Kemenkominfo Segera Blokir 9500 Konten Berbau Radikal dan Terorisme
A
A
A
JAKARTA - Kementrian Komunikasi dan Informatika terus berusaha melakukan pemblokiran situs situs siyus di dunia maya yang mengarah ke konten negatif terutama radikalisme, terorisme dsn ekstremisme. Saat ini terdapat 9500 konten megatif yang berisi paham radikalisme terorisme dan ekstremisme yang sedang diverifikasi untuk diblokir.
Menteri Kominfo Rudiantara mengatakan, pihaknya memang sedang melakukan upaya pemblokiran konten klnten negstif yang mengsrah ke paham paham yang merusak bangsa Indonesia, terutama radikalisme, terorisme dsn ekstremisme. Hingga akhir pekan lalu tercatat 2500 konten yang sudah diblokir. "Nah sekarang masih memverifikasi lagi 9500 konten baik medsos maupun youtube yang disinyalir masuk dalam kategori tersebut," terangnya usai melakukan bakti sosial dalam rangka Hari Kebangkitan Nasional di Pondok Pesantren Al Mumtaz, di Patuk, Gunungkidul, DIY, Senin (21/5).
Dijelaskannya pihaknya memang memilih menutup situs atau akun akun serta konten konten media yang memgarah kd paham radikalisme dan terorisme. Langkah ini agar pihaknya tidak kecolongan ddngan konten yang semestinya diblokir namun justru lepas. "Jadi keliru tidak apa apa, nanti kalau keliru kita akan minta maaf, daripada konten paham berbahaya lepas dari pemblokiran," tandasnya.
Rudiantara menambahkan, saat ini 9500 konten tersebut tengah didalami mengenai isi dalam berbagai akun dan juga situs tersebut. Hal ini untuk melihat kesesuaian materi dan situs atau akun yang ada. " Mudah-mudahan secepatnya selesai. Kita banyak dibantu masyarakat untuk laporannya. Jadi kita berharap uluran tangan semua pihak sehingga generasi bangsa Indonesia bisa terlepas dari paham paham yang akan menjadikan disintegrasi bangsa ini," beber dia.
Sementara di hadapan para santri Rudiantara mengajak semua santri untuk hati-hati menggunakan media sosial di tengah era yang serba digital. Terlebih untuk memblokir konten - konten negatif yang menjurus radikalisme, dan terorisme. "Mari gunakan medisa sosial untuk hal yang positif," ajaknya.
Menurutnya, para santri yang menjadi generasi penerus bangsa harus disadarkan pentingnya bermedia sosial yang baik dan beretika. Apalagi generasi yang berusia belasan ini sangat rentan terhadap konten konten yang berbau radikalisme. "Harus sedini mungkin ditangkal, kita juga terus melakukan pemblokiran terhadap situs situs yang mengarah ke radikalisme dan terorisme," tandasnya.
Dalam kesempatan tersebut, para santri bersama Menkominfo Rudiantara, Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi juga mengumandangkan shalawat badar dan menyanyikan Indonesia Raya.
Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi mengungkapkan, pihaknya akan meminta Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) untuk terus melacak konten negatif seperti radikal dan mengarah ke paham terorisme. Selain itu juga diperlukan sosialisasi ke sekolah sekolah agar terhindar dari paham paham negatif yang bertujuan merusak sendi sdndi kehidupan bernegara. "Sosialisasi di sekolah terutama SMA dan sederajat menjadi hal yang sangat penting untuk memhamkan mengenai sisi negatif konten lonten berbau radikal dan terorisme," kata dia. suharjono
Menteri Kominfo Rudiantara mengatakan, pihaknya memang sedang melakukan upaya pemblokiran konten klnten negstif yang mengsrah ke paham paham yang merusak bangsa Indonesia, terutama radikalisme, terorisme dsn ekstremisme. Hingga akhir pekan lalu tercatat 2500 konten yang sudah diblokir. "Nah sekarang masih memverifikasi lagi 9500 konten baik medsos maupun youtube yang disinyalir masuk dalam kategori tersebut," terangnya usai melakukan bakti sosial dalam rangka Hari Kebangkitan Nasional di Pondok Pesantren Al Mumtaz, di Patuk, Gunungkidul, DIY, Senin (21/5).
Dijelaskannya pihaknya memang memilih menutup situs atau akun akun serta konten konten media yang memgarah kd paham radikalisme dan terorisme. Langkah ini agar pihaknya tidak kecolongan ddngan konten yang semestinya diblokir namun justru lepas. "Jadi keliru tidak apa apa, nanti kalau keliru kita akan minta maaf, daripada konten paham berbahaya lepas dari pemblokiran," tandasnya.
Rudiantara menambahkan, saat ini 9500 konten tersebut tengah didalami mengenai isi dalam berbagai akun dan juga situs tersebut. Hal ini untuk melihat kesesuaian materi dan situs atau akun yang ada. " Mudah-mudahan secepatnya selesai. Kita banyak dibantu masyarakat untuk laporannya. Jadi kita berharap uluran tangan semua pihak sehingga generasi bangsa Indonesia bisa terlepas dari paham paham yang akan menjadikan disintegrasi bangsa ini," beber dia.
Sementara di hadapan para santri Rudiantara mengajak semua santri untuk hati-hati menggunakan media sosial di tengah era yang serba digital. Terlebih untuk memblokir konten - konten negatif yang menjurus radikalisme, dan terorisme. "Mari gunakan medisa sosial untuk hal yang positif," ajaknya.
Menurutnya, para santri yang menjadi generasi penerus bangsa harus disadarkan pentingnya bermedia sosial yang baik dan beretika. Apalagi generasi yang berusia belasan ini sangat rentan terhadap konten konten yang berbau radikalisme. "Harus sedini mungkin ditangkal, kita juga terus melakukan pemblokiran terhadap situs situs yang mengarah ke radikalisme dan terorisme," tandasnya.
Dalam kesempatan tersebut, para santri bersama Menkominfo Rudiantara, Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi juga mengumandangkan shalawat badar dan menyanyikan Indonesia Raya.
Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi mengungkapkan, pihaknya akan meminta Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) untuk terus melacak konten negatif seperti radikal dan mengarah ke paham terorisme. Selain itu juga diperlukan sosialisasi ke sekolah sekolah agar terhindar dari paham paham negatif yang bertujuan merusak sendi sdndi kehidupan bernegara. "Sosialisasi di sekolah terutama SMA dan sederajat menjadi hal yang sangat penting untuk memhamkan mengenai sisi negatif konten lonten berbau radikal dan terorisme," kata dia. suharjono
(wbs)