Kepincut dengan Go-Jek, Google Tanam Modal
A
A
A
JAKARTA - Google menanamkan investasi di perusahaan layanan transportasi online, Go-Jek. Investasi ini adalah bagian dari strategi untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi internet di Indonesia,
Caesar Sengupta, Wakil Presiden Google, dalam pernyataan yang diunggah di blog Google mengatakan " Investasi ini memungkinkan kami bermitra dengan perusahaan juara di ekosistem perusahaan rintisan yang berkembang di Indonesia, sembari memperdalam komitmen kami terhadap ekonomi internet Indonesia,” kata Sengupta dalam sebuah artikel berjudul “Investing in Indonesia.”
Bulan ini, beberapa sumber mengatakan kepada Reuters bahwa Google milik Alphabet, badan usaha investasi milik negara Singapore, Temasek, serta beberapa investor lainnya berinvestasi di Go-Jek, sebagai bagian dari putaran penggalangan dana senilai 1,2 miliar dolar. Dana segar ini akan membantu Go-Jek bersaing dengan pesaing-pesaing dengan sumber dana besar, seperti Grab dan Uber.
Investasi ini kian menarik mengingat Google sendiri yang melakukan investasi. Biasanya Google menggunakan anak perusahaannya, Google Ventures, untuk melakukan investasi seperti ini. Keputusan mengucurkan dana ke Go-Jek juga menandakan keseriusan Google menggarap pasar Indonesia, di luar produk utama yang mereka miliki saat ini.
Dengan investasi ini, valuasi Gojek diperkirakan menembus angka USD3 milyar. Angka ini memang masih kalah dari valuasi Grab yang kini berada di angka USD6 milyar, namun menunjukkan kiprah Gojek yang semakin diperhitungkan perusahaan global.
Hadirnya Google dan raksasa digital global ke pasar transportasi online di Asia Tenggara memang bukan tanpa alasan. Riset yang dilakukan Google menunjukkan, pasar transportasi online di kawasan ini pada tahun 2017 berada di angka USD5,1 milyar, dan akan menembus USD20,1 milyar di taun 2025 nanti. Angka fenomenal ini didorong jumlah penduduk di Asia Tenggara yang mencapai 600 juta orang serta kondisi transportasi umum yang masih tertinggal.
Caesar Sengupta, Wakil Presiden Google, dalam pernyataan yang diunggah di blog Google mengatakan " Investasi ini memungkinkan kami bermitra dengan perusahaan juara di ekosistem perusahaan rintisan yang berkembang di Indonesia, sembari memperdalam komitmen kami terhadap ekonomi internet Indonesia,” kata Sengupta dalam sebuah artikel berjudul “Investing in Indonesia.”
Bulan ini, beberapa sumber mengatakan kepada Reuters bahwa Google milik Alphabet, badan usaha investasi milik negara Singapore, Temasek, serta beberapa investor lainnya berinvestasi di Go-Jek, sebagai bagian dari putaran penggalangan dana senilai 1,2 miliar dolar. Dana segar ini akan membantu Go-Jek bersaing dengan pesaing-pesaing dengan sumber dana besar, seperti Grab dan Uber.
Investasi ini kian menarik mengingat Google sendiri yang melakukan investasi. Biasanya Google menggunakan anak perusahaannya, Google Ventures, untuk melakukan investasi seperti ini. Keputusan mengucurkan dana ke Go-Jek juga menandakan keseriusan Google menggarap pasar Indonesia, di luar produk utama yang mereka miliki saat ini.
Dengan investasi ini, valuasi Gojek diperkirakan menembus angka USD3 milyar. Angka ini memang masih kalah dari valuasi Grab yang kini berada di angka USD6 milyar, namun menunjukkan kiprah Gojek yang semakin diperhitungkan perusahaan global.
Hadirnya Google dan raksasa digital global ke pasar transportasi online di Asia Tenggara memang bukan tanpa alasan. Riset yang dilakukan Google menunjukkan, pasar transportasi online di kawasan ini pada tahun 2017 berada di angka USD5,1 milyar, dan akan menembus USD20,1 milyar di taun 2025 nanti. Angka fenomenal ini didorong jumlah penduduk di Asia Tenggara yang mencapai 600 juta orang serta kondisi transportasi umum yang masih tertinggal.
(wbs)