Aplikasi Anak Bangsa Ini Untungkan Penumpang dan Sopir Angkutan Online
A
A
A
JAKARTA - Apakah Anda sering terjebak kemacetan di dalam taksi yang membosankan? Kini ada Traxia Mobility Service (TMS), sebuah aplikasi yang menawarkan solusi menyenangkan bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Layanan tersebut dihadirkan oleh startup asli Indonesia di bidang industri automotif, yakni Digitalinstincts Teknologi (DIT). Melalui TMS, penumpang mendapatkan fasilitas yang memanjakannya saat menggunakan jasa taksi online. Antara lain, belanja saat di perjalanan, hiburan multimedia, nonton film dan layanan streaming, WiFi gratis, online meeting dan video conference service, serta layanan jasa keuangan.
Selain menyenangkan bagi penumpang, TMS juga membawa rezeki bagi pengemudi. Di mana mereka memiliki ruang produktif di mobilnya yang dapat digunakan oleh penyedia konten dan media untuk mempromosikan produk dan layanan relevan dengan penumpang. Tentunya melalui Traxia Mobility Service Kiosk (tablet).
Sementara bagi penyedia layanan dan media konten dapat melihat data yang tersedia secara live dan active trending. Misalnya, jenis kelamin dan usia penumpang, tingkat perhatian penumpang, tingkat reaksi terhadap media dan layanan, kontek lokasi dan waktu dalam perjalanan, serta kesimpulan tren saat ini maupun sejarahnya.
"TMS ialah proyek kendaraan terkoneksi atau connected vehicle ke teknologi komputasi Awan (Cloud Computing) sebagai terobosan bagi pengguna layanan mobilitas seperti taksi. Penerapan teknologi kecerdasan buatan atau AI dalam aplikasi yang dapat memprediksi interaksi penumpang terhadap media selama perjalanan dipercaya memberikan peluang tambahan pemasukan bagi para pengemudi dan perusahaan penyedia layanan mobilitas,” kata Chief Executive Officer (CEO) PT Digitalinstincts Teknologi, Kenny Marchel, di Jakarta.
Layanan yang disajikan TMS didukung melalui kerja sama dengan Telkomsel selaku rekanan layanan data telekomunikasi. Sedangkan JVC Kenwood dilibatkan sebagai rekanan teknologi di dalam kendaraan.
Untuk sementara layanan ini akan diuji coba di wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara. ”Maksud dari publikasi ini adalah merupakan ajang pengenalan terhadap uji coba terbuka (Open Beta Testing) yang akan dilakukan terbatas di area Kelapa Gading, Jakarta Utara. Ini menjadi pembuktian atas konsep dari proyek Traxia Mobility Service,” tuturnya.
Kenny menyebutkan, bagi mereka yang mengunduh dan bersedia dijadikan subjek uji coba ini, maka bisa mendapatkan fasilitas-fasilitas yang disediakan secara gratis hingga Desember 2019. ”Fasilitasnya ada perjalanan ke mana saja gratis, free WiFi. Ke depannya bakal ada shopping deal, location base service misalnya mau ke dokter, atau salon, kami akan carikan rekan terdekat,” tandasnya.
Uji coba akan berakhir pada November 2019. Di mana layanan ini ditujukan penggunaannya kepada rekanan layanan mobilitas, seperti transportasi berbasis online melalui kolaborasi dengan rekanan media dan penyedia konten lainnya untuk memberikan ekosistem mobilitas yang menguntungkan bagi semua pihak seperti pengemudi, penumpang dan pendana (sponsor). Selama uji coba, pihaknya menargetkan 20 penumpang perhari.
Layanan tersebut dihadirkan oleh startup asli Indonesia di bidang industri automotif, yakni Digitalinstincts Teknologi (DIT). Melalui TMS, penumpang mendapatkan fasilitas yang memanjakannya saat menggunakan jasa taksi online. Antara lain, belanja saat di perjalanan, hiburan multimedia, nonton film dan layanan streaming, WiFi gratis, online meeting dan video conference service, serta layanan jasa keuangan.
Selain menyenangkan bagi penumpang, TMS juga membawa rezeki bagi pengemudi. Di mana mereka memiliki ruang produktif di mobilnya yang dapat digunakan oleh penyedia konten dan media untuk mempromosikan produk dan layanan relevan dengan penumpang. Tentunya melalui Traxia Mobility Service Kiosk (tablet).
Sementara bagi penyedia layanan dan media konten dapat melihat data yang tersedia secara live dan active trending. Misalnya, jenis kelamin dan usia penumpang, tingkat perhatian penumpang, tingkat reaksi terhadap media dan layanan, kontek lokasi dan waktu dalam perjalanan, serta kesimpulan tren saat ini maupun sejarahnya.
"TMS ialah proyek kendaraan terkoneksi atau connected vehicle ke teknologi komputasi Awan (Cloud Computing) sebagai terobosan bagi pengguna layanan mobilitas seperti taksi. Penerapan teknologi kecerdasan buatan atau AI dalam aplikasi yang dapat memprediksi interaksi penumpang terhadap media selama perjalanan dipercaya memberikan peluang tambahan pemasukan bagi para pengemudi dan perusahaan penyedia layanan mobilitas,” kata Chief Executive Officer (CEO) PT Digitalinstincts Teknologi, Kenny Marchel, di Jakarta.
Layanan yang disajikan TMS didukung melalui kerja sama dengan Telkomsel selaku rekanan layanan data telekomunikasi. Sedangkan JVC Kenwood dilibatkan sebagai rekanan teknologi di dalam kendaraan.
Untuk sementara layanan ini akan diuji coba di wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara. ”Maksud dari publikasi ini adalah merupakan ajang pengenalan terhadap uji coba terbuka (Open Beta Testing) yang akan dilakukan terbatas di area Kelapa Gading, Jakarta Utara. Ini menjadi pembuktian atas konsep dari proyek Traxia Mobility Service,” tuturnya.
Kenny menyebutkan, bagi mereka yang mengunduh dan bersedia dijadikan subjek uji coba ini, maka bisa mendapatkan fasilitas-fasilitas yang disediakan secara gratis hingga Desember 2019. ”Fasilitasnya ada perjalanan ke mana saja gratis, free WiFi. Ke depannya bakal ada shopping deal, location base service misalnya mau ke dokter, atau salon, kami akan carikan rekan terdekat,” tandasnya.
Uji coba akan berakhir pada November 2019. Di mana layanan ini ditujukan penggunaannya kepada rekanan layanan mobilitas, seperti transportasi berbasis online melalui kolaborasi dengan rekanan media dan penyedia konten lainnya untuk memberikan ekosistem mobilitas yang menguntungkan bagi semua pihak seperti pengemudi, penumpang dan pendana (sponsor). Selama uji coba, pihaknya menargetkan 20 penumpang perhari.
(mim)