Jalur MRT Sepi Jaringan Operator Seluler, Ini Kata Menkominfo Rudiantara
A
A
A
JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) menilai jalur Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta termasuk common space atau ruang publik. Sehingga area tersebut jangan terlalu dikomersialkan.
"Ada daerah-daerah yang compulsory (wajib) harusnya itu menjadi ruang publik. Jadi, tidak berbisnislah di situ," kata Rudiantara di Jakarta, Senin (1/4/2019).
"Kalau memang ada cost yang harus di-cover, kalau misalkan biaya 100, ya bayar 100. Kalau di ruang publik, jangan 100 jadi 200, kan gitu," sebut Rudiantara.
Menkominfo menjelaskan, area yang dia sebut ruang publik itu adalah apabila dibutuhkan adanya sinyal tak hanya soal faktor komersial, tapi juga unsur keselamatannya. "Kalau di luar, ya silakan itu bisnis kompetisi operator dengan operator. Ini ruang publik yang harusnya tidak dikompetisikan, karena untuk safety misalkan. Jadi, jangan dicampur aduk antara kebutuhan masyarakat di common space berkaitan dengan nonkomersil," tandas Rudiantara.
Saat ini, para operator menilai tarif pasang jaringan terlalu mahal. Hal itulah yang menjadi kendala utama para operator. Soal kendala tersebut, Menkominfo berjanji akan memfasilitasi pihak operator seluler supaya bisa menggelar jaringan di jalur MRT Jakarta.
Menkominfo mengatakan, bahwa saat ini pihaknya sedang membicarakan hal tersebut dengan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI). Meski begitu, dia tak bisa memastikan kapan akan menemui titik temu.
"Itu lagi saya bicarakan dengan BRTI. Belum tahu kapan (titik temunya)," imbuhnya.
Sekedar informasi, sampai saat ini baru dua operator seluler yang menggelar jaringan di MRT Jakarta, yaitu Telkomsel dan Smarfren. Sedangkan operator lain masih dalam proses negosiasi.
"Ada daerah-daerah yang compulsory (wajib) harusnya itu menjadi ruang publik. Jadi, tidak berbisnislah di situ," kata Rudiantara di Jakarta, Senin (1/4/2019).
"Kalau memang ada cost yang harus di-cover, kalau misalkan biaya 100, ya bayar 100. Kalau di ruang publik, jangan 100 jadi 200, kan gitu," sebut Rudiantara.
Menkominfo menjelaskan, area yang dia sebut ruang publik itu adalah apabila dibutuhkan adanya sinyal tak hanya soal faktor komersial, tapi juga unsur keselamatannya. "Kalau di luar, ya silakan itu bisnis kompetisi operator dengan operator. Ini ruang publik yang harusnya tidak dikompetisikan, karena untuk safety misalkan. Jadi, jangan dicampur aduk antara kebutuhan masyarakat di common space berkaitan dengan nonkomersil," tandas Rudiantara.
Saat ini, para operator menilai tarif pasang jaringan terlalu mahal. Hal itulah yang menjadi kendala utama para operator. Soal kendala tersebut, Menkominfo berjanji akan memfasilitasi pihak operator seluler supaya bisa menggelar jaringan di jalur MRT Jakarta.
Menkominfo mengatakan, bahwa saat ini pihaknya sedang membicarakan hal tersebut dengan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI). Meski begitu, dia tak bisa memastikan kapan akan menemui titik temu.
"Itu lagi saya bicarakan dengan BRTI. Belum tahu kapan (titik temunya)," imbuhnya.
Sekedar informasi, sampai saat ini baru dua operator seluler yang menggelar jaringan di MRT Jakarta, yaitu Telkomsel dan Smarfren. Sedangkan operator lain masih dalam proses negosiasi.
(mim)