Jakarta Masuk 30 Kota Ekosistem Startup Potensial
A
A
A
JAKARTA - Startup berbasis riset internasional, Genome, merilis sebuah laporan Global Startup Ecosystem Report (GSER). Dalam riset tersebut, DKI Jakarta masuk dalam jajaran 30 kota teratas dengan ekosistem perusahaan rintisan (start-up) potensial di kancah global (The Next Top 30 Global Startup).
Di dalam daftar tersebut, Jakarta menempati peringkat ke-3 yang memiliki kriteria ekosistem startup terlengkap. Lalu disusul oleh kota-kota besar lain seperti Seoul, Moskow dan Tokyo.
Ketua Umum Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia (MIKTI), Joddy Hernady, memaparkan, ada empat faktor yang menjadikan Jakarta sebagai kota 30 teratas penantang kuat ekonomi startup di dunia. "Faktor utama adalah karena Jakarta sudah menghasilkan empat unicorn, atau perusahaan dengan nilai valuasi lebih dari USD1 miliar," kata Joddy saat menjadi pembicara dalam diskusi di Kantor Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Jakarta, Kamis (8/8/2019).
Lahirnya empat unicorn ini merupakan jumlah yang cukup signifikan. Sebab di Asia Tenggara hanya tujuh startup yang berhasil masuk ke jajaran Unicorn dan empat di antaranya berasal dari Indonesia.
Laporan ini memposisikan Jakarta sebagai ekosistem startup dalam fase late globalization. Ini berarti Jakarta sebagai sebuah ekosistem startup digital memiliki posisi yang lebih baik, jika dibandingkan dengan ekosistem lainnya yang berada di fase early globalization dan fase activation.
Selain itu, akses pembiayaan juga terbilang luas karena total pendanaan tahap awal (early stage funding) mencapai USD181 juta. Infrastruktur di Jakarta juga menopang tumbuhnya startup, antara lain inkubator dan akselerator. Beberapa venture capital ternama juga berlokasi di Jakarta.
Di dalam daftar tersebut, Jakarta menempati peringkat ke-3 yang memiliki kriteria ekosistem startup terlengkap. Lalu disusul oleh kota-kota besar lain seperti Seoul, Moskow dan Tokyo.
Ketua Umum Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia (MIKTI), Joddy Hernady, memaparkan, ada empat faktor yang menjadikan Jakarta sebagai kota 30 teratas penantang kuat ekonomi startup di dunia. "Faktor utama adalah karena Jakarta sudah menghasilkan empat unicorn, atau perusahaan dengan nilai valuasi lebih dari USD1 miliar," kata Joddy saat menjadi pembicara dalam diskusi di Kantor Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Jakarta, Kamis (8/8/2019).
Lahirnya empat unicorn ini merupakan jumlah yang cukup signifikan. Sebab di Asia Tenggara hanya tujuh startup yang berhasil masuk ke jajaran Unicorn dan empat di antaranya berasal dari Indonesia.
Laporan ini memposisikan Jakarta sebagai ekosistem startup dalam fase late globalization. Ini berarti Jakarta sebagai sebuah ekosistem startup digital memiliki posisi yang lebih baik, jika dibandingkan dengan ekosistem lainnya yang berada di fase early globalization dan fase activation.
Selain itu, akses pembiayaan juga terbilang luas karena total pendanaan tahap awal (early stage funding) mencapai USD181 juta. Infrastruktur di Jakarta juga menopang tumbuhnya startup, antara lain inkubator dan akselerator. Beberapa venture capital ternama juga berlokasi di Jakarta.
(mim)