Sampah Elektronik Sumber Emas dan Logam Berharga yang Diabaikan

Minggu, 17 Desember 2017 - 10:24 WIB
Sampah Elektronik Sumber...
Sampah Elektronik Sumber Emas dan Logam Berharga yang Diabaikan
A A A
PARIS - Sampah elektronik mencapai rekor 45 juta ton di penjuru dunia pada 2016. Sampah itu mengandung logam berharga yang disia-siakan, mulai dari emas dan tembaga.

Itu terjadi karena sampah elektronik mulai dari televisi, telepon seluler, dan produk lainnya tidak seluruhnya didaur ulang. Hasil studi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ini sangat mengejutkan. Naiknya pendapatan masyarakat dan turunnya harga-harga produk elektronik mulai dari panel surya hingga lemari es.

Kondisi itu membuat sampah elektronik semakin menggunung. Steker atau bateraisajasudah8% daritotal41jutaton sampah elektronik pada 2014.

“Bobot sampah elektronik pada 2016 diperkirakan sekitar 4.500 kali Menara Eiffel di Paris,” papar hasil studi gabungan UN University, International Telecommunication Union, dan International Solid Waste Association, dikutip Kantor Berita Reuters.

Bahan mentah sampah elektronik pada 2016 diperkirakan bernilai USD 64,6 miliar, termasuk logam berharga seperti emas, perak, tembaga, platinum, dan palladium. Sayangnya, hanya 8,9 juta ton dari sampah elektronik itu yang tercatat telah dikumpulkan dan didaur ulang pada 2016.

Sebagian besar sampah elektronik itu berakhir sebagai sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) meskipun proses daur ulang dapat memiliki nilai ekonomi yang besar. “Ini masih mengejutkan. Hanya 20% sampah elektronik yang dikumpulkan dan didaur ulang,” kata Ruediger Kuehr, Kepala Program Siklus Berkelanjutan UN University.

Secara keseluruhan, sampah elektronik akan mencapai 52,2 juta ton pada 2021. China menjadi sumber terbesar sampah elektronik sebesar 7,2 juta ton pada 2016, melebihi Amerika Serikat (AS). Laporan menyatakan, banyak orang membuang gadget lama karena ingin memiliki model terbaru atau biaya perbaikan lebih mahal dibandingkan membeli produk baru.

“Ada banyak debat dan kritik tentang semakin banyaknya masyarakat yang lebih suka membuang sebagai karakter dari konsumerisme dan tren membuang dan membeli yang baru daripada merawat dan memperbaiki,” ungkap laporan tersebut.

Kuehr menjelaskan, rendahnya tingkat pengumpulan dan daur ulang sampah elektronik sangat mengejut kan karena 67 negara atau sekitar dua per tiga populasi dunia memiliki aturan tentang pengolahan sampah elektronik. Australia dan Selandia Baru me miliki jumlah sampah elektronik ter tinggi sebanyak 17,3 kg perorang.

Meski demikian, hanya 6% yang dikumpulkan dan didaur ulang. Eropa memiliki tingkat pengumpulan sampah elektronik tertinggi sebesar 35%. Kuehr mendorong para konsumen untuk memiliki produk dengan kode dapat didaur ulang saat membeli pro duk.

“Saat musim belanja Natal, lebih banyak peralatan diproduksi dengan steker atau baterai sehingga sampah elektronik semakin menggunung,” tandasnya. (Syarifudin)
(nfl)
Berita Terkait
Berebut Superpower Sains
Berebut Superpower Sains
Jokowi Akui Infrastruktur...
Jokowi Akui Infrastruktur Kesehatan dan Pendidikan Buat Daya Saing Indonesia Lemah
Jaring Talenta Bidang...
Jaring Talenta Bidang Sains, Kemendikbud Gelar Kompetisi Sains Nasional 2020
Sains yang Nirmakna
Sains yang Nirmakna
Sains, Corona, dan Agama
Sains, Corona, dan Agama
Sains, Wabah dan Agama
Sains, Wabah dan Agama
Berita Terkini
Wikipedia Tawarkan Data...
Wikipedia Tawarkan Data ke Keggle untuk Melatih AI
4 jam yang lalu
China Negara Pertama...
China Negara Pertama yang Rutin Menggunakan Reaktor Nuklir Thorium
5 jam yang lalu
Daftar Kode Redeem FF...
Daftar Kode Redeem FF Free Fire Max Sabtu 10 April 2025, Klaim Sekarang!
17 jam yang lalu
Spesies Serangga Baru...
Spesies Serangga Baru Ditemukan, Dinamai Singapura
17 jam yang lalu
Ilmuwan China Bikin...
Ilmuwan China Bikin Memori Tercepat di Dunia Poxiao: Tembus 400 Pikodetik, Bikin AI Berpikir Secepat Manusia
21 jam yang lalu
NEC Raih Standar Emas...
NEC Raih Standar Emas Perlindungan Data, Jaga Keamanan Informasi dari Penjahat Siber
22 jam yang lalu
Infografis
5 Makanan yang Memicu...
5 Makanan yang Memicu Pikun, Bisa Mengakibatkan Kerusakan Otak
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved