Susu Kecoa Diklaim Paling Bergizi di Dunia, Bahkan Kalahkan Sapi

Senin, 28 Mei 2018 - 09:57 WIB
Susu Kecoa Diklaim Paling...
Susu Kecoa Diklaim Paling Bergizi di Dunia, Bahkan Kalahkan Sapi
A A A
LONDON - Mungkin bagi sebagian banyak orang beranggapan, susu sapi, susu kedelai bahkan susu kuda liar bahwa kandunganya sangat baik.Namun menurut para pakar susu kecoa, adalah bahan makanan yang paling bergizi di dunia, dengan kandungan protein tiga atau empat kali lebih besar dari kandungan protein susu sapi.

Kecoa biasanya ditemukan di tempat-tempat basah dan kotor, di kamar mandi dan bahkan WC. Tidak heran banyak orang menganggap kecoa sebagai binatang yang menjijikkan dan harus dibasmi.

Tapi kini ada penemuan baru, yaitu kecoa yang hidup di kepulauan Hawaii dan pulau-pulau lain di Lautan Pasifik, yang nama bagusnya adalah diploptera punctata. Berbeda dengan kecoa biasa, diploptera punctata tidak bertelur, melainkan melahirkan anak seperti hewan menyusui lainnya.

Diploptera punctata ini melahirkan kira-kira 12 ekor anak tiap dua sampai tiga minggu, yang diberinya makanan dalam bentuk cairan berwarna kuning yang dihasilkan oleh rahimnya.

“Tapi di dalam usus anak-anak kecoa tadi, cairan kuning itu berubah menjadi kristal-kristal yang bisa dicerna untuk waktu lama sampai mereka bisa mencari makanan sendiri,” kata Profesor Barbara Stay dari Universitas Iowa seperti dilansir dari NDTV.

Sebuah tim periset yang dipimpin oleh pakar kimia Subramaniam Ramaswammy di Bangalore, India, telah mempelajari komposisi kristal-kristal yang ditemukan dalam perut anak kecoa itu.

“Kami mendapati bahwa susu kecoa ini tiga kali lebih tinggi nilai kalorinya dibanding susu kerbau, yang selama ini dianggap paling tinggi kandungan protein dan kalorinya,” kata Ramaswammy memaparkan hasil penelitian.

Tapi, karena akan sangat sulit untuk mengumpulkan susu kecoa itu dalam jumlah banyak, Ramaswammy dan timnya sedang mengusahakan untuk menghasilkan susu kecoa itu dengan menggunakan ragi yang direkayasa dan punya komposisi yang sama persis dengan susu kecoa. Karena proses ini bisa menghasilkan susu kecoa dalam jumlah besar, pada suatu hari nanti kita akan bisa membelinya di toko-toko pangan.

Namun yang pasti sejak tahun 2004 dengan dipublikasikannya sebuah makalah ilmiah berjudul “Evolution of a novel function: nutritive milk in the viviparous cockroach, Diploptera punctata” pada jurnal Evolution and Development (Q1) kehebatan susu kecoa ini telah didengungkan.

Pada dasarnya kecoa terdiri dari kurang lebih 3.500 jenis spesies. Lima jenis spesies kecoak yang umumnya ditemukan dalam rumah yaitu Periplaneta americana, Blattela germanica, Blattaorientalis, Supella langipalpa, dan Diploptera punctata. Kecoa jenis Diploptera punctata berkembang biak dengan melahirkan sehingga memiliki susu yang mengandung kristal padat protein untuk menyusui anaknya2,3. Hewan tersebut tidak memiliki puting, susu kecoa tidak dapat diperah layaknya susu sapi, melainkan diolah menjadi semacam ragi. Kecoa jenis Diploptera punctata dapat dengan mudah ditemui di Australia, Myanmar, China, Fiji, Hawaii, dan India.

Riset terus dilakukan, kandungan nutrisi yang tinggi pada susu kecoak juga dikonfirmasi oleh tim ilmuwan Institute for Stem Cell Biology and Regenerative Medicine India (inStem). Dalam makalah ilmiahnya yang berjudul “Structure of a heterogeneous, glycosylated, lipid-bound, in vivo-grown protein crystal at atomic resolution from the viviparous cockroach Diploptera punctata“, inStem menganalisis dan memprediksi bahwa susu kecoa diploptera punctata sesuai untuk menjadi makanan super atau superfood di masa depan.

Superfood adalah jenis makanan yang mengandung nutrisi lengkap dan sangat baik untuk di konsumsi. Hal ini dikarenakan diploptera punctata memiliki susu yang mengandung kristal padat protein. Kristal yang terdapat dalam susu kecoa diploptera punctata mengandung lemak, gula, asam amino/protein dan nutrisi lain empat kali lebih banyak daripada nutrisi susu sapi.

Tidak hanya menjadi sumber kalori dan nutrisi, kristal protein susu kecoak juga bersifat time released. Ini berarti bahwa ketika protein dicerna, kristal merilis lebih banyak protein6. Menurut Ramaswammy, sangat dianjurkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan serangkaian uji coba untuk mengetahui apakah susu kecoa ini aman untuk dikonsumsi oleh manusia dalam jangka waktu yang lama.
(wbs)
Berita Terkait
Berebut Superpower Sains
Berebut Superpower Sains
Jokowi Akui Infrastruktur...
Jokowi Akui Infrastruktur Kesehatan dan Pendidikan Buat Daya Saing Indonesia Lemah
Jaring Talenta Bidang...
Jaring Talenta Bidang Sains, Kemendikbud Gelar Kompetisi Sains Nasional 2020
Sains yang Nirmakna
Sains yang Nirmakna
Sains, Wabah dan Agama
Sains, Wabah dan Agama
Sains, Corona, dan Agama
Sains, Corona, dan Agama
Berita Terkini
5 Fakta Singa Putih,...
5 Fakta Singa Putih, Salah Satunya jadi Simbol Budaya dan Spiritualitas
45 menit yang lalu
Google Siapkan Fitur...
Google Siapkan Fitur Mode Desktop Mirip Samsung DeX untuk HP Android
1 jam yang lalu
Melampaui Zamannya,...
Melampaui Zamannya, Bukti Kecanggihan Teknologi Antariksa Zaman Firaun Terungkap
2 jam yang lalu
AS Kembali Perpanjang...
AS Kembali Perpanjang Batas Waktu Penjualan TikTok
5 jam yang lalu
Intel Siapkan Teknologi...
Intel Siapkan Teknologi Pendingin CPU Berperforma Tinggi
6 jam yang lalu
Daftar Kode Redeem FF...
Daftar Kode Redeem FF Free Fire Max Senin 5 Mei 2025, Klaim Sekarang!
7 jam yang lalu
Infografis
Amnesty Internasional...
Amnesty Internasional Tegaskan Israel Lakukan Genosida di Gaza
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved