Palapa Ring Rampung, Ponsel 4G Lebih Murah
A
A
A
JAKARTA - Berbarengan dengan rampungnya infrastruktur telekomunikasi berupa satelit Palapa Ring akhir tahun ini, industri telepon seluler (ponsel) Tanah Air dipastikan semarak dengan kehadiran smartphone 4G murah. Paling tidak ada dua vendor lokal yang akan merilis ponsel 4G dengan banderol di kisaran Rp400.000-an.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, vendor lokal yang dimaksud adalah perusahaan yang berbasis di Kudus dan Semarang, Jawa Tengah. Menurutnya, kedua merek lokal tersebut akan merilis ponsel murah berteknologi 4G untuk menyambut era internet berkecepatan tinggi. Sebagai perbandingan, saat ini harga ponsel 4G di pasaran paling murah masih di atas Rp1 juta per unit.
"Nantinya dengan kehadiran Palapa Ring ini jaringan broadband kita menjadi lebih besar kapasitasnya sehingga kecepatan internet menjadi bertambah kencang," ujar Rudiantara kepada KORAN SINDO di kantornya, Jumat (5/1/2018).
Menurut dia, tahap pertama Palapa Ring Wilayah Barat ditargetkan bisa digunakan pada akhir kuartal I/2018. Menyusul kemudian wilayah tengah dan terakhir wilayah timur pada akhir tahun ini. Adapun keseluruhan operasional Palapa Ring akan dilakukan pada tahun depan setelah melewati berbagai tahapan uji coba.
"Infrastruktur telekomunikasi ini merupakan salah satu fokus pemerintah di tahun ini. Kita akan punya broadband yang fixed dan mobile, ini yang akan kita genjot pembangunannya agar semua daerah di Tanah Air terkoneksi," ujar pria yang akrab dengan panggilan Chief RA itu.
Dia menambahkan, realisasi proyek tersebut dihadapkan pada sejumlah tantangan. Di antaranya kondisi alam yang berupa pulau-pulau dan pegunungan. Dia mencontohkan, di Papua dan Papua Barat, ada sekitar 30 kabupaten yang sama sekali tidak ada jaringan broadband sehingga dimulai dari awal. Menurut Rudiantara, saat ini dari 514 kabupaten/kota yang ada di Indonesia, lebih dari separuhnya sudah dapat menjangkau 4G. Meski begitu, dia mengakui saat diluncurkan pertama kali tahun 2015, banyak orang yang skeptis.
"Tapi hasil kerja sama semua pihak, alhamdulillah kita bisa fokus di 4G. Ini akan kita selesaikan tahun 2019," tuturnya.
Mengenai tarif data internet, hal tersebut dipastikan harus lebih terjangkau setelah adanya Palapa Ring. Dia berharap, semua pelaku usaha diberi kesempatan yang sama untuk membangun di daerah. "Kalau tarif itu kan ada komponen biaya. Palapa Ring ini merupakan cara pemerintah memberikan insentif sehingga operator juga mau membangun di daerah. Sekarang kan yang di timur lebih mahal meski internetnya lemot," ujar dia.
Pengamat ekonomi digital dari Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengatakan, rencana penyelesaian pembangunan Palapa Ring di wilayah barat pada kuartal I/2018 tidak akan berpengaruh terlalu signifikan terhadap infrastruktur information and communications technology (ICT) di Tanah Air. "Dampaknya tidak terlalu besar. Yang akan berdampak itu di wilayah timur karena pembangunan Palapa Ring di Indonesia bagian barat dan tengah itu hanya tambahan saja," kata Heru, Jumat (5/1/2018) malam.
Menurut dia, untuk wilayah Indonesia bagian barat saat ini cukup padat pembangunan fiber optic-nya. Mulai dari wilayah Jabodetabek hingga ke Batam, sejumlah operator telekomunikasi telah lebih dulu membangun infrastruktur pendukungnya. Hal tersebut telah dilakukan oleh Telkom, Morotel, XL Axiata, dan beberapa perusahaan lain. "Sebenarnya yang penting itu memetakan pembangunan infrastruktur oleh operator, misalnya XL fokus di Indonesia barat, lalu Indosat di timur, Telkom di tengah. Pembagian ini menjadi lebih cepat," tegasnya.
