Rayakan Keberhasilan Apollo 11, Bos Virgin ke Luar Angkasa
A
A
A
WASHINGTON - Miliarder asal Inggris Richard Branson akan melakukan perjalanan menuju luar angkasa pada empat atau lima bulan ke depan dengan menggunakan pesawat ulang alik Virgin Galactic. Hal itu dilakukan untuk merayakan hari jadi ke-50 pendaratan pertama manusia di bulan yang terjadi pada 1969.
“Impian saya ialah berada di atas sana selama hari jadi ke-50 pendaratan pertama manusia di bulan,” kata Branson di sela-sela acara di Museum Luar Angkasa dan Udara, Washington, Amerika Serikat (AS), kemarin.
Diketahui, pendaratan manusia pertama di bulan dikenal sebagai misi Apollo 11 sukses dilakukan pada 2 Juli 1969. Saat itu, misi kontroversial itu disebut berhasil mendaratkan Neil Armstrong, astronot pertama di bulan.
Pada perjalanannya nanti, Branson akan menggunakan pesawat Virgin Galactic, salah satu perusahaan yang berambisi mengirimkan manusia ke luar angkasa sebagai sebuah rekreasi, meski tidak lama.
Virgin dengan pesawat SpaceShipTwo-nya bahkan berambisi mengirimkan ribuan orang dalam penerbangan sub-orbit itu. Misi itu dinilai lebih realistis dan terjangkau ketimbang proyek luar angkasa lain.
Virgin Galactis untuk pertama kalinya terbang di ketinggian 80 kilometer (km) di atas permukaan bumi pada Desember tahun lalu atau di tepi luar angkasa. Saat itu, pesawat SpaceShipTwo dikepalai dua pilot. Untuk take off, pesawat itu harus dibantu pesawat carrier sebelum dapat melesat.
SpaceShipTwo kemudian mendarat dengan sempurna ke titik pertama di California, AS. Pesawat itu dapat membawa enam penumpang, belum termasuk dua pilot. Sebelumnya, Branson juga pernah menyatakan ingin pergi ke luar angkasa dengan tanggal yang sudah ditetapkan. Namun, rencana itu selalu gagal.
Namun, kali ini, Branson optimistis karena persiapannya sudah mencapai tahap terakhir. “Pada Juli kami berharap seluruh uji coba sudah dapat dilalui dengan sempurna. Tapi saya tidak ingin membuat janji yang membuat saya menekan tim. Saya perlu menunggu dengan sabar sampai semuanya selesai 100%,” ujarnya.
SpaceShipTwo akan kembali melakukan uji coba pada 20 Februari jika cuacanya bersahabat. Branson menambahkan, proyek Virgin Galactic cukup menguras kekayaannya. Dia harus mengeluarkan USD35 juta per bulan. Sebelumnya, dia bahkan pernah mengatakan telah menanam modal miliaran dolar sejak tahun 2000-an.
Virgin Galactic kemungkinan akan menjadi perusahaan pertama yang menyediakan layanan perjalanan ke luar angkasa. Branson meyakini proyek itu akan selesai pada tahun ini. Apalagi, uji coba penerbangan pertama berjalan dengan mulus dan memberikan motivasi besar terhadap seluruh timnya di California.
Namun, Virgin Galactic menyatakan masih perlu melakukan sejumlah penyempurnaan, termasuk peningkatan keamanan, kecepatan, dan ketinggian.
Kepala Eksekutif Virgin Galactic George Whitesides juga berharap, proyek ini akan segera selesai. Dia mengaku bangga SpaceShipTwo dapat terbang dengan sukses di langit.
Pernyataan Whiesides bukan tanpa alasan. Saat ini, Virgin Galactic sedang berlomba dengan SpaceX dan Blue Origin untuk menjadi yang pertama mengirim turis ke luar angkasa. Virgin Galactic berharap dapat mengirim penumpang ke luar angkasa pada tahun ini. Ongkosnya untuk satu kali penerbangan sekitar USD250.000 atau sekitar Rp3,5 triliun (kurs Rp14.000 per dolar AS).
