Ponsel Menengah untuk Millennials Tajir

Selasa, 20 Februari 2018 - 13:09 WIB
Ponsel Menengah untuk Millennials Tajir
Ponsel Menengah untuk Millennials Tajir
A A A
SEBAGAI pengguna Samsung Galaxy A7 2017, saya sadar benar bagaimana pabrikan asal Korea Selatan itu memasang banderol harga lebih tinggi dibanding kompetitor di kelas ponsel menengah (mid-end).

Saya tidak keberatan karena A7 memang memiliki sejumlah fitur yang lebih unggul, seperti standar IP68. Memasuki 2018, Samsung muncul lewat dua varian, A8 dan A8+. Masing-masing dibanderol dengan harga Rp6.499.000 dan Rp8.099.000 yang sebenarnya bukan lagi masuk kategori mid-end , melainkan kategori premium. Samsung menyebutnya semi premium. Mereka percaya A8 dan A8+ punya segmentasinya sendiri, sebut saja millennials tajir.

Selain harga, A8 dan A8+ memiliki perbedaan di dimensi, berat, ukuran layar, screen to body ratio, RAM, memori internal, dan baterai. Singkatnya, A8+ lebih besar layarnya, lebih berat, lebih besar RAM-nya, juga lebih besar baterai dan memori internalnya.

Selain itu, sama. Dengan harga terpaut Rp1 juta-Rp1,5 jutaan dibanding Galaxy S8, A8+ saya rasa relevan bagi mereka yang memang terbiasa dengan ukuran layar besar dan tidak mempermasalahkan layar melengkung di kedua sisinya.

Ya, A8+ memang sudah mengusung desain bezeless alias infinity display dengan screen to body ratio yang mencapai 75,5%. Anda akan tetap mendapatkan sensasi menonton yang sinematik di layar 6 inci Super Amoled, 1.080 x 2.220 pixels , 18.5:9 ratio , dan dilapisi Corning Gorilla Glass.

Tetapi, lagi-lagi kedua sisinya memang tidak melengkung. Hasilnya tetap elegan, menurut saya, bahkan justru lebih mantap digenggam, terasa solid. Saya mengetik dengan nyaman sekali di layar keyboard-nya. Nah, ini yang membedakan A8 dengan S8; penempatan dual camera.

Jika S8 fokus dengan dual camera di kamera utama (belakang), A8 fokus di kamera depan. Kamera A8 dan A8+ dirancang untuk millennials yang merasa lebih penting mengabadikan dirinya. Dual front camera (kamera selfie ganda) 16 MP dan 8 MP di A8+ sudah dilengkapi kemampuan live focus dan bukaan F1.9 untuk menghasilkan selfie yang tajam dan efek bokeh yang sangat baik.

Adapun kamera utama ponsel dengan berat 191 gram ini juga sudah sangat baik, menggunakan resolusi 16MP f/1.7 yang sudah dibenamkan teknologi digital image stabilization, hyperlapse, dan sejumlah fitur lainnya.

Chipset Exynos 7885 octa-core 2.2GHz, RAM 6 GB, serta memori internal 64 GB jelas membuat A8+ dapat diadu dengan ponsel premium keluaran kompetitor. Jangan pernah membandingkan ponsel ini dengan merek seperti Vivo yang terlebih dulu fokus di ponsel selfie karena kualitasnya jauh berbeda. Seperti biasa, Samsung membawa sejumlah fitur andalan di seri S untuk diturunkan di seri A.

Di antaranya, teknologi keamanan fingerprint yang letaknya sudah tepat di tengah cover belakang sehingga memudahkan untuk diakses. Lalu, ada fitur face recognition yang menjadi andalan S8 untuk membuka menu, juga sertifikat IP68 yang membuatnya tahan terhadap air dan debu, baterai 3.500 mAh, serta asisten digital Bixby.

Ya , tentu saja, A8+ bukan untuk orang yang masih concern terhadap harga dan sibuk membandingkan fitur dari brosur yang diberikan sales.

Karena seperti yang saya katakan, pengguna A8+ adalah millennials tajir yang memang tidak mau berkompromi soal kualitas, imege, dan gaya hidup mereka. (Danang Arradian)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9078 seconds (0.1#10.140)