Pembalap Bersama Komunitas Otomotif Gaungkan Keselamatan Berkendara
A
A
A
JAKARTA - Deretan pembalap motor bersama berbagai komunitas otomotif yang terdiri dari 300 bikers (pengendara) mengaungkan keselamatan berkendara (safety riding) tertib lalu lintas di jalan raya. Mereka mengajak pengguna jalan patuhi rambu-rambu di jalanan saat berkendara. Masih tingginya tingkat kecelakaan di jalan raya, khususnya di kota besar seperti Jakarta, maka keamanan berkendara kembali terus digaungkan khususnya bagi milenial.
Pembalap motor nasional sekaligus pendiri dan instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC),Jusri Pulubuhu pun mencoba menegaskan acara yang digelar Tagar DengarYangMuda lewat, RoadSafetyForBikeLovers itu memberi kesadaran dan beri peringatan bagi pengguna jalan.
"Percuma saja bila peraturan lalu lintas dibuat sekeras-kerasnya kalau memang pengguna jalan belum menyadarinya. Itu tak akan bisa. Menekan angka kecelakaan itu, ya dari diri sendiri. Maka dibuatlah acara ini guna menyadarkan publik secara luas agar mementingkan keselamatan dan etika berlalu lintas. Bangun kesadaran itu dari diri sendiri, jangan gantungkan pada pemerintah saja," jelas Jusri ketika dikonfirmasi terkait sosialisasi safety riding di Jakarta, Selasa (16/4/2019).
Pembalap yang biasa terjun di bidang motocross dan road race itu juga berharap pembalap liar segera menghentikan perlombaannya di jalan raya, karena bisa membahayakan nyawa pengguna jalan lainnya. Bila ingin adu balap, sebaiknya gunakan wadah balap di closed area, yakni arena sirkuit.
"Mari kita sadarkan para pembalap liar lewat keluarga atau organisasi yang diikutinya, karena perilaku balap liar itu bukan bentuk tanggung jawab, apalagi tingkat keamanannya sangat rendah dan mengancam pengguna lalu lintas lainnya. Hal ini tentu berbeda dengan pembalap yang tanding di sirkuit," ungkap Jusri.
Founder DengarYangMuda yang juga Staf Khusus Presiden RI, Diaz Hendropriyono mengaku melalui event ini, pemerintah berharap para bikers dapat turut menjadi agen perubahan dalam konteks membangun budaya berkendara yang menjunjung tinggi keselamatan.
Diakui kecelakaan di jalan raya per tahun mencapai 100.000 lebih dan pengguna motor mencapai 70 persennya yang rata-rata dikendarai kalangan anak muda. Per hari terjadi 73 kecelakaan dengan 3-4 orang per jam. Dengan demikian, saat ini kecelakaan menjadi bencana dan harus bisa dicegah dengan memberikan informasi yang tepat sasaran bagi milenial agar lebih tertib di jalan dan berlalu lintas.
"Tentu kita sangat peduli karena kecelakaan ini menjadi ancaman khususnya milenial sebagai tulang punggung masa depan Indonesia. Jangan biarkan mereka jadi korban lalu lintas kendaraan bermotor karena minimnya informasi yang didapat. Contohnya saja saat di lampu merah. Kita harus mampu bisa menunggu dan tertib, jangan main asal terobos dan jalan saja. Mari contoh tertib lalu lintas seperti di luar negeri yang sudah sadar akan road safety," ungkap Diaz.
Acara DengarYangMuda volume ke-15 ini dihadir juga oleh berbagai komunitas bikers seperti Harley Owner Group, Harley Davidson Anak Elang, Motor Besar Club Indonesia (MBCI), The Litas Jakarta, Flying Piston Garage, komunitas vespa dan lainnya.