Virgin Galactic didirikan Branson pada 2004. Tujuannya untuk membuka potensi bisnis wisata ke luar angkasa. Mereka menawarkan dapat membawa wisatawan menghabiskan waktu mengambang di gravitasi nol dan mendekati atau melewati garis Karman dan batas atmosfer yang berada di ketinggian 80 km.
Sebagai pembanding, Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) saat ini terbang 400 km di atas bumi. Virgin Galactic ingin memulai bisnis itu pada 2009. Namun, proyek itu mengalami penundaan akibat kecelakaan fatal selama uji coba. Setidaknya satu pilot tewas dan sejumlah kru lainnya mengalami luka-luka.
SpaceX juga terus mengakselerasi pengembangan teknologi dan inovasi untuk menyukseskan misi penerbangan ke luar angkasa. Di bawah Elon Musk, perusahaan itu setidaknya terkenal sebagai raja desain, manufaktur, dan pembuat roket. SpaceX sendiri ditujukan untuk melakukan revolusi teknologi luar angkasa.
Sebelumnya, SpaceX mengumumkan rencana meluncurkan turis keliling bulan menggunakan Big Falcon Rocket (BFR). BFR merupakan roket besar yang didesain membawa manusia ke luar angkasa. Langkah terbaru SpaceX itu menunjukkan semakin ketatnya persaingan di industri bisnis pariwisata luar angkasa.
Selain SpaceX, Blue Origin yang didirikan CEO Amazon.com Jeff Bezos juga berupaya mengembangkan teknologi baru yang dapat membawa turis menuju luar angkasa dengan harga terjangkau. Blue Origin berencana mengirimkan wisatawan pertama ke luar angkasa dengan pesawat ulang alik New Shepard pada tahun ini.
Namun, mereka belum mengumumkan tarif tiketnya. “Kami akan menerbangkan turis pada 2019, tapi kami belum bisa mengumumkan tarif karena belum siap,” kata Kepala Strategi Astronot dan Penjualan Blue Origin, Ariane Cornell, dilansir SpaceNews. “Kami masih fokus melakukan berbagai uji coba lain,” tambahnya. (Muh Shamil)
“Impian saya ialah berada di atas sana selama hari jadi ke-50 pendaratan pertama manusia di bulan,” kata Branson di sela-sela acara di Museum Luar Angkasa dan Udara, Washington, Amerika Serikat (AS), kemarin.
Diketahui, pendaratan manusia pertama di bulan dikenal sebagai misi Apollo 11 sukses dilakukan pada 2 Juli 1969. Saat itu, misi kontroversial itu disebut berhasil mendaratkan Neil Armstrong, astronot pertama di bulan.
Pada perjalanannya nanti, Branson akan menggunakan pesawat Virgin Galactic, salah satu perusahaan yang berambisi mengirimkan manusia ke luar angkasa sebagai sebuah rekreasi, meski tidak lama.
Virgin dengan pesawat SpaceShipTwo-nya bahkan berambisi mengirimkan ribuan orang dalam penerbangan sub-orbit itu. Misi itu dinilai lebih realistis dan terjangkau ketimbang proyek luar angkasa lain.
Virgin Galactis untuk pertama kalinya terbang di ketinggian 80 kilometer (km) di atas permukaan bumi pada Desember tahun lalu atau di tepi luar angkasa. Saat itu, pesawat SpaceShipTwo dikepalai dua pilot. Untuk take off, pesawat itu harus dibantu pesawat carrier sebelum dapat melesat.
SpaceShipTwo kemudian mendarat dengan sempurna ke titik pertama di California, AS. Pesawat itu dapat membawa enam penumpang, belum termasuk dua pilot. Sebelumnya, Branson juga pernah menyatakan ingin pergi ke luar angkasa dengan tanggal yang sudah ditetapkan. Namun, rencana itu selalu gagal.
