Tujuh Cara Bijak Pakai Sosial Media

Minggu, 25 November 2018 - 16:15 WIB
Tujuh Cara Bijak Pakai...
Tujuh Cara Bijak Pakai Sosial Media
A A A
JAKA - Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh We Are Social yang bekerjasama dengan Hootsuite, tercatat bahwa ada 130 juta pengguna aktif sosial media.

Seiring bertumbuhnya pengguna sosial media, semakin kompleks pula konten yang disajikan, karena itu dibutuhkan kebijakan bagi para pengguna dalam menggunakan platform sosial media.

Pendiri Gerakan #BijakBersosmed, Enda Nasution, mengatakan ada tujuh cara bijak bersosial media.

Pertama yaitu mengerti platform, para pengguna mesti paham dan mengenal karakter platform sosial media yang digunakan.

"Pahami batasan-batasan, misalnya batasan pengguna, misal di Instagram. Pahami juga kita mengaksesnya melalui smartphone, pahami bagaimana karakternya," kata Enda saat mengisi sesi di acara Siberkreasi Netizen Fair 2018, Sabtu (24/11/2018).

Kedua adalah mengerti penggunanya. Menurut Enda, meski menjalin komunikasi di dunia maya, tetap perlu memahami kepada siapa kita berinterakti. Hal itu penting karena saat apapun yang kita tinggalkan di sosial media, seperti komentar, akan menjadi jejak digital yang bisa ditelusuri dan disimpan lalu diviralkan.

"Kalau sama teman beda cara komunikasinya dengan guru atau orang tua," jelasnya.

Selanjutnya yaitu mengerti soal hukum. Bahwa ada Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik tahun 2007 yang perlu diketahui masing-masing individu, agar tak terjerat masalah huku,.

"Hampir setiap bulan ada kasus hukum yang melibatkan pengguna sosial media. Selain ranah hukum juga perhatikan ranah etika dalam media sosial. Sanksi sosial ya bisa di-bully netizen," ujar Enda.

Lalu para pengguna sosial media perlu untuk menjaga emosinya. Saat emosi biasanya pengguna tidak berpikir ulang tentang apa yang ditulis atau diunggah. Karena itu, Enda menghimbau sebaiknya tidak menggunggah apapun ke sosial media saat emosi.

Kelima adalah gunakan akal sehat. Enda juga mewanti-wanti agar pengguna sosial media tidak mengumbar informasi pribadi, seperti alamat rumah di akun sosial media. Apalagi mengunggah KTP, yang sering dilakukan remaja untuk memamerkan mereka sudah dewasa.

Etika lain dalam bersosial media yang harusnya dilakuka adalah tidak menjadikan sosial media tempat berkeluh kesah.

"Jangan terlalu banyak mengeluh di sosial media, juga melakukan bully-ing, apalagi menjelek-jelekan secara fisik," tegas Enda.

Lalu, mengerti menagapa orang menciptakan hoax. Jangan mau dimanipulasi untuk menyebarkan informasi yang belum tentu kebenarannya, karena bisa saja itu alat politik, jelasnya.

Terakhir adalah mulai dari diri sendiri. Ketika menerima informasi ada baiknya untuk memeriksa informasi tersebut lewat beberapa forum, seperti Forum Anti Fitnah, Hasut dan Hoax di Facebook, situs cek fakta dan turnback hoax.

"Semuanya capek mikirin orang, mengajari bijak bersosmed. Jadi, lebih baik memulai dari diri sendiri," pungkas Enda
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5564 seconds (0.1#10.140)