"Setiap berkendara, kita mesti ingat prinsip 3 Siap. Pertama, siap diri yang berarti harus sadar dan memiliki surat (kendaraan) yang lengkap. Kedua, siap kendaraan atau pastikan kendaraan layak jalan. Ketiga, siap mematuhi peraturan lalu lintas. Jangan melawan arus, merampas hak pejalan kaki, dan melakukan tindak melawan hukum lainnya," tutup Brigadir Jenderal (Brigjen) Polisi Halim Pagarra, Direktur Regident Korlantas Polri.
Pembalap motor nasional sekaligus pendiri dan instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC),Jusri Pulubuhu pun mencoba menegaskan acara yang digelar Tagar DengarYangMuda lewat, RoadSafetyForBikeLovers itu memberi kesadaran dan beri peringatan bagi pengguna jalan.
"Percuma saja bila peraturan lalu lintas dibuat sekeras-kerasnya kalau memang pengguna jalan belum menyadarinya. Itu tak akan bisa. Menekan angka kecelakaan itu, ya dari diri sendiri. Maka dibuatlah acara ini guna menyadarkan publik secara luas agar mementingkan keselamatan dan etika berlalu lintas. Bangun kesadaran itu dari diri sendiri, jangan gantungkan pada pemerintah saja," jelas Jusri ketika dikonfirmasi terkait sosialisasi safety riding di Jakarta, Selasa (16/4/2019).
Pembalap yang biasa terjun di bidang motocross dan road race itu juga berharap pembalap liar segera menghentikan perlombaannya di jalan raya, karena bisa membahayakan nyawa pengguna jalan lainnya. Bila ingin adu balap, sebaiknya gunakan wadah balap di closed area, yakni arena sirkuit.
"Mari kita sadarkan para pembalap liar lewat keluarga atau organisasi yang diikutinya, karena perilaku balap liar itu bukan bentuk tanggung jawab, apalagi tingkat keamanannya sangat rendah dan mengancam pengguna lalu lintas lainnya. Hal ini tentu berbeda dengan pembalap yang tanding di sirkuit," ungkap Jusri.
Founder DengarYangMuda yang juga Staf Khusus Presiden RI, Diaz Hendropriyono mengaku melalui event ini, pemerintah berharap para bikers dapat turut menjadi agen perubahan dalam konteks membangun budaya berkendara yang menjunjung tinggi keselamatan.
Diakui kecelakaan di jalan raya per tahun mencapai 100.000 lebih dan pengguna motor mencapai 70 persennya yang rata-rata dikendarai kalangan anak muda. Per hari terjadi 73 kecelakaan dengan 3-4 orang per jam. Dengan demikian, saat ini kecelakaan menjadi bencana dan harus bisa dicegah dengan memberikan informasi yang tepat sasaran bagi milenial agar lebih tertib di jalan dan berlalu lintas.
"Tentu kita sangat peduli karena kecelakaan ini menjadi ancaman khususnya milenial sebagai tulang punggung masa depan Indonesia. Jangan biarkan mereka jadi korban lalu lintas kendaraan bermotor karena minimnya informasi yang didapat. Contohnya saja saat di lampu merah. Kita harus mampu bisa menunggu dan tertib, jangan main asal terobos dan jalan saja. Mari contoh tertib lalu lintas seperti di luar negeri yang sudah sadar akan road safety," ungkap Diaz.
Acara DengarYangMuda volume ke-15 ini dihadir juga oleh berbagai komunitas bikers seperti Harley Owner Group, Harley Davidson Anak Elang, Motor Besar Club Indonesia (MBCI), The Litas Jakarta, Flying Piston Garage, komunitas vespa dan lainnya.
"Setiap berkendara, kita mesti ingat prinsip 3 Siap. Pertama, siap diri yang berarti harus sadar dan memiliki surat (kendaraan) yang lengkap. Kedua, siap kendaraan atau pastikan kendaraan layak jalan. Ketiga, siap mematuhi peraturan lalu lintas. Jangan melawan arus, merampas hak pejalan kaki, dan melakukan tindak melawan hukum lainnya," tutup Brigadir Jenderal (Brigjen) Polisi Halim Pagarra, Direktur Regident Korlantas Polri.
(wbs)