Namun, kali ini, Branson optimistis karena persiapannya sudah mencapai tahap terakhir. “Pada Juli kami berharap seluruh uji coba sudah dapat dilalui dengan sempurna. Tapi saya tidak ingin membuat janji yang membuat saya menekan tim. Saya perlu menunggu dengan sabar sampai semuanya selesai 100%,” ujarnya.
SpaceShipTwo akan kembali melakukan uji coba pada 20 Februari jika cuacanya bersahabat. Branson menambahkan, proyek Virgin Galactic cukup menguras kekayaannya. Dia harus mengeluarkan USD35 juta per bulan. Sebelumnya, dia bahkan pernah mengatakan telah menanam modal miliaran dolar sejak tahun 2000-an.
Virgin Galactic kemungkinan akan menjadi perusahaan pertama yang menyediakan layanan perjalanan ke luar angkasa. Branson meyakini proyek itu akan selesai pada tahun ini. Apalagi, uji coba penerbangan pertama berjalan dengan mulus dan memberikan motivasi besar terhadap seluruh timnya di California.
Namun, Virgin Galactic menyatakan masih perlu melakukan sejumlah penyempurnaan, termasuk peningkatan keamanan, kecepatan, dan ketinggian.
Kepala Eksekutif Virgin Galactic George Whitesides juga berharap, proyek ini akan segera selesai. Dia mengaku bangga SpaceShipTwo dapat terbang dengan sukses di langit.
Pernyataan Whiesides bukan tanpa alasan. Saat ini, Virgin Galactic sedang berlomba dengan SpaceX dan Blue Origin untuk menjadi yang pertama mengirim turis ke luar angkasa. Virgin Galactic berharap dapat mengirim penumpang ke luar angkasa pada tahun ini. Ongkosnya untuk satu kali penerbangan sekitar USD250.000 atau sekitar Rp3,5 triliun (kurs Rp14.000 per dolar AS).
Virgin Galactic didirikan Branson pada 2004. Tujuannya untuk membuka potensi bisnis wisata ke luar angkasa. Mereka menawarkan dapat membawa wisatawan menghabiskan waktu mengambang di gravitasi nol dan mendekati atau melewati garis Karman dan batas atmosfer yang berada di ketinggian 80 km.
Sebagai pembanding, Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) saat ini terbang 400 km di atas bumi. Virgin Galactic ingin memulai bisnis itu pada 2009. Namun, proyek itu mengalami penundaan akibat kecelakaan fatal selama uji coba. Setidaknya satu pilot tewas dan sejumlah kru lainnya mengalami luka-luka.
SpaceX juga terus mengakselerasi pengembangan teknologi dan inovasi untuk menyukseskan misi penerbangan ke luar angkasa. Di bawah Elon Musk, perusahaan itu setidaknya terkenal sebagai raja desain, manufaktur, dan pembuat roket. SpaceX sendiri ditujukan untuk melakukan revolusi teknologi luar angkasa.
Sebelumnya, SpaceX mengumumkan rencana meluncurkan turis keliling bulan menggunakan Big Falcon Rocket (BFR). BFR merupakan roket besar yang didesain membawa manusia ke luar angkasa. Langkah terbaru SpaceX itu menunjukkan semakin ketatnya persaingan di industri bisnis pariwisata luar angkasa.
Selain SpaceX, Blue Origin yang didirikan CEO Amazon.com Jeff Bezos juga berupaya mengembangkan teknologi baru yang dapat membawa turis menuju luar angkasa dengan harga terjangkau. Blue Origin berencana mengirimkan wisatawan pertama ke luar angkasa dengan pesawat ulang alik New Shepard pada tahun ini.
Namun, mereka belum mengumumkan tarif tiketnya. “Kami akan menerbangkan turis pada 2019, tapi kami belum bisa mengumumkan tarif karena belum siap,” kata Kepala Strategi Astronot dan Penjualan Blue Origin, Ariane Cornell, dilansir SpaceNews. “Kami masih fokus melakukan berbagai uji coba lain,” tambahnya. (Muh Shamil)
(nfl)