengguna yang disurvei dalam wilayah tersebut mengatakan 53,6% dari mereka sudah mengalami pelanggaran data atau rahasia pribadi yang berhasil diakses oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab.
Pelanggaran privasi online paling tinggi terjadi untuk kelompok usia 16-24 tahun yaitu mencapai 57,1%.
Para responden mengatakan karena kebocoran data ini, mereka merasa terganggu oleh spam dan iklan, serta berpikiran bahwa mereka mungkin telah melakukan hal yang memalukan atau menyinggung seseorang.
Dikutip dalam keterangan resminya, Sabtu (5/10/2019) Kaspersky berbagi tips berikut untuk membantu para pengguna online dapat menjaga aktivitas dunia
maya tetap aman dan menghindari menjadi korban penyalahgunaan data:
- Berpikir dua kali sebelum memposting di seluruh saluran media sosial. Pertimbangkan konsekuensi yang lebih luas daripada membuat informasi Anda menjadi konsumsi publik.
- Simpan kata sandi akun online milik Anda untuk diri Anda sendiri. Mungkin tampak sederhana dan nyaman jika berbagi akun dengan keluarga maupun teman, namun tidak menutup kemungkinan untuk kata sandi ini akan sampai ke tangan pelaku penipuan.
Lindungi informasi pribadi Anda lebih ketat, terlebih apabila terjadi masalah yang memperburuk sebuah hubungan
didalamnya.
- Jaga privasi online Anda dengan serius. Bagikan atau izinkan akses ke informasi Anda dengan pihak ketiga hanya jika benar-benar diperlukan, untuk meminimalkan informasi yang jatuh ke tangan yang salah.
(wbs)