Heru menjelaskan, pembangunan Palapa Ring termasuk lambat jika dibandingkan pembangunan infrastruktur di negara lain di ASEAN. Pasalnya proyek tersebut sudah dimulai sejak 2014 silam. Dia berharap pemerintah bisa menyelesaikan pembangunan keseluruhan Palapa Ring pada tahun ini. "Amat sangat terlambat jika itu selesai di 2019. Seharusnya pertengahan tahun ini bisa selesai, setelah itu baru coverage areanya diperluas hingga kecamatan atau perdesaan," urainya.
Sementara itu Ketua Mastel Institute Nonot Harsono mengatakan, pembangunan jaringan infrastruktur baik itu mobile broadband maupun fixed access perlu ditata ulang agar tidak terfokus di satu wilayah. "Pembangunan ribuan BTS untuk mobile broadband dengan pembangunan fixed access ke setiap rumah juga harus berjalan paralel, sekarang kan belum. Regulasi masih kurang menata jaringan kabel. Banyak pemain, tapi tidak tertata siapa bangun apa dan di mana," kata Nonot.
Menurut dia, pembangunan kedua jaringan infrastruktur tersebut perlu ditata agar terpadu dan saling mendukung pemerataan. Dengan demikian, jangan sampai di satu daerah infrastruktur jaringan berlebihan dan di daerah lain justru kurang.
Pabrikan Ponsel Siap
Kalangan produsen ponsel menyambut baik upaya pemerintah dalam mempercepat pembangunan proyek Palapa Ring di Indonesia. Infrastruktur tersebut dinilai akan turut mendorong meluasnya pangsa pasar produk telekomunikasi seperti ponsel. "Saya melihat apa pun kebijakan pemerintah, jika semakin stabil konektivitasnya, kita sebagai produsen pasti turut senang karena Indonesia cukup tertinggal dari negara lain. Banyak area yang masih blank spot sehingga jangkauan tidak full," ujar Direktur Marketing Advan Tjandra Lianto.
Adanya konektivitas yang stabil, menurut dia, akan mendorong industri perangkat komunikasi tumbuh lebih baik. Apalagi saat ini sebagian besar masyarakat menggunakan layanan data. ”Walau perangkatnya canggih, jika infrastrukturnya tidak mendukung, itu menjadi percuma," tegasnya.
Dia menambahkan, tahun ini Advan siap menerapkan platform anyar berupa sistem operasi dari Google, yakni Android Go. Tjandra mengaku telah melakukan penjajakan dengan Google untuk menerapkan Android Go. "Kami saat ini memang sedang menjajaki Android Go. Perusahaan sudah melakukan penjajakan dari tahun lalu sebenarnya, tapi masih melihat kesiapan komponen dan yang lainnya dulu," ungkap Tjandra.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, vendor lokal yang dimaksud adalah perusahaan yang berbasis di Kudus dan Semarang, Jawa Tengah. Menurutnya, kedua merek lokal tersebut akan merilis ponsel murah berteknologi 4G untuk menyambut era internet berkecepatan tinggi. Sebagai perbandingan, saat ini harga ponsel 4G di pasaran paling murah masih di atas Rp1 juta per unit.
"Nantinya dengan kehadiran Palapa Ring ini jaringan broadband kita menjadi lebih besar kapasitasnya sehingga kecepatan internet menjadi bertambah kencang," ujar Rudiantara kepada KORAN SINDO di kantornya, Jumat (5/1/2018).
Menurut dia, tahap pertama Palapa Ring Wilayah Barat ditargetkan bisa digunakan pada akhir kuartal I/2018. Menyusul kemudian wilayah tengah dan terakhir wilayah timur pada akhir tahun ini. Adapun keseluruhan operasional Palapa Ring akan dilakukan pada tahun depan setelah melewati berbagai tahapan uji coba.
"Infrastruktur telekomunikasi ini merupakan salah satu fokus pemerintah di tahun ini. Kita akan punya broadband yang fixed dan mobile, ini yang akan kita genjot pembangunannya agar semua daerah di Tanah Air terkoneksi," ujar pria yang akrab dengan panggilan Chief RA itu.
Dia menambahkan, realisasi proyek tersebut dihadapkan pada sejumlah tantangan. Di antaranya kondisi alam yang berupa pulau-pulau dan pegunungan. Dia mencontohkan, di Papua dan Papua Barat, ada sekitar 30 kabupaten yang sama sekali tidak ada jaringan broadband sehingga dimulai dari awal. Menurut Rudiantara, saat ini dari 514 kabupaten/kota yang ada di Indonesia, lebih dari separuhnya sudah dapat menjangkau 4G. Meski begitu, dia mengakui saat diluncurkan pertama kali tahun 2015, banyak orang yang skeptis.
