Ponsel China Kuasai Pasar Asia Tenggara
A
A
A
JAKARTA - Pasar smartphone di Asia Tenggara tumbuh subur pada kuartal (Q2) 2019. Secara presentasi naiknya pasar smartphone Asia Tenggara pencapai 2% YoY (Yeay-on-Year), dengan total 30,7 juta unit dikirimkan selama kuartal tersebut.
Dari jumlah itu, setidaknya produsen asal Negeri Tirai Bambu mendominasi 62% pangsa pasar atau 19 juta unit. Pangsa pasar merek China mengalami lompatan besar dari 50% pada kuartal yang sama tahun lalu.
Riset yang dilaporkan oleh Canalys menyebutkan merek China seperti Oppo, vivo, Xiaomi, dan Realme berada di lima besar. Secara rinci posisi pertama masih dipimpin oleh pabrikan smartphone asal Korea Selatan, Samsung, yang pada Q2 tercatat mengirikman 7,7 juta unit ponsel.
Kemudian posisi runner up ditempati Oppo dengan pengapalan yang beda tipis dengan Samsung yaitu 7,3 juta unit ponsel. Oppo mencatatkan kinerja terbaiknya dengan pertumbuhan 49% YoT.
Ketiga ada Vivo dengan pengiriman 4,1 juta unit smartphone, kemudian disusul Xiaomi yang menggantikan Huawei di posisi keempat dengan 3,8 jtua unit pengapalan smartphone.
Pendatang baru, Realme, masuk posisi kelima untuk pertama kalinya dengan mencatatkan diri pada kuartal kedua tahun ini 1,6 juta unit.
"Asia Tenggara populer untuk merek-merek baru, karena peluang keberhasilannya lebih tinggi daripada di bagian lain dunia,” kata Analis Canalys, Matthew Xie dikutip dari laman Varinda, Jumat (16/8/2019).
Xie mengungkap dari 75% pengiriman yang dilkaukan di pasar Asia Tenggara merupakan model ponsel kisaran harga USD 200 atau sekitar Rp 2,8 juta saja. Kisaran harga ini mengarah pada smartphoen kelas menengah ke bawah.
Mengingat populasi yang besar, pengembangan infrastruktur online dan logistik, dan peningkatan kemampuan produksi lokal, vendor berinvestasi besar-besaran untuk mengamankan sumber daya bisnis dan kesadaran konsumen,"pungkasnya.
Dari jumlah itu, setidaknya produsen asal Negeri Tirai Bambu mendominasi 62% pangsa pasar atau 19 juta unit. Pangsa pasar merek China mengalami lompatan besar dari 50% pada kuartal yang sama tahun lalu.
Riset yang dilaporkan oleh Canalys menyebutkan merek China seperti Oppo, vivo, Xiaomi, dan Realme berada di lima besar. Secara rinci posisi pertama masih dipimpin oleh pabrikan smartphone asal Korea Selatan, Samsung, yang pada Q2 tercatat mengirikman 7,7 juta unit ponsel.
Kemudian posisi runner up ditempati Oppo dengan pengapalan yang beda tipis dengan Samsung yaitu 7,3 juta unit ponsel. Oppo mencatatkan kinerja terbaiknya dengan pertumbuhan 49% YoT.
Ketiga ada Vivo dengan pengiriman 4,1 juta unit smartphone, kemudian disusul Xiaomi yang menggantikan Huawei di posisi keempat dengan 3,8 jtua unit pengapalan smartphone.
Pendatang baru, Realme, masuk posisi kelima untuk pertama kalinya dengan mencatatkan diri pada kuartal kedua tahun ini 1,6 juta unit.
"Asia Tenggara populer untuk merek-merek baru, karena peluang keberhasilannya lebih tinggi daripada di bagian lain dunia,” kata Analis Canalys, Matthew Xie dikutip dari laman Varinda, Jumat (16/8/2019).
Xie mengungkap dari 75% pengiriman yang dilkaukan di pasar Asia Tenggara merupakan model ponsel kisaran harga USD 200 atau sekitar Rp 2,8 juta saja. Kisaran harga ini mengarah pada smartphoen kelas menengah ke bawah.
Mengingat populasi yang besar, pengembangan infrastruktur online dan logistik, dan peningkatan kemampuan produksi lokal, vendor berinvestasi besar-besaran untuk mengamankan sumber daya bisnis dan kesadaran konsumen,"pungkasnya.
(wbs)