Jack Dorsey Memimpin Dua Perusahaan Raksasa

Selasa, 26 Desember 2017 - 18:30 WIB
Jack Dorsey Memimpin Dua Perusahaan Raksasa
Jack Dorsey Memimpin Dua Perusahaan Raksasa
A A A
BANYAK CEO yang mengaku kesulitan, bahkan tidak sanggup menjalankan satu perusahaan. Namun, dalam dua tahun terakhir, Jack Dorsey menjalankan dua perusahaan sekaligus. Keduanya sudah melantai di bursa saham.

Dorsey adalah CEO Twitter dan Square. Dua-duanya adalah perusahaan yang sangat populer di ranah industri teknologi dunia. Twitter, walaupun disebut mulai ditinggalkan penggunanya, masih tetap menjadi platform media sosial yang sangat penting dan digunakan banyak orang penting, Adapun Square adalah perusahaan platform pembayaran yang bisnisnya sekarang sedang bagus-bagusnya.

Menurut Dorsey, kedua perusahaan di bidang yang sangat berbeda itu masing-masing memiliki tantangan yang sangat unik. "Ketika mulai merintis, saya menyerap sebanyak mungkin informasi, lantas melakukan prioritas terhadap apa yang harus saya fokuskan," katanya ketika kembali menjadi CEO Twitter pada 2015. "Kedua perusahaan itu sekarang berada di fase yang sangat berbeda," katanya.

Square, menurut Dorsey, adalah perusahaan yang dia bangun sejak awal sehingga dia tahu benar setiap detail sistemnya. Sebaliknya, di Twitter, dia harus belajar ulang karena sempat absen beberapa lama. "Saya harus belajar mengapa saya membuat keputusan, apa alasan di baliknya, dan bagaimana keputusan itu bisa mengubah perusahaan," katanya kepada New York Times.

Twitter dan Square memang sama-sama memiliki kantor pusat di San Francisco dengan lokasi yang tidak berjauhan. Tetapi, Dorsey tetap ketat terhadap jadwalnya. Dia memulai paginya di Twitter dan sore di Square. Sejak 2015, Dorsey menghabiskan harinya mulai pukul 05.00-23.00.

Dorsey menyebut, ada dua hal yang penting baginya. Pertama, bukan mengukur berapa banyak waktu yang dia habiskan untuk suatu pekerjaan, melainkan bagaimana dia menghabiskan waktunya terhadap apa yang dia fokuskan. "Apakah kita sudah fokus pada hal yang penting?" katanya. Kedua, apakah dia sudah memiliki tim yang tepat untuk melakukan pekerjaan dan membuat keputusan sambil terus melaju ke depan. "Tim di Square sudah kami bangun sejak lama dan solid. Sedangkan di Twitter, kami harus melakukan penyesuaian ulang," katanya.

Ingin Twitter Eksis 10.000 Tahun

Dorsey lahir di St Louis, Missouri. Dia sudah menunjukkan ketertarikan di dunia teknologi sejak muda, diawali dengan membuat software penunjuk arah yang digunakan perusahaan taksi. Bahkan, ide Twitter berasal dari informasi singkat yang dia dengarkan dari radio yang digunakan kepolisian.

Kembalinya Dorsey ke Twitter acap dibanding-bandingkan dengan kembalinya Steve Jobs ke Apple pada 1990-an yang lantas membawa perusahaan tersebut menjadi sebesar sekarang. Saat Steve Jobs kembali menjadi CEO, bisnis Apple sedang kandas dan moral karyawan berada di titik terendah. Dorsey membentuk Twitter bersama Noah Glass, Biz Stone, dan Evan Williams. Namun, pada 2008 dia keluar dari Twitter setelah cekcok dengan Williams.

Selama keluar itu, dia lantas mendirikan Square. Dorsey kembali ke Twitter sebagai executive chairman pada 2011. Lalu, dia kembali diminta menjadi CEO setelah Dick Costolo turun dari jabatan tersebut. Di bawah kepemimpinan Dorsey, Twitter kembali tumbuh. Bahkan, kapitalisasi pasar dari Square baru-baru ini lebih besar daripada Twitter.

Menurut Forbes, kekayaan bersih Dorsey saat ini diperkirakan mencapai USD3 miliar. Bahkan, menjadi CEO dua perusahaan saja tidak cukup baginya. Dorsey memiliki ambisi menjadi Wali Kota New York City. Dia sangat aktif di politik, bertindak sebagai salah satu penyandang dana dari Partai Demokrat. Selain itu, Dorsey juga menjabat komisaris dari Disney dan Berggruen Governance Center, organisasi think tank terkait pemerintahan dan globalisasi.

Di Twitter, fokus Dorsey sekarang adalah meningkatkan keamanan platform tersebut terhadap pelecehan dan kekerasan. Di Square, Dorsey fokus mengembangkan sistem pembayaran tersebut lebih luas lagi, terutama pada sistem point of sale di berbagai ritel. Belum lama ini Square juga mengajukan izin sebagai bank sehingga dapat memberikan pinjaman kepada bisnis kecil/UKM.

Ditanya targetnya, Dorsey mengklaim bahwa Twitter akan terus eksis paling tidak selama 10.000 tahun lagi. Ini menegaskan fokus dan komitmennya terhadap perusahaan yang dia bidani sejak 2006. "Target saya adalah memastikan bahwa kami membangun perusahaan yang nantinya tetap eksis, walaupun saya sudah tidak ada," katanya. "Artinya, saya membangun sebuah struktur yang tetap akan bertahan tanpa ada saya. Saya harus melihat pemimpin yang akan menggantikan saya," tuturnya.

Ingin Lindungi Pengguna Twitter
Jack Dorsey menyebut bahwa perusahaan yang dia pimpin akan terus melakukan langkah agresif dengan membuat peraturan baru yang bertujuan melindungi pengguna mereka. Pada Oktober 2017, misalnya, Twitter mendapat seruan boikot dari kaum wanita. Sebab, Twitter mengunci sementara akun aktris Rose McGowan setelah dia berbicara tentang dugaan pelecehan seksual yang dilakukan produser film Hollywood Harvey Weinstein.

Dalam cuitannya, Dorsey meliat banyak suara yang diredam di Twitter setiap harinya. "Kami berupaya mengatasi hal ini sejak dua tahun terakhir. Karena itu, kami akan melakukan langkah lebih agresif dalam mene gakkan aturan baru. Aturan itu akan mengikat kegiatan seksual yang tidak diinginkan, nudisme, simbol kebencian, grup yang mendorong kekerasan, juga cuitan yang mengglorifikasi kekerasan," ucapnya.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8040 seconds (0.1#10.140)