"Tapi hasil kerja sama semua pihak, alhamdulillah kita bisa fokus di 4G. Ini akan kita selesaikan tahun 2019," tuturnya.
Mengenai tarif data internet, hal tersebut dipastikan harus lebih terjangkau setelah adanya Palapa Ring. Dia berharap, semua pelaku usaha diberi kesempatan yang sama untuk membangun di daerah. "Kalau tarif itu kan ada komponen biaya. Palapa Ring ini merupakan cara pemerintah memberikan insentif sehingga operator juga mau membangun di daerah. Sekarang kan yang di timur lebih mahal meski internetnya lemot," ujar dia.
Pengamat ekonomi digital dari Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengatakan, rencana penyelesaian pembangunan Palapa Ring di wilayah barat pada kuartal I/2018 tidak akan berpengaruh terlalu signifikan terhadap infrastruktur information and communications technology (ICT) di Tanah Air. "Dampaknya tidak terlalu besar. Yang akan berdampak itu di wilayah timur karena pembangunan Palapa Ring di Indonesia bagian barat dan tengah itu hanya tambahan saja," kata Heru, Jumat (5/1/2018) malam.
Menurut dia, untuk wilayah Indonesia bagian barat saat ini cukup padat pembangunan fiber optic-nya. Mulai dari wilayah Jabodetabek hingga ke Batam, sejumlah operator telekomunikasi telah lebih dulu membangun infrastruktur pendukungnya. Hal tersebut telah dilakukan oleh Telkom, Morotel, XL Axiata, dan beberapa perusahaan lain. "Sebenarnya yang penting itu memetakan pembangunan infrastruktur oleh operator, misalnya XL fokus di Indonesia barat, lalu Indosat di timur, Telkom di tengah. Pembagian ini menjadi lebih cepat," tegasnya.
Heru menjelaskan, pembangunan Palapa Ring termasuk lambat jika dibandingkan pembangunan infrastruktur di negara lain di ASEAN. Pasalnya proyek tersebut sudah dimulai sejak 2014 silam. Dia berharap pemerintah bisa menyelesaikan pembangunan keseluruhan Palapa Ring pada tahun ini. "Amat sangat terlambat jika itu selesai di 2019. Seharusnya pertengahan tahun ini bisa selesai, setelah itu baru coverage areanya diperluas hingga kecamatan atau perdesaan," urainya.
Sementara itu Ketua Mastel Institute Nonot Harsono mengatakan, pembangunan jaringan infrastruktur baik itu mobile broadband maupun fixed access perlu ditata ulang agar tidak terfokus di satu wilayah. "Pembangunan ribuan BTS untuk mobile broadband dengan pembangunan fixed access ke setiap rumah juga harus berjalan paralel, sekarang kan belum. Regulasi masih kurang menata jaringan kabel. Banyak pemain, tapi tidak tertata siapa bangun apa dan di mana," kata Nonot.
Menurut dia, pembangunan kedua jaringan infrastruktur tersebut perlu ditata agar terpadu dan saling mendukung pemerataan. Dengan demikian, jangan sampai di satu daerah infrastruktur jaringan berlebihan dan di daerah lain justru kurang.
Pabrikan Ponsel Siap
Kalangan produsen ponsel menyambut baik upaya pemerintah dalam mempercepat pembangunan proyek Palapa Ring di Indonesia. Infrastruktur tersebut dinilai akan turut mendorong meluasnya pangsa pasar produk telekomunikasi seperti ponsel. "Saya melihat apa pun kebijakan pemerintah, jika semakin stabil konektivitasnya, kita sebagai produsen pasti turut senang karena Indonesia cukup tertinggal dari negara lain. Banyak area yang masih blank spot sehingga jangkauan tidak full," ujar Direktur Marketing Advan Tjandra Lianto.
Adanya konektivitas yang stabil, menurut dia, akan mendorong industri perangkat komunikasi tumbuh lebih baik. Apalagi saat ini sebagian besar masyarakat menggunakan layanan data. ”Walau perangkatnya canggih, jika infrastrukturnya tidak mendukung, itu menjadi percuma," tegasnya.
Dia menambahkan, tahun ini Advan siap menerapkan platform anyar berupa sistem operasi dari Google, yakni Android Go. Tjandra mengaku telah melakukan penjajakan dengan Google untuk menerapkan Android Go. "Kami saat ini memang sedang menjajaki Android Go. Perusahaan sudah melakukan penjajakan dari tahun lalu sebenarnya, tapi masih melihat kesiapan komponen dan yang lainnya dulu," ungkap Tjandra.
(amm)