Kongres AS Ikut Selidiki Kebocoran Data Pelanggan Uber
A
A
A
WASHINGTON - Anda diminta lebih waspada terhadap aplikasi yang meminta data diri sebagai syarat registernya. Hal ini menyusul kebocoran data pengguna aplikasi transportasi online, yakni Uber di Amerika Serikat (AS).
Laman engadget menginformasikan, lima negara bagian sudah menyelidiki pelanggaran Uber yang mengekspos data 57 juta penggunanya yang disembunyikan perusahaan selama satu tahun. Kini kasus tersebut merembet ke Kongres AS.
Lima Senator Demokrat dan Republik mengirim surat kepada Uber yang berisikan pertanyaan mengapa kebocoran itu tidak dinformasikan ke pelanggan lebih cepat. Empat anggota Republik yang dipimpin oleh John Thune (R-SD), yang memimpin Komite Pengawas Keamanan Teknologi, Telekomunikasi, Keuangan dan Data, mengirim surat ke Uber menanyakan kapan perusahaan tersebut menemukan data tersebut telah dicuri. (Baca juga: Uber Terpaksa Bayar Tebusan ke Hacker Karena Pencurian Data )
Sedangkan satu-satunya senator Demokrat, Mark Warner (D-VA) bertanya mengapa Uber tidak memiliki keamanan yang lebih baik sebelum serangan. Pertanyaan keduanya, mengapa sebelumnya tidak menginformasikan ke pengguna yang terkena dampak atas bocornya data tersebut.
Ketika dihubungi untuk dimintai komentar, juru bicara Uber mengatakan, "Kami menanggapi masalah ini dengan sangat serius dan dengan senang hati menjawab pertanyaan yang mungkin dimiliki oleh regulator. Kami berkomitmen mengubah cara kami menjalankan bisnis dan bekerja keras untuk mendapatkan kembali kepercayaan konsumen." (Baca juga: Aplikasi Mobile Ride-Sharing Jadi Sasaran Empuk Penjahat Siber )
Laman engadget menginformasikan, lima negara bagian sudah menyelidiki pelanggaran Uber yang mengekspos data 57 juta penggunanya yang disembunyikan perusahaan selama satu tahun. Kini kasus tersebut merembet ke Kongres AS.
Lima Senator Demokrat dan Republik mengirim surat kepada Uber yang berisikan pertanyaan mengapa kebocoran itu tidak dinformasikan ke pelanggan lebih cepat. Empat anggota Republik yang dipimpin oleh John Thune (R-SD), yang memimpin Komite Pengawas Keamanan Teknologi, Telekomunikasi, Keuangan dan Data, mengirim surat ke Uber menanyakan kapan perusahaan tersebut menemukan data tersebut telah dicuri. (Baca juga: Uber Terpaksa Bayar Tebusan ke Hacker Karena Pencurian Data )
Sedangkan satu-satunya senator Demokrat, Mark Warner (D-VA) bertanya mengapa Uber tidak memiliki keamanan yang lebih baik sebelum serangan. Pertanyaan keduanya, mengapa sebelumnya tidak menginformasikan ke pengguna yang terkena dampak atas bocornya data tersebut.
Ketika dihubungi untuk dimintai komentar, juru bicara Uber mengatakan, "Kami menanggapi masalah ini dengan sangat serius dan dengan senang hati menjawab pertanyaan yang mungkin dimiliki oleh regulator. Kami berkomitmen mengubah cara kami menjalankan bisnis dan bekerja keras untuk mendapatkan kembali kepercayaan konsumen." (Baca juga: Aplikasi Mobile Ride-Sharing Jadi Sasaran Empuk Penjahat Siber )
(mim)